NovelToon NovelToon
Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Wasiat Cinta (Turun Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Cinta setelah menikah / Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Fajar Riyanti

Pertemuannya kembali dengan keluarga kandungnya membawa kehidupan baru bagi Luna. Dia harus menikah dengan kakak iparnya sendiri sesuai wasiat terakhir sang kakak sebelum meninggal.

"Lu-Luna... Belajarlah untuk mencintai kak Andra. Menikahlah dengannya, kakak mohon....."_ Aleena

"Tidak kak, aku tidak mau. Mana mungkin aku menikahi kakak iparku sendiri."_ Luna.

Pernikahan yang terjadi tanpa cinta itu apakah akan berlangsung lama, atau hanya akan bertahan seumur jagung saja?

"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena dihati aku, sekalipun kamu adalah adik kandungnya."_ Raffandra.

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Dan jangan lupa masukkan sebagai favorit, beri like, vote, hadiah dan bintang 5 nya. Terimakasih 🙏🥰



💖💖💖💖💖

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : WCTR

Beberapa kendaraan nampak berlalu-lalang. Namun ada sebuah mobil BMW berwarna hitam yang sedang melaju kencang ke arah Luna. Hingga Marvel yang menyadarinya langsung berteriak.

"Luna...!!"

Marvel ingin berlari ke arah Luna, namun seseorang lebih dulu menarik tangan Luna dari arah belakang hingga mereka berdua terjatuh diatas aspal. Rupanya orang itu adalah Hansen. Dia baru saja sampai dan melihat Luna yang sedang menyeberang jalan.

Hansen segera bangun saat melihat Luna terbaring lemah disampingnya. Beberapa orang datang menghampiri mereka berdua termasuk Marvel.

"Luna!" Marvel ikut berjongkok dengan satu kaki disamping Hansen yang sedang mencoba mendudukkan Luna. Kedua pria itu nampak begitu cemas dan panik.

"Nona Luna pingsan, sebaiknya kita bawa kerumah sakit sekarang." ucap Hansen yang dijawab anggukan oleh Marvel.

"Siapkan mobil, biar aku yang mengangkatnya." perintah Marvel. Kemudian dia mengambil alih pegangan pada Luna dan segera mengangkat tubuh gadis itu dalam gendongannya.

Tak ingin membuang-buang waktu dan takut istri tuan mudanya kenapa-kenapa, Hansen segera mengambil mobilnya yang dia parkiran tidak jauh dari sana. Tuan mudanya pasti akan sangat marah besar jika sesuatu sampai terjadi pada istrinya itu.

...🍂🍂🍂🍂🍂...

Saat ini Andra dan papanya sedang bertemu dengan Tuan Darwis disebuah cafe. Mereka sedang membicarakan kerjasama perusahaan mereka.

Sesekali Tuan Darwis melemparkan sebuah lelucon hingga membuat Tuan Antonio tertawa. Namun, berbeda dengan Andra yang sedang duduk tenang dengan ponsel ditangannya.

"Tuan Antonio, aku sangat menyukai putramu ini. Selain tampan, Rafandra sangat pandai dalam berbisnis. Bagaimana jika kita memperkuat kerjasama kita ini dengan tali kekeluargaan." Tuan Darwis menatap ke arah Andra yang duduk di sebelah Tuan Antonio.

Andra memang sedang menunggu pesan dari Hansen. Karena sejak tadi asistennya itu belum memberikan kabar apapun tentang Luna. Andra hanya ingin memastikan Luna sudah sampai di rumah dengan selamat.

"Saya tidak mengerti, apa maksudmu, Tuan Darwis?" tanya Tuan Antonio berpura-pura tidak paham. Sebenarnya Tuan Antonio tau jika Tuan Darwis begitu tertarik dengan putranya.

"Sebelumnya saya meminta maaf, tapi saya dengar putramu ini sudah menjadi seorang duda. Aku memiliki seorang putri yang sangat cantik, bagaimana kalau kita menjodohkan mereka?"

Andra segera beralih dari layar ponselnya dan menatap Tuan Darwis.

"Mohon maaf, Tuan Darwis. Saat ini saya sudah memilih seorang istri. Dan saya sangat mencintai istri saya. Saya harap kita tetap bisa bekerjasama tanpa melibatkan urusan pribadi." Andra berbicara dengan sangat sopan, membuat Tuan Darwis semakin kagum.

Asisten Tuan Darwis yang sejak tadi memang berdiri dibelakang Tuan Darwis segera menunjukkan ponselnya pada Tuan Darwis. Dia memperlihatkan foto Andra dan Luna yang ada di media sosial.

Tuan Darwis nampak mengangguk-anggukkan kepalanya. "Sayang sekali, padahal aku sangat menyukaimu, Rafandra Harrison. Aku berharap kamu bisa bersanding dengan putriku."

Andra hanya menanggapi ucapan Tuan Darwis dengan senyuman. Dia tidak ingin memperpanjang percakapan mereka karena dia merasa tidak tertarik dengan keinginan Tuan Darwis.

Drdrdttt... Drdrdttt....

Andra menatap layar ponselnya, rupanya ada panggilan masuk dari Hansen disana. Dia segera berpamitan pada Tuan Darwis dan papanya untuk mengangkat telefonnya.

"Permisi, Tuan Darwis. Saya harus mengangkat telefon dulu." ucap Andra yang dijawab anggukan oleh Tuan Darwis.

Andra segera berjalan menjauh dari tempat papanya dan Tuan Darwis sedang duduk. Dia mengangkat telefon dari Hansen.

"Ya, Hansen. Apa istriku sudah pulang kerumah?" tanya Andra.

"Maaf, Tuan muda. Tapi nona Luna...."

Andra segera memotong ucapan Hansen. "Ada apa dengan Luna?"

"Nona Luna hampir saja ketabrak mobil tadi. Sekarang kami sedang ada di rumah sakit. Dan disini juga ada Tuan muda Marvel."

"Marvel? Lalu bagaimana kondisi Luna sekarang?" Andra nampak khawatir.

"Nona Luna tidak mengalami luka yang serius. Nona hanya kaget saja hingga Nona sampai pingsan." jawab Hansen.

"Kirim alamat rumah sakitnya. Aku akan kesana sekarang!''

Setelah panggilan telefon terputus, Andra kembali duduk di kursinya kembali. Duduk disamping Tuan Antonio.

"Tuan Darwis, saya mohon maaf. Sepertinya saya harus pergi sekarang. Ada hal penting yang harus saya urus." ucap Andra.

Tuan Darwis menganggukkan kepalanya, "Baiklah, silahkan."

Andra menoleh ke arah papanya. "Andra pergi dulu, Pa. Andra harus menemui Luna sekarang."

"Ya, sudah. Hati-hati."

Andra segera pergi meninggalkan cafe itu. Dia meminta supir untuk mengatakannya ke rumah sakit lebih dulu. Sementara Tuan Antonio dan Tuan Darwis melanjutkan percakapan mereka kembali setelah kepergian Andra.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Beruntung Luna tidak mengalami luka yang serius. Dia hanya mengalami lecet-lecet saja sedikit ditangan dan kakinya. Mungkin karena kaget dan syok sehingga tadi Luna sempat pingsan.

Kebetulan Adrian adalah Dokter yang sedang memeriksa Luna sekarang. Hingga gadis itu tidak berkedip sedikitpun memandangi wajah Dokter Adrian. Marvel yang ada diruangan itu pun merasa aneh dengan sikap Luna. Begitupun dengan Adrian yang merasa risih karena terus ditatap oleh Luna.

Luna segera bangun dari atas brankar untuk duduk. Dia kembali menatap Adrian, banyak hal yang ingin dia tanyakan pada pria itu. Namun dia tidak mungkin langsung bertanya karena ada Marvel disana.

"Dokter Adrian, apa matanya bermasalah gara-gara terjatuh tadi?" tanya Marvel pada Andrian.

"Tidak, tidak ada luka yang serius. Dia bisa langsung dibawa pulang." jawab Adrian.

Kemudian Marvel menatap Luna, "Luna, ayo kita pulang sekarang. Kamu sudah dengar bukan apa yang tadi Dokter Adrian bilang?"

Luna sedikit terkejut saat Marvel menyebut namanya, karena tadi dia memang sedang melamun.

"Aduh kak Marvel. Kakiku sakit sekali. Bisakah kakak mengambilkan kursi roda untukku? Sepertinya aku mengalami patah tulang." Luna memegangi kakinya dengan wajah meringis kesakitan. Seolah-olah kakinya benar-benar sakit, padahal dia hanya berpura-pura saja.

Marvel menghembuskan nafas kasar sambil berkacak pinggang. "Patah tulang apanya, Lun? Kamu tidak dengar tadi Dokter Adrian bilang apa? Kamu hanya lecet doang."

"Dokter mana tau, dia hanya memeriksa luarnya saja. Yang sakit kan dalamnya." Luna membela diri.

"Ya sudah sini biar aku yang memeriksa dalamnya!" Marvel berjalan mendekat ke arah Luna, namun Luna langsung menunjukkan lima jarinya pada Marvel.

"Stop!! Dasar otak mesum! Jangan berani menyentuhku! Cepat ambilkan aku kursi roda." ucap Luna sedikit berteriak.

Adrian yang mengira mereka adalah sepasang kekasih pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan pasangan itu.

Marvel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Iya-iya. Tunggu disini, aku akan ambil kursi roda dulu"

Dan Marvel pun segera pergi meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Luna dan Adrian berdua. Adrian yang merasa tugasnya sudah selesai pun ingin keluar dari ruangan itu.

"Dokter Adrian!" Luna segera bangun dari duduknya, dia berjalan mendekati Adrian yang saat ini sedang berdiri memunggunginya.

"Anda pasti masih mengingatku bukan? Waktu itu kita pernah bertemu ditaman. Aku adalah Luna Adelia Clarissa, adik kandung dari Aleena Anindita." ucap Luna.

Adrian membalikkan badannya untuk menatap Luna. "Sudah aku bilang jika aku tidak mengenal kamu maupun Aleena. Jadi jangan bertanya lagi padaku."

"Tidak mengenal? Aku melihat foto-foto mesramu dengan kakakku. Bagaimana mungkin kamu tidak mengenalnya? Dokter Adrian aku..."

Adrian segera memotong ucapan Luna. "Maaf, tolong jangan bahas tentang Aleena lagi padaku. Sekali lagi aku tegaskan jika aku tidak pernah memiliki hubungan apapun dengannya!"

Adrian ingin segera pergi, namun Luna menahan lengannya.

"Rafandra Harrison, sekarang dia adalah suamiku." ucap Luna membuat Adrian menatap kaget pada gadis itu. Adrian sempat berfikir jika Luna adalah kekasih Marvel karena ini adalah kedua kalinya dia melihat Luna bersama dengan Marvel.

Luna mengangguk, "Ya, dia adalah suamiku sekarang. Pernikahan kami terjadi atas keinginan terakhir kak Aleena."

Suasana hening menyelimuti ruangan itu. Cukup lama mereka saling terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Bahkan Luna mencoba untuk menahan tangisannya setiap mengingat mendiang kakaknya dan mengingat Andra yang belum mau membuka hati untuknya sampai saat ini.

Luna menarik nafas panjang. "Dokter Adrian, tolong katakan padaku, jika kamu dan kakakku, Aleena, tidak pernah memiliki hubungan spesial. Kakakku tidak pernah mengkhianati suaminya bukan?"

Luna kembali berkata-kata. "Aku rela mengorbankan perasaanku demi mencari sebuah kebenaran. Tidak peduli jika setelah ini, aku dan kak Andra akan berpisah. Jadi tolong jawab pertanyaanku, Dokter Adrian?"

Luna sudah menyiapkan hati dan mentalnya jika dia harus mendengar kebenaran dari Adrian. Kemungkinan pahitnya adalah Andra akan menceraikan dirinya jika mengetahui Aleena pernah berselingkuh dibelakang Andra dulu.

Sementara itu dibalik pintu, sejak tadi Andra sedang mendengarkan percakapan Luna dan Adrian didalam sana. Nampak Marvel datang menghampiri Andra dengan mendorong kursi roda.

"Ndra, kenapa kamu tidak ma...." Marvel tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat Andra menaruh jari telunjuknya dibibir, seolah meminta Marvel untuk tetap diam.

...⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️...

🧚 Mohon dukungannya berupa like, komen, vote dan hadiahnya. Terimakasih 🙏🥰

1
Lastri Naila
Luar biasa
Nurhayati Nia
seriusss bang Andra yakin ngk cemburuu apalagi kalau tau yang nelfon ntu sohib kamu si bbng marvell
Nurhayati Nia
jangan mudah terprovokasi bang babang nanti kamu akan menyesalll
Nurhayati Nia
ihhhhh kuemesss deh liat visual nyaaa 😍😍😍😍😍
Nurhayati Nia
ada tegang nya ada pingin ngakak nya si Hansen di kira mau di apa ini dia ama luna di suruh nungging ee ternyata mau naik ke. pohon luna nya
Nurhayati Nia
aku mampir thorr
Hilmiya Kasinji
bagus dit....harus teges kl.sama org yg bebal
Hilmiya Kasinji
Radit juga sebenernya pribadi yang baik ya
Hilmiya Kasinji
bagus Andra...
Hilmiya Kasinji
hmmm....
Hilmiya Kasinji
lek kyk gitu bukan papi hebat tapi papi jahat. hadewww
Hilmiya Kasinji
🤭🤭🤭
Hilmiya Kasinji
pak Darwis ini berarti orang bodoh n egois ya
Hilmiya Kasinji
Andra memang sip...harus tegas. karna kl dibiarin pasti ngulangin lagi kejahatannya
Hilmiya Kasinji
selalu mendukungmu kak....semangat berkarya kak 😘
Hilmiya Kasinji
Marvel PD nya over 😅
Hilmiya Kasinji
hmmm.....gak bisa koment,
Hilmiya Kasinji
selalu mendukungmu kak....tetap semangat
Hilmiya Kasinji
sebenernya gak selingkuh juga berarti ya....cuma salahnya ketemu gak ijin suaminya dulu
Hilmiya Kasinji
lanjut kak.....semangat terus, bintang 5 buat kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!