NovelToon NovelToon
Wanita Lain Di Hati, Suamiku!

Wanita Lain Di Hati, Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ocean Na Vinli

Wanita adalah makhluk paling rumit di dunia. Sangking rumitnya, pikiran, bahkan perkataannya bisa berubah seiring waktu.

Pada ulang tahun pernikahan pertama, Sandra melontarkan candaan ringan, mengatakan bila tak kunjung memiliki anak akan meminta Bastian menikah lagi.

Bastian tak menanggapi candaan Sandra sama sekali, hingga pada akhirnya di tahun ke sepuluh pernikahan. Hal yang tak diinginkan Sandra lantas terjadi. Ternyata, secara diam-diam Bastian menikah siri dengan sekretaris pribadinya bernama Laura dan sekarang tengah berbadan dua.

Apa yang akan dilakukan Sandra? Apa dia akan pergi atau memilih bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Menghajar Laura

Beberapa menit kemudian, mobil yang ditumpangi Sandra berhenti tepat di halaman depan gedung Kerta Crop. Secepat kilat Laura keluar dan membanting pintu mobil dengan sangat kuat. Lalu bergegas menghampiri Nana yang baru saja turun juga.

"Kau sengaja ya! Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu?!" teriak Laura dengan mata melotot keluar.

Nana mengerling ke atas sejenak lalu bersedekap di dada. "Ckck, akhirnya keluar juga sifat aslimu itu."

Laura mendadak terdiam. Dia melirik ke samping sekilas di mana Sandra memandang ke arah mereka dengan tatapan datar sekarang.

"Dengar ya, aku tidak sengaja, aku mengebut karena waktu kita sudah mepet, apa kau terbiasa datang terlambat? Lihat Bu Sandra biasa saja tuh, kami sudah biasa mengebut di jalan." Nana berbohong padahal sangat jengkel dengan Laura, andai saja Sandra tak ada di sini, mungkin saja wajah mungil Laura sudah memar akibat ulahnya sekarang.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Bastian langsung tampak keheranan.

Laura hendak melayangkan protes, tapi kedatangan Bastian membuat dia mengurungkan niatnya.

"Bastian, ini semua gara-gara Nana." Dalam hitungan detik, Laura mengubah ekspresi wajah jadi sedih. Dia langsung berdiri di samping Bastian kemudian bergelayut manja di lengan suaminya itu.

Namun, Bastian melototkan mata dan menghempas cepat tangan Laura. Memberi kode melalui mata bila mereka berada di luar dan terlihat beberapa karyawan lalu lalang di sekitar sekarang. Mendapat perlakuan seperti itu, Laura hanya dapat menggeram kesal.

"Nana kenapa?" tanya Bastian melirik ke arah Nana dan Sandra bergantian sekilas.

"Tadi Nana ngebut-ngebut di jalan Bas, sepertinya dia sengaja mau membuatku mual-mual, bagaimana kalau anak kita kenapa-kenapa," balas Laura dengan nada manja.

Bastian mengalihkan pandangan dengan cepat ke arah Sandra dan Nana.

"Apa-apaan anak buahmu ini San, pecat Nana sekarang!" seru Bastian. Walaupun tidak mungkin Sandra akan langsung menuruti perkataannya. Akan tetapi, dia mulai kesal dengan sikap Nana.

"Sudahlah Bastian, jangan ikut campur urusan kami, lagi pula kau tahu sendiri waktu kita sekarang mepet, sebaiknya kau masuk ke ruanganmu, aku juga mau masuk," jawab Sandra lalu mulai menggerakkan kaki menuju pintu utama.

"Tapi tunggu sebentar San! Ada yang perlu kita bicarakan." Namun, Bastian menahan tangan Sandra tiba-tiba.

Sandra menoleh cepat ke arah Bastian. "Apa?"

Bastian tak langsung memberi tanggapan, malah berbisik pelan di telinga Laura.

"Kau berhati-hatilah dengan Nana. Wanita itu sangatlah berbahaya, dia pandai bela diri," katanya berusaha memperingati Laura seraya melirik Nana sekilas, yang tengah melempar senyum penuh arti pada mereka.

Laura mengangguk pelan. Kendati demikian, tak ada ketakutan terpancar dari bola matanya.

"Kalau tidak ada urusan denganku! Lepaskan tanganku Bas!" Sandra menghempas cepat tangan Bastian. Sejak tadi menahan jijik kala melihat interaksi Bastian dan Laura.

"Eh iya, ayo ikut aku sebentar." Bastian pun bergegas masuk bersama Sandra ke dalam gedung dan berhenti tepat di sudut pintu utama.

Meninggalkan Nana dan Laura saling menatap sengit. Tiba-tiba dari samping seorang wanita berkerudung cokelat menyapa Nana.

"Nana, kok nggak masuk?" tanya Lita. Orang kepercayaan Sandra dan sekarang menjadi sekretaris Bastian.

Nana segera memutus kontak mata. Melihat kedatangan Lita, senyumnya langsung mengembang. "Eh Mbak Lita, sebentar lagi Mbak, ini lagi perang dingin sama pelakor," ujar Nana sambil menyenggol sedikit lengan Lita dan melirik sinis ke arah Laura sekilas.

"Siapa yang kau bilang pelakor? Aku bukan pelakor ya." Ketidak hadiran Bastian di sekitar membuat Laura jadi berani menampakkan wujud aslinya pada Nana dan pada Lita juga.

Mendengar tanggapan, Nana menatap tajam Laura lebih tajam dari tadi. Laura pun menatap balik dengam sangat tajam pula.

Lita hanya dapat menahan senyum. Melihat kedua wanita di depannya perang dingin. "Sudah jangan kelahi, kalau memang bukan pelakor, nggak usah marah-marah," ujarnya hendak mencairkan suasana di sekitar. Yang terasa sangat menegang dam panas.

Sementara itu, masih di tempat yang sama. Sandra keheranan kala Bastian tak langsung membuka suara malah menoleh keluar sesekali.

"Bas, apa yang ingin kau bicarakan, cepatlah aku ada rapat sebentar nanti," kata Sandra dengan raut wajah mulai kesal.

"Tunggu satu menit lagi ya!" Bastian melirik lagi keluar sana, matanya langsung berbinar-binar, saat melihat kurir di atas motor membawa sebuket bunga pesanannya tadi.

"Tunggu sebentar ya Sayang." Bastian segera berlari kecil keluar hendak mengambil bunga dari tangan kurir. Di luar, Nana dan Lita senyam-senyum, melihat Bastian mengambil bunga dan sesekali menatap tajam Laura. Melihat hal itu, Laura mengepalkan kedua tangannya, menahan cemburu dan marah.

Bastian pun bergegas kembali masuk ke dalam sambil membawa bunga dan menyodorkannya pada Sandra.

"Untukmu, aku cuma mau bilang, kau wanita yang paling aku cintai," kata Bastian.

Dengan terpaksa Sandra mengambil bunga sambil menghela napas kasar. "Tumben, tapi sayangnya bukan hanya aku wanita yang satu-satunya kau cintai," sindir Sandra.

Sandra keheranan, mengapa Bastian tiba-tiba memberinya bunga mawar merah. Sebelum-belumnya Bastian memberi bunga pada hari-hari tertentu saja yaitu pada hari pernikahan ulang tahun mereka. Aneh sekali, apa ini bentuk rasa bersalah karena semalam bercumbu mesra dengan Laura, entahlah, Sandra tak peduli.

Bastian malah menyengir tanpa rasa bersalah sedikit pun."Sudahlah, San. Jangan diperpanjang lagi, aku cuma mau memberimu bunga kok, lalu untuk masalah tadi aku mohon jangan membuat Laura tertekan, kasihan dia, perintah anak buahmu itu untuk jangan kasar sama Laura," balas Bastian, padahal tujuannya memberi bunga agar Sandra dapat selalu mengingatnya dan tak pernah berpaling darinya.

Bastian baru saja mendapat kabar jika ada seseorang yang dia tidak suka kehadirannya akan datang ke tanah air besok hari. Sosok yang menjadi rivalnya itu tiba-tiba kembali ke Indonesia, setelah sekian lama menghilang.

"Hm, baiklah, apa tidak ada niat lain?" Gelagat Bastian tampak mencurigakan, Sandra menatap penuh selidik.

"Tidak ada Sayang. Masuklah ke ruanganmu sekarang, aku juga mau masuk ke ruanganku," balas Bastian, sambil melirik sekilas ke arah Nana, Laura dan Lita sudah berdiri dengan jarak beberapa meter dari mereka sekarang.

"Aku hampir saja lupa, berapa hutang-hutang Papaku?" tanya Sandra seketika.

Sandra malas bertemu Agung karena hubungannya dan papanya memang tidak baik selama ini.

"Sebaiknya kau tanyakan langsung pada Papamu, San. Aku tidak mau mencampuri urusan kalian, walau bagaimanapun aku memiliki janji dengan Papamu. Aku pergi ya." Bastian pun segera bergegas masuk ke lift bersama Lita.

Sandra mendengus lalu melangkah cepat menuju lift lain. Nana dan Laura bergerak cepat mengekori Sandra.

Sesampainya di atas, Sandra langsung berkerja dan meminta Nana untuk ikut pertemuan di restoran, sedangkan Laura disuruh menetap di luar ruangan. Sandra juga memberi tugas pada Laura, yang menurut Laura sangatlah banyak dan harus diselesaikan pada pukul empat nanti.

Laura mengomel-omel, ekspetasinya tentang berkerjasama dengan Sandra terlalu tinggi, hingga dari kemarin dia malah seperti seorang babu daripada sekretaris. Laura menyesal menerima tawaran Sandra kemarin.

Menjelang sore, Sandra telah kembali ke kantor bersama Nana.

"Na, selesai kerja, jam tiga kita pergi ke rumah Papaku." Sandra menarik napas panjang, mau tak mau harus bertemu Agung meski enggan dan sangat malas.

Nana mengangguk samar. Lima belas menit kemudian, kerjaan Sandra dan Nana sudah beres. Saat di pintu luar, keduanya berpapasan dengan Laura.

"Kerjakan tugasmu tepat waktu, kalau tidak kau akan mendapat hukuman," kata Sandra sebelum berlalu pergi.

Laura menghentikan gerakan jari-jemari di keyoboard seketika kemudian menatap Sandra. "Nyonya mau ke mana? Ini masih banyak loh Nyonya, saya—"

"Sudah jangan protes, ayo Nana, kita tidak punya banyak waktu," potong Sandra cepat.

Nana bergegas mengekori Sandra dan tak lupa melirik sinis Laura.

Laura pun menatap sinis Nana seketika.

"Mau ke mana mereka ya? Mencurigakan sekali, apa mau bertemu seorang pria hm," gumam Laura, ingat jika jadwal Sandra sudah tidak ada lagi.

"Sebaiknya aku ikuti mereka, siapa tahu saja aku menemukan sesuatu yang menarik." Laura pun memutuskan mengikuti Sandra dan Nana. Menggunakan taksi yang dia pesan. Laura sesekali mengumpat kesal karena padatnya kendaraan di sekitar dan membuat dia tertinggal lumayan jauh di belakang.

Tak berselang lama, mobil yang dikendarai Sandra berhenti di perumahan. Sepertinya Sandra dan Nana sudah turun dari mobil. Laura mengerutkan dahi dengan sangat kuat sekarang.

"Rumah siapa ya? Benar-benar mencurigakan," gumam Laura memandang keluar melalui jendela mobil.

"Mbak, ke mana lagi kita?" tanya pak supir di depan.

"Tunggu di sini ya Pak. Aku mau keluar sebentar," kata Laura sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tas hendak merekam, siapa tahu saja ada yang disembunyikan Sandra.

Sang supir mengangguk. Laura pun keluar dan berjalan mengendap-endap mendekati mobil Sandra.

Namun, empat meter dari kendaraan Sandra.

Laura membelalakan mata kala melihat Nana melompat dari dalam gang sambil berteriak lantang.

"Berani-beraninya kau membuntuti bosku hah! Baiklah, mumpung tidak ada Bu Sandra, ini waktu yang tepat untuk aku menghajarmu!"

Bugh!

1
Nour Abd
up yg banyakk dongg thorr
Ma Em
Sandra sdh pasrah saja terima Chester sebagai calon suamimu dia itu kandidat yg terbaik jgn mencari yg belum ada siapa tau nanti malah dapat yg seperti Indro lagi yg muncrat2 dari mulutnya yg kata Chester bau jigong emang Sandra mau punya suami seperti si Indro yg bau jigong
Ma Em
pasti Chester itu yg datang nolongin Sandra sudahlah Sandra terima saja Chester daripada Si Indro yg suka nyembur kaya ular kobra lebih baik sama Chester
Ma Em
Chester kalau kamu suka sama Sandra jgn sesekali menyakiti perasaan Sandra jgn seperti si Bastian semoga Chester lelaki yg baik untuk Sandra sebagai pengganti Bastian
cinta semu
Bastian macam orang kesurupan ,,sudah tau diri ny selingkuh masih aja belum nyadar ...
cinta semu: Ok.. makasih infonya 🙏
Nikma: Permisi kak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan mampir juga karya aku 'Kesayangan Tuan Sempurna' yaa
Terima kasih😊🙏
total 2 replies
cinta semu
ayolah Sandra ... hempaskan Bastian
Su Hartini
walaupun saya baru pertama baca karya othor ini tapi cerita nya bagus. ceritanya tidak bertele² pun susunan bahasanya oke...tetap semangat kak....
Nana: Terima kasih ulasannya Ka, saya masih harus banyak belajar lagi Kak 🙏🥰
total 1 replies
Ma Em
Sandra beri Chester kesempatan untuk bicara dgn mu agar kamu tau akal licik Bastian yg telah menjeratmu Sandra dgn mengatakan ayahmu punya hutang banyak padahal ayahmu sengaja dijebak agar Bastian bisa menikah dgn kamu Sandra
Ma Em
Sandra cepatlah bercerai dari Bastian semoga Sandra segera dapat gantinya agar ada orang yg melindungi Sandra dari Bastian.
Su Hartini
pokoknya GK mau Sandra harus dapat pria yg lebih segala³nya dari si BangSaTian
Ma Em
Siapa lelaki yg baru bertemu dgn Sandra semoga lelaki baik yg mau membantu Sandra lepas dari kekuasaan Bastian
sutiasih kasih
bakal kepanasan nich si bastian.... salah sndiri punya istri cantik g ktulungan mlah selingkuh dgn perempuan lain...
Putri Chaniago
moga anak Laura bkn darah dagingnya Bastian biar hancur Bastian nya dlm penyesalan
sutiasih kasih
ngapain km nangisi sandra.... toh udah ada laura istri hasil selingkuh....
madu yg km hadirkn itu pilihanmu bastian....
terima aja klo sandra mundur dri pda brtahan dgnmu.... laki2 g ada otak... hobi selingkuh...
Ma Em
Bagus Sandra lebih baik kamu mengalah tapi untuk menang pasti Bastian akan menyesal karena sdh menyakiti kamu Sandra sdh jangan ditangisi lagi Bastian yg tukang selingkuh lebih baik benar kata Nana Sandra cepat2 cari pengganti Bastian semoga Sandra dapat gantinya lelaki yg lebih segalanya dari Bastian baik setia dan tentunya cinta dan sayang sama Sandra
Aghitsna Agis: udah terima aja cheester
total 1 replies
sullycungliiie
syukurin.......
sutiasih kasih
ingat bastian.... jgn mngendalikn sandra dgn alasan hutang papah biadapnya....
wlopun kau kaya raya..... tpi bukan segalanya....
jgan nyesel y bastian dgn kpergian sandra dri hidupmu.... krna ketidaksetianmu dan jga keegoisanmu.....
mna ada km cinta dgn sandra tpi mmpu mnyakitinya trlalu dlm.... yg ada km itu suami kejam sprti pph sandra.... sama biadabnya sperti binatang.....
selamat bastian sbntar lgi yg km katakn mncintai laura akn trbukti.... mmpukah laura yg km cintai mngisi posisi sandra saat sandra mnjadi mantanmu...
Julia Manalu
lanjut thor
Ma Em
Ada ya orang tua yg jahat sama anaknya gara2 istri keduanya semoga Sandra segera bisa lepas dari Bastian dan ada orang yg baik mau menolong Sandra dan bisa mengalahkan kekuasaan Bastian
sutiasih kasih
pnderitaan dri papanya sdh dia rasakn pukuhan tahun lamanya.... skrg punya suamipun sama mnderitanya....
haruskah mnunggu puluhan tahun lgi sandra untuk lepas dri smua pndritaannya??
Nana: Tenang, nanti ada kebahagiaan untuk Sandra, ikuti trs ceritanya ya Kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!