Asmara di dua dimensi, ternyata benar adanya.
Bukti nyata yang di alami Widuri. Perempuan berusia 19 tahun itu mengalami rentetan keanehan setiap hari. Widuri kerap kali mendengar bisikan-bisikan masa depan yang tepat sesuai peristiwa yang terjadi di depan mata.
Mimpi berulang kali yang bertemu dengan pria tampan, membawanya ke tempat yang asing namun menenangkan. Widuri asyik dengan kesendiriannya, bahkan ia selalu menanti malam hari untuk segera tidur, agar bertemu dengan sosok pria yang ia anggap kekasihnya itu.
Puncaknya, 6 bulan berturut-turut, kejadian aneh makin menggila. Sang Nenek merasakan jika Widuri sedang tidak baik-baik saja. Wanita berusia lanjut itu membawa cucunya ke dukun, dan ternyata Widuri sudah ...
Ikuti kisah Widuri bersama sosok pria nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALNA SELVIATA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Ritual
Dua dokter muda yang menangani Widuri masuk lagi ruang ICU. Saat itu ada Welas dan Rubiah bergiliran menjaga keponakannya. Salah satu dokter wanita memeriksa keadaan Widuri, sedangkan dokter pria yang masih muda juga memeriksa kondisi perut Widuri.
"Dokter, bagaimana keadaan keponakan saya?" tanya Rabiah pada dokter pria.
Dokter itu tetap ingin menenangkan keluarga pasien. Dia tetap tersenyum dibalik maskernya.
"Butuh waktu, Bu. Pasien sedang berjuang untuk sembuh. Buktinya Widuri bertahan," jawabnya santai.
"Iya, Bu. Doakan saja. Widuri akan bangun, akan sembuh seperti sedia kala," ucap dokter perempuan menambahkan.
"Iya, dokter. Kami terus mendoakan, terima kasih Bu dokter, pak Dokter, sehat-sehat selalu," ucap Welas.
Dokter perempuan lebih dulu pamit, karen dia hanya dokter umum di rumah sakit itu, sedangkan dokter laki-laki tetap di ruangan ICU bersama dua orang perawat. Dia masih memeriksa kondisi perut Widuri, karena bergelar dokter spesialis obgyn.
"Sepertinya Widuri tidur dengan damai, lihat, dia tersenyum," ucap Rabiah yang memperhatikan wajah Widuri yang masih belum siuman juga.
"Mungkin dia sedang berjalan-jalan di taman, kata orang tua dulu-dulu," Welas menambahkan.
Dokter Ibrahim tersenyum memandangi wajah Widuri yang memang tersenyum. Walaupun sedang pucat, tali kecantikan Widuri tetap mempesona.
***
Arum mulai duduk bersemedi di dalam kamar putrinya. Aroma khas jin menguar di kamar Widuri. Sangat jelas, bagi dia yang memiliki ilmu ajian, dapat merasakan jejak-jejak jin yamg seringkali hadir di kamar putrinya.
"Pantas saja anak ini tidak tertarik dengan pria manusia. Jadi selama ini putriku menikahi jin. Widuri, kenapa kamu memutuskan hal seperti ini?" gumam Arum masih memejamkan matanya. Merasakan jejak aroma bangsa gaib yang begitu kuat.
Arum mulai membaca ajian memanggil Kailash. Di Alam jin Kailash mendengar suara Arum yang memanggilnya. Saat itu ia sedang menemani Widuri menidurkan ke empat anaknya. Kailash yang merasa terpanggil bergegas menaruh Sanjana di keranjang bayi. Ia mulai gelisah.
"Kamu kenapa?" tanya Widuri melihat gerak-gerik suaminya.
"Aku harus pergi dulu, jamu disini sama anak-anak, saya akan panggil Ina untuk menemani kamu," jawab Kailash.
Tanpa membuang waktu lama, Kailash langsung menghilang dari hadapan Widuri. Ketika perjalan menembus dimensi, ia harap-harap cemas. Kailash tahu, jika penyebab Arum memanggilnya karena perihal Widuri.
Kailash tiba di kamar Widuri, dia melihat Arum. sedang duduk bersemedi. Kailash sengaja belum bersuara karena ia sedang mengatur jawaban untuk mertuanya itu.
"Akhirnya kau datang juga Kailash," kata Arum yang sudah melihat penampakan Kailash berdiri tegak dihadapannya.
"Selamat malam Arum. Apa kabar? lama tidak berjumpa," sapanya.
Arum tersenyum. Wajah tampan jin nasab milik kakeknya memang tidak berubah. Hanya saja Kailash tetap bersikap dingin padanya.
"Aku sedang mencari dimana jiwa putriku berada. Dimanakah dia? apa kau tahu siapa jin yang telah menikahi putriku?" cecar Arum.
Kailash terdiam. Dia memilih duduk di depan Arum. Wajahnya terlihat tenang, tapi di dalam kepalanya ada bom yang serasa ingin meledak. Kailash takut dengan reaksi kemarahan Arum nantinya. Bagaimana pun Arum adalah tuannya saat ini.
"Kailash, usia mu memang jauh lebih tua, tapi saat ini aku yang merasa lebih tua, karena perawakan mu hampir seusia putriku. Walaupun kau tidak rela aku jadi tuan mu. Tolong, cari tahu diman putriku, jin siapa yang membawanya," pinta Arum.
Kailash bergeming. Dia bungkam dalam senyap nya malam. Dia juga tidak diperbolehkan bohong kepada tuannya. Sementara Arum gelisah.
"Kailash, apa kau tidak bisa membantuku? apa yang terjadi para Widuri, anakku? aku yakin, kau pasti tahu segala kondisi anak keturunan Ambo' ku," ujar Arum.
Kailash mengangguk. Hanya anggukan ia jawabkan. Pikirannya berkecamuk, ingin jujur tapi ia takut jika Arum memaksa Widuri kembali ke dunia manusia lalu mereka akan berpisah selamanya.
"Kailash! Aku bertanya dari tadi! Apakah putriku benar menikahi bangsa jin?"
Kailash mengangguk. "Iya, dia sudah menikah dengan bangsa jin."
Arum tak terkejut lagi. Sekalipun meminta jawaban, tapi keyakinannya sejak tadi membenarkan hal itu.
"Siapa bangsa jin itu? apakah jin itu jahat? apakah anakku di bawa dan tidak boleh kembali lagi? Kailash, bantu Widuri kembali, aku tidak mau anakku hidup selamanya di alam jin. Tolong," pinta Arum.
Kailash tak menanggapi. Namun, Arum tetaplah Arum yang mempunyai watak keras.
"Kailash! Tolong, ini perintah!"
"Aku mengenalnya. Widuri baik-baik saja di alam ku. Dia sudah melahirkan empat bayi."
Arum terkesiap. Dia tidak menduga jika putrinya sudah melahirkan anak jin. Arum menunduk, menitikkan air mata. Hal yang ia takuti kini menjadi kenyataan. Widuri lepas dari kontrolnya.
"Kenapa Widuri, kenapa memutuskan hal seperti ini," gumam Arum.
Kailash masih tak menanggapi. Dia melihat tuannya menangis, tapi Kailash juga tidak bisa menolak cinta, inilah buah dari cintanya yang begitu besar kepada Widuri.
"Siapa jin itu? panggilkan Kailash, aku ingin bicara dengannya, aku ingin tahu alasan mengapa dia menikahi putriku? pasti dia berniat jahat, bukankah begitu?"
Kailash menggeleng. "Tidak, Arum. Dia tidak ada niatan menyakiti Widuri. Justru dia sangat mencintai putrimu. Widuri baik-baik saja disana, dia bahagia merawat ke empat bayinya. Tenanglah .."
Arum tetap tidak bisa menerima. Dia tidak ingin Widuri berhubungan dengan dunia jin. Sekalipun Widuri telah memiliki anak dari dari suami jinnya.
"Tidak bisa. Tidak boleh! Putriku harus kembali. Putriku harus hidup normal sebagai manusia. Widuri bisa mendapatkan jodoh yang baik juga di dunia manusia. Dia cantik dan akan aku jodohkan dengan pria baik-baik."
Kailash mengepal kedua tangannya. Mendengar Arum berniat menjodohkan Widuri dengan pria lain membuat seketika ketakutan. Ia masih belum mau menerawang masa depan Widuri. Kailash takut menerima kenyataan jika memang hubungan pernikahannya akan berakhir sesuai masa tenggat takdir.
"Kailash, aku ini tuan mu! Seharusnya kau membantuku memulangkan Widuri. Minta pada suaminya untuk menceraikan batin Widuri. Bantu aku Kailash," ucap Arum memohon.
Bukan tanpa alasan, Arum ingin mengembalikan kehidupan normal putrinya, sebab menikahi jin dan berhubungan dengan dunia jin, Widuri akan sakit-sakitan, belum lagi jika nanti Widuri lebih nyaman di alam jin, lama-kelamaan raga Widuri akan gila di dunia manusia karena jiwanya di tarik ke alam jin untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
"Kailash tolong, panggilkan suami Widuri," pinta Arum untuk kesekian kalinya.
"Dia sudah ada disini, Arum."
Ibu Widuri itu mencari-cari kehadiran jin lain. Dia mengedarkan pandangan dan mengendus-endus, tapi tak ada satupun jin lain yang hadir selain Kailash.
"Mana Kailash? dia belum ada," Arum masih belum saja mengerti.
Kailash tak menanggapi. Sampai tiba dimana Arum tersadar dengan kisi-kisi yang berikan oleh Kailash.
"Kau? kau? ka-kau yang menikahi putriku?" tanya Arum yang masih tak percaya.
bisakah bahasanya di ganti ke bahasa nasional?
agar para pembc bisa menikmati nya