Shanum mendapat kabar bahwa ayahnya sakit. Demi menuruti permintaan sang ayah, ia pun harus rela menjalani perjodohan dengan seorang pria.
Siapa sangka pria yang dijodohkan dengan dirinya adalah Arga, mantan kekasih Shanum yang pernah menggores luka mendalam di masa silam. Membuat Shanum trauma untuk menjalin cinta lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Memilih Untuk Saling Mencintai
Shanum dan Arga benar-benar terkejut saat mendengar ucapan dari kedua orang tua mereka masing-masing. Entah bagaimana bisa, saat bunga-bunga cinta telah bermekaran justru mereka diminta untuk berpisah.
"Ce-cerai?!" tanya Arga yang kembali mengulang kata yang ia dengar. Seakan tak percaya dengan apa yang ditangkap oleh indera pendengarannya.
"Iya cerai. Sebaiknya seperti itu saja dari pada kalian menikah karena terpaksa," ujar Pak Dendy melemparkan kertas yang memiliki judul perjanjian pranikah tersebut.
"Ah ini ...." Arga pun meraih kertas itu. Ia mengelapkan kertas tersebut ke meja kaca, lalu kemudian meremasnya hingga benar-benar rusak.
Orang tua Arga dan Shanum saling berpandangan. Mereka tak mengerti apa yang baru saja dilakukan oleh Arga.
"Tidak usah bersandiwara lagi. Papa sangat tidak menyukai itu. Sebaiknya berpisah saja!"
Rupanya Pak Dendy masih menganggap bahwa hal tersebut hanya bagian dari sandiwara Arga, berusaha untuk mencoba menutupi kesalahannya.
"Berpisah? Aku tidak mau, Pa! Kami sudah bercocok tanam dan sekarang tinggal menunggu panennya saja," tegas Arga. Sementara Shanum hanya terdiam, membiarkan suaminya itu menghadapi situasi ini.
"A-apa? Bercocok tanam? Kamu kira papa sedang membahas masalah persawahan denganmu!" ujar Pak Dendy yang tampaknya tidak mengerti maksud dari ucapan putranya itu.
Bu Risa langsung menyikut suaminya. Ia berdecak sebal karena Pak Dendy tak mengerti dengan ucapan putranya tadi.
"Pa, bercocok tanam itu melakukan malam pertama. Papa ini bagaiman sih!" tukas Bu Risa yang sedikit berbisik, akan tetapi penuh penekanan.
"Benarkah kalian melakukannya?" tanya Pak Bayu.
Arga dan Shanum pun menganggukkan kepala mereka dengan serentak. Memang suami istri yang sangat kompak.
"Ini bukan pura-pura kan?" kali ini Bu Lina yang bertanya.
Kali ini Arga dan Shanum menggelengkan kepalanya dengan serentak. Bagaimana pun juga mereka memang sudah melakukannya dan bahkan beberapa ronde dalam satu malam.
"Jika mama dan papa masih belum percaya, kita tunggu saja kehamilan Shanum," ujar Arga yang benar-benar yakin bahwa benih yang ia tanam sebentar lagi akan tumbuh di rahim Shanum.
"Baiklah, kami mempercayainya," ucap Pak Dendy. Semua orang yang ada di sana pun menganggukkan kepalanya tanda setuju.
Mustahil mereka akan menyuruh Shanum dan Arga bercerai sementara para orang tua itu sangat menantikan hadirnya tangisan bayi dari dua keluarga yang sudah menjadi satu itu.
"Berarti perjanjian pranikah itu sudah tidak berlaku lagi?" tanya Pak Bayu penuh selidik.
"Iya, Pa. Kami sudah memutuskan untuk bersama dan saling mencintai. Jadi, ku mohon agar papa dan mama bisa mengerti." kali ini Shanum lah yang membuka suara.
Arga tersenyum, ia menggenggam tangan istrinya di depan orang tua mereka. Keduanya menatap dengan binar mata bahagia, pertanda bahwa mereka memang benar-benar saling mencintai.
Setelah melihat adegan tersebut, barulah para orang tua itu percaya bahwa anak mereka memang sudah saling mencintai.
"Baiklah, kalau begitu kami minta pada kalian untuk tetap mempertahankan rumah tangga ini. Saling mencintai satu sama lain tanpa menyimpan kebohongan yang berujung menyakitkan. Kami selaku orang tua, mengharapkan kebahagiaan kalian berdua. Tolong untuk saling menjaga satu sama lain dan mencintai sehidup semati," tutur Pak Bayu menasihati pasangan suami istri itu.
"Aku akan mencintai Shanum sampai akhir hayatku, Pa. Aku akan mempertahankan rumah tangga kami bagaimana pun caranya. Untuk kesalahpahaman di antara kami kemarin, semuanya sudah clear, sekarang kami hanya akan hidup dengan saling memberikan cinta sebanyak-banyaknya," balas Arga.
"Ingat Nak, janji seorang pria itu harus ditepati. Kamu tidak boleh berucap demikian setelah itu berpindah hati," ujar Pak Dendy mengingatkan putranya.
"Aku berjanji dan akan bertanggung jawab dengan ucapanku barusan, Pa."
"Bagus! Itu baru namanya pria sejati," puji Pak Dendy pada putranya.
Dan akhirnya, satu masalah lagi pun juga telah terselesaikan. Tidak ada lagi perjanjian kontrak pranikah diantara mereka. Semuanya telah sepakat untuk hidup berbahagia.
Setelah pembicaraan tadi, mereka pun lanjut membahas masalah tentang pernikahan dan memberikan beberapa nasihat pada keduanya. Serta menyuruh Shanum untuk lebih menjaga pola makan karena saat ini telah memutuskan untuk menjalani program kehamilan.
Maafkan aku ya gengs, karena membuat kalian menunggu sampai bertahun-tahun 😅 Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca karyaku sampai selesai. Berkat dukungan dari kalian, aku bisa menamatkan kisah Arga dan Shanum. Berat sih, sangat berat namatinnya karena aku dilanda mager bgt, ngga cuma itu aja aku juga males mikir. Astaga🤦....
Sebenarnya kisah Shanum dan Arga ini diambil sedikit dari kisahku, dimana aku yang sampai saat ini masih menjadi pejuang garis dua. Semoga saja ya, Allah mempercepat karena umurku hampir kepala 3😅
Intinya aku berterima kasih sebanyak-banyaknya sama kalian, tanpa kalian aku hanyalah remahan rengginang yang berada di kaleng Khong Guan. Udah dulu ceramahnya, semoga kita berjumpa lagi di karya aku yang lainnya. Biar ngga bosen nunggu, baca aja yg tamat wkwkwk. Itu pun kalau kalian berkenan hahaha ....
Udah ya, udah sangat panjang. Ngetiknya di kolom komentar biar nanti jadi top komen wkwkwkw. Sekian dan terima kasih. Ketjup manjahhh dari othor termager ini 💋💋💋💋💋♥️♥️♥️