Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami dan Wisnu berjuang mewujudkan mimpi mereka,tapi malang kecelakaan yang membuat Wisnu amnesia merubah segalanya. Awalnya Ami mencoba bertahan demi kesembuhan sang kekasih dan rencana yang telah dibuat,tapi karna pengusiran dari Wisnu membuat Ami mengalah dan memilih menjauh.
Beberapa tahun kemudian Ami secara tidak sengaja Ami dan Wisnu bertemu di kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan menerima cinta Wisnu atau sebaliknya? Bagaimana nasib Raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Matahari mulai beranjak malu - malu keluar dari keperaduanya. Malam yang gelap berganti terang benderang berkat sinar mentari. Hari ini mentari dengan gagahnya bersinar terik tanpa awan sebagai penghalang.
Pagi ini Ami berangkat lebih awal,ia tidak mau bertemu dengan Wisnu apalagi Nia istrinya. Ia takut melihat tatapan sinis Nia kepada dirinya dan satu lagi ia tidak mau cemburu melihat Nia yang terus menempel pada Wisnu.
Sesampai di sekolah Ami langsung menghilangkan untuk mengisi perutnya yang kosong. Ia harus mengisi tenaga untuk mengikuti pelajaran.
Ami tersenyum sendiri saat mengingat ulah Wisnu yang lancang menciumnya saat dikamar Diva kemaren malam. Padahal disana ada Diva yang tengah tidur.
"Dasar ga tau tempat asal cium aja."lirih Ami sambil tertawa kecil.
Sementara itu Wisnu terlihat gelisah saat tidak menemukan keberadaan gadis nakal yang berhasil memporak porandakan hatinya. Di telpon tidak di angkat,di wa ga dibalas.
"Ada apa dengan bocah nakal itu,pergi ga pamit ditelpon ga diangkat di wa juga ga dibalas sama sekali. "runtuk Wisnu gelisah.
Di kantor Wisnu tidak bisa konsentrasi bekerja,pikiran ya terus tertuju pada Ami.
"Gila itu bocah, kenapa aku tidak bisa meluapkan dia? ada apa dengan diriku?Apakah kau telah jatuh cinta?" gumam Wisnu.
Wisnu pulang setelah magrib karna ada pekerjaan yang mesti ia selesaikan. Iseng ia mampir ke taman kota. Karna hari ini malam minggu jadi pengunjung agak ramai dari biasanya.
Netranya menangkap gadis yang memenuhi kepalanya seharian ini. Gadis itu tengah nongkrong dengan beberapa orang lelaki. Wisnu merasa tidak rela melihatnya, ia tidak mau Ami berada diantara lelaki lain selain dirinya.
Wisnu menghubungi Ami melalui ponselnya. Ami merasa ponselnya bergetar mengangkat tanpa melihat nama yang tertera.
"Kamu sedang apa?" terdengar suara Wisnu di ujung telpon.
"Nongkrong bareng teman - teman aku,mas. Ada apa?" tanya Ami santai.
"Kamu ikut mas Wisnu sekarang,ga ada penolakan." perintah Wisnu yang tengah cemburu.
Ami celingukan mencari pujaan hatinya,dari kejauhan terlihat Wisnu berjalan ke arahnya dan beberapa temannya.
"Malam adik - adik,Kakak mau jemput Ami di suruh teman Ami adik kakak." ujar Wisnu ramah.
"Sorry lex,tom dan dik,aku duluan ya. Aku lupa sudah janjian sama Diva." Bohong Ami dan teman - temannya juga percaya kebohongan Ami sebab mereka tau kalau Diva memang teman Ami.
"Ga apa - apa,lain kali kita jalan lagi." ujar Tomy.
"Dah...." Ami meninggalkan teman - temannya mengikuti Wisnu menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari sana.
"Mas,kita mau kemana?"tanya Ami saat sudah berada didalam mobil Wisnu.
"Jalan - jalan. Sesuai janji mas yang kemaren." jawab Wisnu tersenyum penuh makna.
"Kemana?" tanya Ami kembali.
"Belum tau,enaknya kita kemana?" Wisnu balik bertanya.
"Mas Wisnu aneh deh. Ngajakin jalan tapi ga tau mau kemana. Kebiasaan " ujar Ami cemberut dan membaut Wisnu tertawa.
"Tadi itu siapa?" tanya Wisnu saat tawanya sudah berhenti.
"Teman - teman sekitar rumah." jawab Ami.
"Satu sekolah?" tanya Wisnu.
"Ga. Mereka semua beda sekolah denganku." jawab Ami.
"Ooh..." Wisnu manggut - manggut.
"Kenapa tadi mas Wisnu pakai bohong segala sih pada teman - temanku." tanya Ami.
"Kalau ga gitu gimana mas bisa bawa kami pergi dari mereka." jawab Wisnu sambil mencium tangan Ami lembut membaut Ami tersenyum malu.