Dara, Mengubah Takdir

Saat makan malam pun tiba,

Sebelum makanan disajikan di meja , terlebih dahulu Flinch meminta William untuk mencicipi.

"Bagaimana , enak kan ?" ucap Flinch antusias.

Dia sangat yakin masakannya sempurna, namun ekspresi William tidak berbohong. Dengan ekspresi tajam William berkata, "Enak bagimu, habiskan sendiri ! Aku dan Dara akan makan diluar saja sekalian mengantar tuan Walter."

"Lhoh~ tapi tuan muda, aku sudah berusaha yang terbaik. Haish~" Flinch merasa tidak adil karena harus menghabiskan sendiri masakannya, sementara semua orang makan enak di restoran.

INI TIDAK ADIILLL !!!!

Teriak Flinch bersamaan dengan deru mesin mobil yang meninggalkan villa.

Beberapa waktu kemudian, kini William, Dara dan Walter sudah berada di dalam Restoran untuk makan malam.

"Makanlah yang banyak agar tidurmu nanti nyenyak." kata William lembut kepada Dara.

"Hhmm iya~ ini enak. Kamu juga makan yang banyak ya, Ayah juga harus makan yang banyak. Jangan sampai sakit." kata Dara dengan tatapan sayu dan senyum manisnya.

Mereka bertiga makan dengan hangat, setelah itu melanjutkan perjalanan mengantar Walter sampai di sebuah tempat.

"Kenapa kita disini ?" tanya Dara heran karena bukan berhenti di depan rumah sang ayah melainkan disebuah basemen gedung.

"Kami tidak ingin ada yang curiga, benar kan tuan Walter ?" kata William.

"Benar sekali.."

Pada hari sebelumnya,

Tuan Walter mendapatkan kunjungan istimewa dan mendadak dari salah satu perwakilan anak perusahaan Gu. Utusan tersebut menyampaikan pesan dari sang CEO secara langsung dan berhasil membuat Walter penasaran hingga menurut i rencana utusan tersebut.

Walter membuat alasan sedang melakukan perjalanan bisnis bersama calon investor perusahaan keluarga Svaroski di luar kota.

"Aku ada urusan bisnis dengan calon investor dari anak perusahaan Gu. Mereka ingin menawarkan penanaman saham pada salah satu proyek dalam jumlah besar. Jangan mengkhawatirkan aku, sayang.." pamit Walter kepada Megan lewat sambungan seluler.

"Perusahaan Gu adalah raksasa bisnis tanah air yang mendunia, sayang.. Jangan sampai lolos ya. Kamu harus berhasil mendapatkan mereka, Semangat. I love you.." kata Megan senang.

Tuan Walter sendiri awalnya tidak percaya dengan penjelasan utusan tuan muda William , sesaat setelah mereka bertemu di lokasi villa.

"Sebenarnya selain penawaran kerja sama, ada hal lain yang jauh lebih penting. Namun ada baiknya kita menunggu tuan William tiba." kata utusan tersebut.

"Perusahaan Svaroski merasa terhormat jika bisa bekerja sama dengan anak perusahaan Gu. Baiklah, aku akan menunggu kedatangan sang CEO." ucap Walter hingga akhir nya bersedia menunggu di sebuah Villa bersama seorang pria nyentrik bernama Flinch.

Jika benar mereka mau menanamkan modal dan menjadi investor tetap ,maka aku yakin perusahaan Svaroski akan semakin cemerlang~ batin Walter.

......................

"Ayah pulang ya nak, jaga dirimu baik baik. " pamit walter kepada Dara.

"Ayah ingat ya, Setiap Megan memberikan teh, ayah harus minum pil penawar racun nya. Ayah harus jaga diri ya, Yah. Dara tidak mau kehilangan mu.."

"Ayah janji ,akan menjaga diri dengan baik , Dara. Nak William, aku titip putri kecilku, dia hartaku yang sangat berharga."

"Sure, aku akan menjaga Dara seperti menjaga nyawaku sendiri."

Setelah itu mereka berpisah. Walter terlebih dahulu meninggalkan basemen dengan mobilnya. Kemudian mobil William segera melaju menuju pulang ke rumah besar.

Setibanya di rumah besar, hari sudah begitu larut . Hampir tengah malam saat William dan Dara masuk ke dalam rumah besar.

"Aku akan langsung ke kamar, selamat istirahat tuan.." ucap Dara dengan rasa canggung.

"Ya, istirahat lah. Aku juga akan ke kamarku. " kata William dengan tatapan teduhnya.

Kenapa jadi canggung begini~

Mereka berpisah dan masuk ke dalam kamar masing masing. Setelah membersihkan diri, Dara menghubungi sahabat nya untuk menanyakan sesuatu.

Dalam sambungan seluler,

"Beritahu aku, bagaimana cara mengungkapkan rasa terima kasih pada tuan William !?"

"Kata terima kasih saja tidak cukup. Tuan William sudah mengeluarkan hartanya yang tak ternilai untuk membantu kamu, Dara. Jadi kamu harus lebih pandai berterima kasih."

"Aku tahu, seumur hidupku pun tidak akan sanggup membayar semua hutang budiku pada tuan William. Cyeril..berikan aku saran.."

"Tentu saja, sebagai seorang sahabat yang baik hati dan pengertian, aku akan memberikan saran terbaik untukmu.."

Dan pembicaraan dua sahabat itu pun berlangsung hampir satu jam. Setelah panggilan selesai, Dara tampak membuka lemari pakaian dan mencari jenis pakaian seperti yang disebutkan Cyeril.

"Kata Cyeril aku harus mengucapkan terima kasih dengan penampilan terbaik. Tapi apa Cyeril yakin William akan menyukainya ? Ahh~ ini terlalu berani !!"

Dara menemukan pakaian yang dimaksud dan langsung saja mencobanya di ruang walk in closet.

Glekk~

William yang sejak tadi sengaja menyalakan kamera tersembunyi di kamar Dara kesulitan menelan saliva nya.

"Gadis nakal~" William tidak berkedip saat melihat bagaimana Dara beberapa kali mencoba pakaian seksi yang sangat menonjolkan lekuk tubuhnya.

Sesuatu di dalam tubuh William terasa panas, padahal suhu kamarnya di setel sejuk. William menjadi gelisah karena Dara terus mempertunjukkan kemolekan tubuhnya.

Arrhhh~ aku ingin memakanmu, sekarang~