Menceritakan seorang gadis yang bernama Anna, putri dari pemilik perusahaan besar yang tiba-tiba hidupnya berubah drastis setelah orangtuanya mengalami kebangkrutan. Karna keadaan akhirnya Anna terpaksa harus menikah dengan laki-laki pilihan papanya yaitu asisten pribadinya. Awalnya mereka tidak saling mencintai, namun seiring berjalannya waktu rasa itu tumbuh perlahan.
Namun apa jadinya jika laki-laki yang telah di pilihkan papanya itu ternyata adalah anak dari lawan bisnis papanya sendiri yang telah menyebabkan perusahaan papanya bangkrut. Selama ini laki-laki itu menyembunyikan identitasnya karna suatu alasan. Mungkinkah hubungan mereka masih bisa bertahan?
Penasaran dengan ceritanya, baca yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natalia Okan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia yang hampir terungkap
Hai guys... makasih banyak ya krna kalian masih setia menunggu kelanjutan cerita ini. Ma'afkan author yg sudah mnghilang selama beberapa bulan ini, mudah2an ke depannya author bisa selalu up.. mohon dukungannya ya😘
****
Di kediaman Alfahri Sadiq.
Rumah megah dengan nuansa putih itu seakan menggema karna teriakan putri satu-satunya mereka, yaitu Elsa Sadiq. Tidak seperti biasanya pagi ini Elsa sengaja bangun pagi. Padahal biasanya dia akan bangun siang apalagi di hari libur.
"Pa... Papa..." teriak Elsa sambil berlari menuruni anak tangga.
"Ada apa sih sayang? kok pagi-pagi udah teriak-teriak aja.." ucap mama Mirna heran. Mama Mirna tampak sibuk menyiapkan sarapan bersama dua orang asisten rumah tangga lainnya.
"Papa mana ma...?" Elsa mengedarkan pandangannya mencari sosok sang papa.
"Papa lagi main golf sama om Ferdi di belakang.."
Ferdi adalah rekan bisnisnya Papa Fahri sekaligus ayah dari Hazel. Mereka memang sering bermain golf bersama di saat libur. Namun kali ini papa Fahri mengundangnya untuk bermain di rumahnya. Fahri memang mempunyai lapangan golf sendiri di pekarangan rumahnya yang luas.
"Samperin ah..." ucap Elsa semangat.
Belum sempat Elsa melangkahkan kakinya, papa Fahri tiba-tiba sudah muncul di dekat mereka.
"Eehh ini papanya udah datang. Udah siap pa mainnya..?" tanya Elsa senang.
Papa Fahri menarik kursi makan dan duduk di sana. "Umm.., tumben nih anak papa bangun pagi, biasanya hari libur bangunnya siang. Pasti ada maunya ni..." godanya.
"Iya pa, mama juga heran. Pagi-pagi si Elsa udah teriak-teriak aja nyari papa. Biasanya juga susah banget di bangunin buat sarapan bareng..." sahut mama Mirna.
Heee... Elsa cengengesan.
"Oh iya, mas Ferdi mana pa? kok nggak di ajak sarapan bareng..?" tanya mama Mirna setelah memastikan tak ada Ferdi yang ikut masuk bersama suaminya.
"Oohh Ferdi udah pulang ma. Ada telpon penting yang membuatnya harus segera pergi. Padahal tadi mainnya lagi seru-serunya..." wajah papa Fahri terlihat kecewa karna tadi belum merasa puas mainnya.
"Pantasan wajah papa murung gitu. Pasti tadi papa kalah kan mainnya...?" ejek Elsa.
"Mana pernah papa kalah, papa selalu menang dalam hal apapapun.." papa Fahri menyombongkan diri.
"Papa gitu lo..." Elsa ikut menyombongkan papanya. "Oh ya pa, Elsa mau nanya sesuatu nih ama papa..." wajah Elsa terlihat serius.
"Mau nanya apa sayang..?" Papa Fahri meraih gelas yang berisi kopi panas miliknya.
"Pa, apa papa punya anak selain Elsa..?" Elsa penuh selidik.
Uhuk...uhukk.. papa Fahri tiba-tiba tersedak.
"Panas ya pa...?" tanya Elsa khawatir.
"Kamu tu nanya apa sih sayang..? mana mungkin papa mempunyai anak selain kamu. Hanya kamu anak papa satu-satunya..."
"Kenapa Elsa tiba-tiba nanya tentang anak..?" gumam Fahri dalam hati.
Sementara mama Mirna juga ikut terkejut atas pertanyaan yang di lontarkan Elsa. Namun dia hanya diam tanpa menimpali.
"Abisnya tadi malam Elsa ketemu cowok yang mirip banget ama papa. Palingan umurnya lima atau enam tahun di atas Elsa. Elsa punya kok pa fotonya. Papa mau liat..?" Elsa langsung membuka layar ponselnya. "Nih..." Elsa memperlihatkan foto Rayyan.
Papa Fahri terlihat biasa-biasa aja, dan tidak terkejut sama sekali.
"Mirip kan pa...?"
"Sama sekali nggak mirip.." tegas Fahri.
"Yah... padahal Elsa dah berharap banget jika yang ada di foto itu benar-benar kakaknya Elsa..." Elsa menampilkan wajah kecewanya.
"Jangan mikir yang aneh-aneh. Mana mungkin laki-laki itu kakakmu. Udah papa mau ke ruang kerja dulu, ada pekerjaan mendesak yang harus papa selesaikan..." papa Fahri berdiri dari duduknya.
"Kita kan belum sarapan pa..."
"Papa sarapannya di ruang kerja aja.."
"Bik Nur, tolong bawakan sarapan saya ke atas ya..." titah Fahri.
"Baik tuan.."
Papa Fahri kemudian langsung menuju ruang kerjanya.
"Elsa juga nggak mau sarapan ah ma, masih ngantuk nih, mau lanjutin tidur..! hoooaaammmm..." Elsa melebarkan mulutnya.
Sementara mama Mirna tampak begitu kesal. Sia-sia perjuangannya yang sedari pagi menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya, namun tak tersentuh sama sekali. Mama Mirna pun akhirnya meninggalkan tempat itu dan menuju ke kamarnya.
'Apa benar mas Fahri mempunyai anak selain Elsa..? jika anak itu berusia lima atau enam tahun di atas Elsa, berarti sebelum menikahiku mas Fahri sudah menikah sebelumnya. Tapi kenapa mas Fahri tidak pernah cerita? jangan-jangan selama ini mas Fahri sudah membohongiku. Aku harus cari tau'
Mama Mirna kemudian membuka ponselnya dan langsung menghubungi seseorang.
"Cari tau tentang masalalu pak Fahri sedetail-detailnya. Beritahu saya secepatnya..!" tegas Mirna. Kemudian langsung menutup telponnya.
******
![Raised By the Whole Earth As a Paper Man [Interstellar]](https://cn-e-pic.mangatoon.mobi/internet-search/2514c9cf1a856ed2a8598b5da098df66.webp)
