di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
ig: abdulrizqi60
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rencana memanfaatkan khodam sugi
Secara reflek semua orang orang yang ada di sana tanpa terkecuali, termasuk arwah kakek tua itu memegang tengkuk mereka, ketika merasakan sekilas aura dingin yang sangat menusuk kulit.
Arwah kakek tua itu menyipitkan matanya melihat sugi. Melihat tampang sugi yang seperti manusia, biasa arwah kakek tua itu kembali berbicara pada sugi dan merupakan hawa dingin tadi.
Arwah kakek tua itu menghela nafas panjang. "Menjual boneka... kurasa itu cukup menguntungkan untukmu nak...."
Sugi tersenyum kecut, ketika dia memikirkan bonekanya baru 1 orang saja yang membelinya yaitu adinda.
"Syukuri saja lah kek, yang penting bisa makan..."
Kakek tua itu tersenyum. "Hahaha! kurasa kamu anak baik sugi... lebih baik kamu pergi dari sini..."
"Kenapa mesti pergi kek..?"
"Di sini itu ada orang gila yang sangat berbahaya. Orang gila itu paling sering muncul di desa sumowono... apa kamu tau? orang Gila itu muncul ketika malam hari dan selalu membawa arit dan mengejar ngejar warga secara acak.."
Sugi kaget bukan kepalang, lagi lagi urusan sugi dengan orang gila. "Tapi kan ini di sekitar curug, bukan di desa sumowono.."
"Yahhh.... siapa tau orang gila yang membawa arit itu, datang ke sini.."
Sugi menyipitkan matanya memandangi kakek tua di depanya. "Orang gila itu bawa arit, dan kakek ini bawa arit. Apa orang Gila itu sebenarnya kakek ini..."
Sugi langsung menggeleng, mana ada orang Gila yang berbicara sangat santai dengan dirinya.
"Oh yah nama kakek siapa..?" Tanya sugi
"Baron.." jawab kakek itu singkat.
Sugi menghela nafas lega, ternyata orang di depanya bukan orang gila. Mana ada orang gila yang masih mengingat namanya.
Nampak tidak jauh dari sana, vina menguping obrolan mereka berdua.
"Orang Gila membawa arit? Bukanya yang suka meneror malam malam dan mengejar warga dengan membawa arit itu arwah kakek itu sendiri. kenapa arwah itu malah berbohong pada sugi..?
Apa kakek tua itu menganggap sugi anak yang baik, sehingga menyuruh sugi pergi dari sini.
Satu lagi bukanya sugi memiliki khodam duo buto kembar, seharusnya sugi tahu bahwa di depanya itu arwah.. tapi kenapa sugi berbicara seperti berbicara dengan manusia..?" Batin vina. Ia sangat heran dengan sugi.
Siapa sangka saat Vina sedang berfikir, arwah itu melirik ke arah dirinya sambil tersenyum lebar, menampilakan gigi gigi kuning dan hitamnya.
Sugi tidak sengaja melihat ke arah kakek baron yang tersenyum lebar ke arah vina. Fikiran sugi langsung kotor, ketika melihat senyuman kakek baron seperti senyuman orang cabul.
Sugi geleng geleng. "Tua bangka bau tanah, ternyata otaknya mesuem..." batin sugi dengan ekspreksi geram.
Sebenarnya arwah baron tidak mesuem, melainkan hanya untuk menakut nakuti vina yang lancang mengupingnya.
Sebagai anggota dari tim takut ga dong dan mata batin yang terbuka, vina sudah biasa dengan pemandangan di depanya, melihat arwah baron yang meliriknya Vina berpura pura tidak melihat dan langsung memainkan handphonenya.
"Kek..!!" Panggil sugi.
Baron langsung menoleh ke arah sugi. "Nak sugi.. Saya permisi dulu saya harus menggarap sawahnya juragan ridwan.." ucap kakek tua itu dan berjalan pergi tanpa menghiraukan sugi.
Sugi hanya membiarkan kakek tua itu pergi.
Setelah beberapa menit menunggu, pesanan sugi akhrinya datang.
Sugi langsung memakan pesananya dengan lahan, walaupun pandangan orang orang di sekitarnya memandang dirinya dengan pandangan aneh, kecuali vina dan teman temanya.
Singkat cerita, sugi selesai dengan makan siangnya.
Sugi kemudian membayar makanya dan pergi dari warung itu, sugi menuju ke area sekitar curug.
Sugi duduk di tepian curug memandangi ke indahan curug 7 bidadari di depanya.
Sugi yang notabennya orang desa dan sering melihat ke indahan Alam tetap saja merasa takjub, Dengan ke indahan curug 7 bidadari ini.
"Masya allah, sungguh indah ciptaan mu ini tuhan.." ucap sugi dalam hati sambil memandangi curug 7 bidadari.
Sementara itu dari kejauhan, terlihat anggota tim takut ga dong memperhatikan sugi.
"Apa lo yakin vin... bakalan ngajakin sobri dalam penyelidikan kita...?" Tanya Putra.
"Sugi! Bukan sobri.."
"Hehe.."
"Aku yakin... sugi itu punya khodam duo buto kembar, tapi sayang sugi ga tau bahwa dia punya khodam. Jika kita ngajak sugi kita bisa manfaatin khodam sugi buat ngelindungi kita, siapa tau arwah kakek tua itu ga suka kita menyelidiki kenapa dia meneror warga desa sumowono..."
"Tapi... gimana kalau khodam sugi itu tau niat kita dan khodam sugi malah ngapa ngapain kita...?" Tanya septi.
"Gak Akan... kita hanya manfaatin sugi ga ada niat jahat... lagian duo buto kembar khodam sugi itu jauh lebih kuat dari arwah kakek baron..."
Para anggota takut ga dong saling pandang kemudian mengangguk. "Ayo kita samperin.." ucap beni.
Para anggota tim takut ga dong, langsung menuju ke arah tapi curug, tepatnya di area tempat duduk sugi.
"Assalamualaikum mas sugi!" Ucap Putra.
"Walaikumsalam, eh mas yang tadi!"
"Hehe iya mas sugi.."
"Kok bisa tau nama saya mas..?"
"Tadi ga sengaja denger obrolan mas sugi, sama kakek baron.." ucap Putra.
"O..."
Vina langsung manggut manggut "ternyata benar dugaanku, sugi tidak tau bahwa dia punya khodam duo buto kembar." Batin vina.
"Oh yah mas sugi... kenalin saya Putra, ini beni, terus itu yang pakai topi septi, yang itu yang rambutnya pirang Monica, terus yang itu yang pakai jilbab namanya vina.."
"Salam kenal mas sugi!" Ucap ke empat teman Putra secara bersamaan. Mereka seperti itu karena mereka ingin memanfaatkan sugi.
Sugi langsung berfikir baik, ternyata orang orang di depanya itu adalah orang orang baik dan gaul.
"Salam kenal.."
Anggota tim takut ga dong, langsung duduk di samping sugi. Di samping kanan dan kiri sugi duduk beni dan Putra, barulah para wanita duduk di samping mereka.
"Indah yah mas, curug ini.." ucap beni.
"Eh.. iya mas.. apa lagi air terjunya itu.." ucap sugi sambil memandang air terjun, tujuh tingkat.
"Memang ciptaan allah semuanya indah, ga ada yang gagal.."
"Oh yah, kalau boleh tau.. kalian itu you touber yang nyari nyari hantu gitu bukan sih..?" Tanya sugi.
"Kami memang you touber mas, tapi kalau kata kata nyari hantu itu kurang tepat. Kami ini bukan nyari hantu, melainkan membongkar masalah seperti pesugihan atau arwah arwah yang gentayangan di suatu tempat..." jelas putra.
"Emang kalian ga takut..?"
"Biasa aja sih mas... kami ini udah sering mas lihat lihat hantu hantu kaya gitu..."
"Serius! Kalau saya sih takut mas... pernah waktu kecil saya lihat guling putih aja ga bisa tidur semaleman.."