Gadis Rental Ceo Arogan

Tak berhenti Bima menyalahkan dirinya yang tak bisa menjaga hubungan pernikahan yang sangat singkat ini.

"Aaargh!" Pria itu mengerang kesal karena keadaan. Seharian itu, ia mencari Serena seperti orang gila. Mendatangi rumah pak RT dan juga rumah pak lurah untuk mendapatkan informasi kemana perginya gadis itu bersama dengan adik-adiknya tapi tak juga mendapatkan hasil.

Semuanya terasa sangat buntu. Tak ada petunjuk samasekali. Nomor handphone yang bisa ia hubungi pun tak ada, jadi lengkaplah sudah penderitaannya.

"Kita pulang sekarang ya pak, mungkin pak Juna tahu dimana keberadaan Serena saat ini," ucap Amar memberi usul.

Bima langsung mengangkat wajahnya kemudian menatap Amar serius.

"Ya. Aku yakin papa tahu banyak hal ini dan sengaja ingin mempermainkan aku. Baik, kita pulang sekarang."'

Amar pun menghidupkan mesin mobil yang baru saja berhenti untuk beristirahat. Ia melajukan kendaraan roda empat itu menuju ke rumah utama. Ia yakin Arjuna dan keluarganya sedang berada di rumah itu.

Tiba di rumah itu, Bima langsung disambut oleh Mayang yang sejak tadi sangat khawatir padanya pasalnya ini sudah sangat larut dan anak sulungnya itu baru saja pulang.

"Bersihkan dirimu dan istirahatlah," ucap wanita paruh baya itu.

"Gak ma. Aku gak bisa istirahat kalau papa tidak memberikan penjelasan padaku."

"Penjelasan apa? Sedari tadi kamu selalu meminta penjelasan." Arjuna yang baru keluar dari kamar langsung ikut bergabung di ruang keluarga itu.

"Papa tahu tentang Serena. Papa tahu kalau ia juga karyawan di perusahaan kita. Lalu kenapa papa gak bilang padaku?" balas Bima dengan emosi tertahan.

"Lah, memangnya kamu pernah bertanya heh? Kamu juga tak pernah cerita kalau istri kontrakmu itu adalah Serena putrinya sahabat papa."

"Karena papa juga tak pernah bertanya." Bima balik menyalahkan.

"Bim, yang sopan dong kalo bicara sama papa,' tegur Mayang seraya mendudukkan putranya di sebuah sofa.

"Pernikahan itu bukan permainan Bim. Itulah yang kamu dapatkan jika hal yang sangat sakral itu kamu niatkan hanya untuk taruhan," ucap Arjuna ikut mendudukkan dirinya di hadapan sang putra.

Bima hanya bisa menundukkan kepalanya menyesal. Ia menghela nafasnya berat. Menyesal ia tak pernah terbuka pada kedua orangtuanya.

Ya, betul kata orang bijak. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Dan sekarang ia berharap bisa memperbaiki semua kesalahannya. Dan ia juga ingin meminta papanya membantunya menemukan Serena.

"Serena papa bawa ke perusahaan untuk bekerja meskipun masih sebagai karyawan magang. Itu papa lakukan karena ingin ia jadi wanita yang mandiri dan kamu percaya diri menjadikannya istri."

Bima mengangkat wajahnya menatap sang papa.

"Tapi sayangnya, papa baru tahu hari ini kalau kamu ternyata telah memecatnya dengan sangat kejam."

Deg

Bima tertohok. Perasaan bersalah semakin datang mendera.

"Dan sialnya, kamu pun membawanya ke dalam masalahmu dengan Gilbert. Kamu menjadikannya sebagai alat taruhan dengannya. Kamu benar-benar tak punya perasaan Bim!" tatap Arjuna dengan rahang mengeras. Kali ini ia benar-benar sangat marah pada sang putra.

"Kamu melecehkan dan menyakiti putri sahabat papa!"

"Entah apa kata Baim kalau tahu hal ini. Papa malu!"

Bima menundukkan wajahnya semakin dalam. Ia salah dan bahkan siap untuk mendapatkan hukuman yang sangat berat sekarang ini.

"Apa papa dan mama mu pernah mengajarkan hal yang seperti ini heh?!" lanjut Arjuna mengeluarkan semua kemarahannya.

"Wanita dalam keluarga kita sangat istimewa. Tak ada yang boleh menyakiti mereka.Tapi apa yang kamu lakukan Bim. Itu sungguh mencoreng nama baik keluarga kita."

Bima semakin dalam menyesali perbuatannya. Ia tak bisa menjawab. Ia memang salah karena sejak awal ingin menentang kedua orangtuanya soal perjodohan itu. Dan sekarang inilah hukuman yang ia dapatkan. Ia seperti mendapatkan sebuah karma.

"Bertanggung jawablah kamu sama Serena atau kami coret dari kartu keluarga!" ancam Arjuna tegas.

"Mas?!" Mayang langsung kaget mendengar ancaman yang sangat kejam dari suaminya itu begitupun dengan Bima.

"Maafkan aku May, tapi sungguh, aku sangat malu sama almarhum Baim sayang. Aku pikir keluarga kita bisa menjaga anak-anaknya tapi apa? Putraku sendiri yang membuat mereka menderita!" ucap Arjuna dengan dada sesak karena marah.

"Iya mas, aku juga ngerti kok. Insyaallah mama yakin Bima pasti bertanggungjawab. Iyya 'kan nak?" ucap Mayang berusaha menenangkan dua pria yang sedang panas-panasan itu.

"Ya sudah. Kamu tidur sekarang, besok, papa sudah mau mendengar berita baik," ucap Arjuna kemudian meraih tangan Mayang untuk ikut dengannya.

"Kamu kok gak bilang mas, kalau Serena sebenarnya adalah karyawan di perusahaan kita?" tanya Mayang saat mereka berdua sudah bersiap untuk tidur.

"Makanya itu, aku kirim Bima jadi CEO menggantikan aku sayang. Aku ingin mereka bisa saling mengenal agar mereka tidak shock saat waktu pernikahan mereka tiba."

"Tapi mas, kenyataannya mereka berdua menjalani hubungan dengan jalur yang lain."

"Ya, begitulah Tuhan mengatur. Sekarang tidurlah, semoga dengan begini, Bima bisa jadi lebih dewasa."

"Iya mas, tapi aku kasihan padanya. Bima juga sepertinya sudah mulai cinta pada Serena. Dia nampak sangat terpukul dengan kejadian ini."

"Gak apa-apa. Anak laki-laki memang harus dapat kejut jantung seperti ini agar bisa lebih kuat dan bertanggungjawab."

"Tapi mas..."

Arjuna tersenyum kemudian meraih Mayang kedalam pelukannya.

"Tidurlah. Semua akan baik-baik saja," bisik pria itu seraya mengecup kening Mayang.

"Mas..."

"Humm..."

"Kamu tidak sedang menyembunyikan Serena 'kan mas?" tanya Mayang dengan tangan mengelus lembut dada bidang suaminya. Arjuna tidak ingin menjawab dan lebih ingin menikmati sentuhan lembut istrinya.

"Mas, katakan. Apakah kepergian Serena juga rencanamu?" tanya Mayang lagi.

Arjuna lagi-lagi tak menjawab tapi malah membawa tangan Mayang ke bagian bawahnya yang sudah mulai berdiri dan mengeras hanya karena sentuhan sang istri.

"Katakan mas," bisik Mayang dengan tangan mulai bergerak lembut dari bawah ke atas sampai membuat Arjuna kehilangan setengah akalnya.

"Ughhhh May, aku suka itu sayang," erangnya nikmat.

"Katakan mas, kasihan Bima," ucap Mayang tanpa menghentikan aksinya dibawah sana.

Arjuna tak menjawab. Ia benar-benar sedang dibawa terbang oleh istrinya tercinta. Libidonya terbakar dan tak bisa lagi ia tahan.

"Mas...Awwww!"

Mayang terpekik kaget karena Arjuna langsung mengganti posisi mereka dan berakhir menindih tubuhnya.

"Aku menginginkanmu May, tongkatku ingin nancap sekarang sayang," bisik Arjuna tak tahan.

"Katakan dulu dimana Serena mas..."

🌺🌹🌺

*Tobe Continued.

Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?