NovelToon NovelToon
Slice Of Life

Slice Of Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Persahabatan / Slice of Life
Popularitas:186.8k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Slice Of Life berkisah tentang sepotong kehidupan yang dialami oleh tiga orang perempuan yang berbeda usianya serta dunianya.

Mereka lalu bertemu tanpa sengaja di sebuah aplikasi pertemanan karena suatu postingan viral di media sosial.

Menjadikan ketiganya lalu menjalin sebuah persahabatan yang unik.

Apakah mereka akan sanggup terus mempertahankan persahabatan mereka dengan problema serta konflik yang mereka hadapi masing-masing ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Slice Of Life Rose Yan

Terdengar suara pintu dibanting keras dari dalam rumah.

BRAK... !!!

Disusul suara jerit tangis yang memecah kesunyian.

Tampak seorang perempuan membungkuk telungkup di atas karpet dengan uang berserakan di sekitarnya.

Perempuan itu menangis sekencang-kencangnya dengan rambut acak-acakan.

"Hoaaahhh... ! Hoaaahhh... ! Hoaaahhh... !" tangisnya seraya menahan emosinya.

Dua tangannya mengepal kuat hingga memucat ketika kuku-kuku jarinya yang panjang mengenai telapak tangannya.

"Kenapa kau sangat kejam, Wang Xuemin !!!" pekik perempuan itu menangis sejadi-jadinya dengan tubuh masih menelungkup ke bawah.

Perempuan itu menjerit pilu saat meluapkan kesedihannya yang mendalam.

"Kau sungguh tega meninggalkanku sendirian dengan pergi bersama wanita itu !!!" pekiknya menyayat hati.

Rose Yan menggenggam erat foto bergambar seorang pria yang sedang bersanding mesra dengan wanita cantik nan seksi.

Tangan Rose Yan bergetar hebat sedangkan wajahnya terus menghadap ke bawah dengan berurai air mata.

"Kenapa kau tega meninggalkanku dengan anak yang masih kecil, apa yang harus kulakukan untuk membesarkannya sendirian, Wang Xuemin ?!" ratap Rose Yan.

Rose Yan masih duduk menelungkup dengan isak tangisannya yang menyayat hati.

Suaranya terdengar lirih ketika dia menangisi nasib hidupnya, sepeninggal suaminya yang memilih menikah lagi dengan wanita lain.

Air mata terus membasahi wajah cantiknya yang tak terurus.

"Hoaaahhhh... ! Hoaaaahhh... ! Hoaaaahhh... !"

Suara jeritan tangis Rose Yan terus menggema di ruangan sepi.

Tubuhnya yang langsing terlihat masih menelungkup ke bawah dengan terus-menerus menangis tiada hentinya.

Tiba-tiba pintu ruangan yang memisahkan dengan ruangan lainnya terbuka lebar.

Muncul seorang anak laki-laki berusia dua tahun berdiri di dekat pintu sambil menggosok kedua matanya.

Anak laki-laki itu lalu bergumam pelan memanggil mamanya dengan menguap lebar.

"Mama...", panggilnya.

Rose Yan tersentak kaget lalu terburu-buru menyeka lembut wajahnya yang basah oleh linangan air mata.

"Gou Wang !" sahut Rose Yan segera berbalik menghadap ke arah anak laki-laki berusia dua tahun.

Rose Yan mendekat cepat ke arah Gou Wang dengan agak menyeret tubuhnya lalu dia mendekap erat tubuh anaknya.

"Gou Wang ! Putraku...", ucap Rose Yan menahan tangisannya.

"Mama, kenapa mama menangis ? Aku tidak bisa tidur karena mendengar suara mama menangis", sahut Gou Wang.

"Mmm... ?!" gumam lirih Rose Yan.

Rose Yan menggigit bibirnya agar tidak menangis, dipeluknya erat-erat putranya dengan hati perih.

"Gou Wang...", ucapnya berusaha menahan isak tangisnya.

"Mama...", sahut anak kecil itu tak mengerti dengan yang terjadi pada mamanya sehingga mamanya menangis, dia hanya bisa diam.

Gou Wang merasakan tubuh mamanya bergetar pelan, terdengar isakan tangis mamanya yang tertahan lirih saat Rose Yan mendekapnya kuat.

Anak laki-laki itu hanya mampu menepuk pelan punggung mamanya, seakan-akan berusaha meredakan kesedihan hati mamanya.

"Gou Wang...", ucap Rose Yan.

Rose Yan tak sanggup lagi menahan kepedihan hatinya, dia menangis sejadi-jadinya sambil memeluk Gou Wang, putranya.

Malam ini, suasana menjadi penuh kesedihan, tak ada lagi keceriaan yang memenuhi ruangan di sudut rumah Rose Yan.

Waktu dihabiskan oleh Rose Yan hanya dengan menangis sedih sambil memeluk tubuh anak laki-lakinya yang masih berusia dua tahun di sebuah ruangan rumahnya yang tampak sepi.

Entah, apa yang akan Rose Yan lakukan nanti seusai malam menyedihkan ini.

Bagaimana dia nanti akan menghadapi dunianya yang telah hancur berkeping-keping karena pengkhianatan cinta oleh suaminya, Wang Xuemin dengan seorang wanita lain.

Hari berganti pagi, Rose Yan terdiam berbaring disisi Gou Wang, anak laki-lakinya yang masih tertidur lelap.

Pandangan mata Rose Yan terlihat kosong saat menerawang jauh ke atas ruangan kamarnya.

Kedua matanya sembab dan hampir tidak bisa dia buka karena bengkak.

Suhu panas mulai dia rasakan mengalir di tubuhnya, Rose Yan jatuh demam dan kepalanya terasa pusing.

"Wang Xuemin...", gumam Rose Yan.

Rose Yan menatap langit-langit kamarnya dengan hati tersayat sembilu.

"Sungguh sialan kau !!!" teriak Rose Yan penuh emosi.

Tiba-tiba Rose Yan bangkit dari tempat tidurnya lalu berdiri cepat seraya melangkah menghampiri cermin.

"Aku akan membalasmu, Wang Xuemin !!!" ucap Rose Yan menggertak marah.

Anak laki-lakinya langsung terbangun kaget ketika mendengar suara jeritan Rose Yan di pagi hari.

Gou Wang duduk sambil berkata pada mamanya.

"Mama, kenapa marah-marah sendirian ?" tanya Gou Wang lugu.

Rose Yan segera memalingkan mukanya ke arah Gou Wang lalu menjawab ucapan anak laki-lakinya itu dengan suara lembut.

"Tidak apa-apa, Gou Wang. Jangan dipikirkan lagi tentang mama, sekarang bersiaplah mandi karena mama akan mengantarmu ke sekolah", sahut Rose Yan.

"Iya, mama...", ucap Gou Wang lalu turun dari atas tempat tidurnya.

"Pelan-pelan dan lihatlah langkah kakimu, sayang", kata Rose kepada putranya dengan penuh perhatian.

"Mama, apa papa tidak pulang ke rumah ?" tanya Gou Wang tiba-tiba menanyakan tentang papanya.

Rose Yan terkesiap diam, hanya berdiri sambil menatap sendu ke arah cermin di depannya.

Tidak tahu harus berkata apa untuk menjelaskan pada anak laki-lakinya tentang papanya yang pergi bersama wanita lain dan meninggalkan rumah mereka.

Rose Yan sendiri tidak tahu akan nasib rumah tangganya kelak, apakah pernikahannya ini akan tetap bertahan atau berakhir di meja hijau.

Mendadak tubuh Rose Yan menggigil hebat sedangkan wajahnya berubah memucat.

Awalnya suhu tubuh Rose Yan naik dan panas sekarang berubah dingin seperti membeku.

"Mama tidak tahu, apa papamu akan pulang atau tidak karena dia hanya meninggalkan uang untuk kita", sahut Rose Yan.

Gou Wang terdiam ketika mamanya menjawab pertanyaannya, anak kecil berusia dua tahun itu tidak mengerti apapun masalah yang sedang terjadi diantara kedua orangtuanya. Dan yang bisa dia lakukan hanya menggosok kedua matanya yang masih mengantuk.

"Saatnya mandi sekarang, Gou Wang", ucap Rose Yan sambil membimbing putranya keluar kamar.

"Ya, mama", sahut Gou wang menurut.

"Nanti mama akan membelikanmu kue kesukaanmu sepulang sekolah, kau pasti suka", kata Rose Yan yang berusaha menghibur hati putranya.

"Aku mau kue coklat, mama !" sahut Gou Wang.

"Ya, baiklah, mama akan membelikanmu kue coklat", ucap Rose Yan yang mencoba tersenyum.

"Yaaaay... !" seru Gou Wang senang.

Rose Yan tertawa pelan seraya menuntun Gou Wang ke kamar mandi.

Seperti biasanya Rose Yan akan memandikan Gou Wang sebelum berangkat ke sekolah tapi kali ini berbeda situasinya karena biasanya tugas mengantar ke sekolah dikerjakan oleh Wang Xuemin setiap pagi.

Tugas Rose Yan menjadi bertambah sekarang karena dia harus juga mengantarkan Gou Wang berangkat ke sekolah.

Rose Yan segera menyelesaikan tugasnya menyiapkan keperluan sekolah Gou Wang setelah dia memandikan putranya, mulai dari mempersiapkannya sarapan, tas sekolahnya, memasak bekal sekolah hingga mengurus seragam anaknya itu.

Semua terpaksa Rose Yan kerjakan sendiri dan dia juga harus mengantar sendiri Gou Wang ke sekolah mulai dari sekarang.

Sesekali Rose Yan menarik nafas dalam-dalam serta menghela nafas panjang saat dia harus menghadapi problema rumah tanggannya ini yang tak tahu ujung pangkalnya nanti.

Rose Yan sesekali menatap ke arah anak laki-lakinya yang duduk di dekatnya.

Tampak raut wajah Gou Wang masih sangat polos, dan tidak seharusnya dia mengetahui masalah rumah tangga orang tuanya.

Rose Yan tak tega untuk mengatakan perihal Wang Xuemin pada Gou Wang karena dia tidak ingin putranya akan berubah sedih jika mendengar kelakuan papanya diluar sana bersama wanita lain.

1
Bouyan
👍👍👍
Anonymous
❤️❤️❤️❤️❤️
horse win
💕💕💕
Manno Riky
🎁🎁🎁🎁🎁🎁
stumble guy
💯
LoL öz
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Reny Rizky Aryati, SE.
☺️☺️☺️☺️
Anonymous
amazing story
Reny Rizky Aryati, SE.
👍👍👍👍👍👍
Reny Rizky Aryati, SE.
/Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Ok/
Reny Rizky Aryati, SE.
👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Reny Rizky Aryati, SE.
/Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Good/
Reny Rizky Aryati, SE.
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Hera Imoet
senangnya punya teman baru.. 😁🤭
Hera Imoet
engeh ga ya .. bukan nya pernah ketemu ya mereka... hehehehe lanjutttt 😘
Hera Imoet
gitulah laki2 egois.. merasa bisa mengurus anak... yakin bisa... meremehkan kekuatan perempuan yaa... the power of emak emak... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Hera Imoet
lanjutttt thoorrr cemungutzz yupzzz 😘
Reny Rizky Aryati, SE.: /Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Ok/
total 1 replies
Hera Imoet
lawan jc.. jangan pernah membiarkan pembulyan sedikitpun.. berikan efek jera pada mereka, secara kamu sama hak dengan mereka... lanjutttt thoorrr cemungutzz 😘
Hera Imoet
bagus ceritanya... dengan 3 pemeran utama dengan masing2 masalahnya namun bersahabat di dunia Maya sampai berkeinginan saling menguatkan semoga di kenyataannya jg yaa
Hera Imoet
semoga kamu kuat ya RY.. ada anakmu yg bisa menguatkan kamu... semangat... semangat juga buat author 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!