Bismillahirrohmanirohim.
Blur
Ulya sedang seorang gadis muslimah yang sedang menunggu dokter memeriksa ibunya dengan rawat wajah khawatir. Tapi disaat dia sedang terus berdoa untuk keselamatan sang ibu tiba-tiba dia melihat seorang bocah sekitar berumur 4 tahun jatuh tak jauh dari tempatnya berada.
Ulya segera membantu anak itu, siapa sangka setelah bertemu Ulya, bocah itu tidak ingin berpisah dengan Ulya. Anak kecil itu ingin mengikuti Ulya.
"Jadilah pengasuh Aditya, saya akan menyanggupi semua syarat yang kamu mau. Baru pertama saya melihat Aditya bisa dekat dengan orang asing apalagi perempuan. Saya sangat meminta tolong sekali, Ulya agar kamu meneriam tawaran saya." Raditya Kasa Hans.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Bismillahirrohmanirrohim.
Suasana di aula Universitas Nasiolan masih terlihat kacau saat nama Ria disebut oleh Hans, semua orang mulai mempertanyakan apa kesalahan yang sudah dilakukan oleh Ria.
Berbeda dengan Hans, yang saat ini dia merasa tenang kala mengatakan pada semua orang Ulya adalah calon istrinya, karen gadis itu sudah pulang lebih dulu dari semua orang. Kali ini Hans merasa Aditya adalah penolong untuk dirinya.
"Saya tidak ingin mempermalukan, Anda di depan banyak orang, Ria. Jadi saya mohon pada pak rektor untuk membawa Ria ke ruangan bapak, anak buah saya akan menjelaskan apa yang sudah Ria lakukan, semua bukti kuat kami sudah punya."
Pak Pito tidak berani membantah perkataan Hans, beliau dan beberapa orang dosen segera menuju ruang rektor, diikuti Ria yang diawasi oleh anak buah Hans.
"Ria ikut saya!"
Ria tak menjawab dia hanya mampu menunduk malu, ingin rasanya Ria kabur dari tempat itu sekarang juga, tapi apalah daya hal itu tidak mungkin terjadi.
'Sialan! Awas lo Ulya, gue bakal balas semua ini, gue nggak terima dibuat malu depan banyak orang.' Dendam di dalam diri Ria semakin besar saja untuk Ulya.
"Baik, saya harapa kalian tidak membicarakan hal buruk lagi tentang calon istri saya setelah semua yang saya katakan sudah jelas. Saya sudah mengklarifiaksi semuanya." Ucap Hans menatap tegas semua orang.
Sedangkan rektor dan para dosen sudah pergi meninggalkan aula, masih ada dekan di aula itu untuk menemani Hans.
"Tapi tuan Hans, anda belum menjelaskan siapa anak kecil yang bersama kalian kala itu?" tanya seorang mahasiswa penasaran.
Hans tak langsung menjawab, dia menghela nafas pelan sejenak agar lebih tenang. Mungkin banyak yang sudah tau akan kejadian dikeluarga Kasa beberapa tahun silam, tapi mereka belum tahu keberadaan Aditya.
"Sepertinya hari ini saya harus membuka luka lama, hmmm...." Hans masih berusaha menguat kan diri terlebih dahulu sebelum mulai berbicara.
"Kalian semua jelas tau tentang keluarga Kasa. Tuan Leka sebagai pemimpin keluarga Kasa bersama istrinya memilik 4 orang anak, dua anak laki-lakinya terlahir kembar. Masing-masing dari mereka diberi nama berbeda Raditya Kasa Hans itu saya sendiri dan anak kedua yang merupakan adik kembar saya bernama Ramasya Kasa. Semua orang di kota ini juga sudah tahu jika hanya ada satu anak dari keluarga Kasa yang sudah menikah, adik saya Ramasya lah yang sudah menikah. Dia dan istrinya dikaruniai seorang anak laki-laki yang tidak pernah terlihat oleh publik demi keselamatan anak mereka."
Semua orang diam menyimak penjelasan Hans, sementara laki-laki itu sendiri merasa sudah tidak sanggup melanjutkan ceritanya, entah lah Hans bingung dengan diri sendiri kenapa dia mau membuka luka lama demi mengembalikan nama baik Ulya.
"Maaf saya tidak dapat meneruskan cerita ini, kalian tahu kejadian apa yang menimpa salah satu anak dan menantu keluarga Kasa 3 tahun silam, karena beritanya ditayangkan langsung oleh stasiun tv. Saya harap kalian semua sudah mengerti apa maksud saya mengumpulkan kalian semua disini, saya tidak akan segan jika ada orang yang bernai mengusik orang dekat saya. Jadi jelas siapa Aditya sebenarnya."
Merasa semuanya sudah cukup Hans memutuskan menuju ruang rektor, dia akan memberikan hukuman yang pantas untuk Ria, dia sendiri yang akan memutuskan hukuman itu secara langsung.
Satu persatu orang ikut meninggalkan aula setelah kepergian Hans, ada dua orang yang masih tidak percaya jika Ulya merupakan calon istri, Hans. Satu orang itu jelas Zevran dan satunya siapa lagi kalau bukan sahabat Ulya. Cia, benar orang itu Cia. Kali ini Cia tidak tahu harus marah atau senang sahabatnya sudah punya calon suami yang bertanggungjawab, masalahnya Cia merasa kecewa pada Ulya karena tidak jujur pada sahabat sendiri.
Tidak tahu saja Cia, Ulya bahkan tak tau apa-apa tentang hal ini. Dia tidak tahu apapun yang terjadi di aula hari ini.
"Awas kamu Lia, aku butuh penjelasan. Tega kamu ya nggak cerita apapun sama aku. Ihhh, aku sahabat kamu Lia, sayang." Kesal pokonya Cia saat ini.
Huh!
Berbeda dengan Cia, seorang tengah menyesal telah menilai rendah perempuan yang sudah lama dia suka.
"Gue emang bodoh! Argh...lo bodoh Zevran!"
Ruang Rektor.
"Saya tidak ada toleran lagi, hari ini mahasiswi bernama Ria Wati harus di Do dari kampus Universitas Nasional."
"Saya mohon tuan Hans jangan." Pinta Ria.
"Seharusnya anda bersyukur karena saya tidak melaporkan anda pada pihak berwajib, atas tuntutan pencemaran nama baik, saya juga tidak memblackdist nama anda disetiap kampus. Tapi ingat sekali lagi anda mencari masalah dengan Ulya, anda akan merasakan akibatnya lebih dari ini, paham!"
Siapapun di dalam ruangan itu tidak dapat membela Ria, pada dasarnya memang Ri yang bersalah. Coba saja Ria tidak menyebarkan fitnah pasti masalahnya tidak akan sebesar sekarang ini.
"Bapak harap kamu bisa belajar dari kesalahanmu hari ini Ria, berbuat tidak baik itu akan merugikan dirimu sendiri. Lihat kebohongan yang kamu buat akhirnya terbongkar, jujur bapak kecewa sekali padamu Ria, kita semua tahu kamu termasuk salah satu mahasiswi yang berprestasi di kampus ini. Sayangnya adabmu tidak baik, ingat pesan bapak setinggi dan sebanyak apapun ilmu yang kamu miliki jika tidak berada semua hanya sia-sia. Bapak harap setelah keluar dari kampus ini kamu bisa menjadi lebih baik lagi."
Ria memang salah satu mahasiswi berprestasi tapi Ulya tetap jauh lebih unggul dari pada dirinya. Sejujurnya Ria menyukai Zevran, sayangnya Zevran dari dulu hanya menyukai Ulya.
Keputusan Hans dan pak rektor sudah bulat, Ria benar-benar dikeluarkan dari kampus Nasional yang merupakan kampus terbaik dan terfavorit di kota mereka. Lega sekali rasanya Hans, masalah Ulya sudah benar-benar selesai, rektor, dekan dan para dosen meminta maaf secara langsung pada Hans atas semua yang terjadi, mereka juga akan meminta maaf pada Ulya.
Kediaman Kasa.
Ulya tengah bermain bersama Aditya, 1 jam lalu saat Ulya sampai di kediaman Kasa diantar oleh Eris, Aditya langsung minta di gendong oleh Ulya.
"Mbak Lia, daddy di kampuc mbak Lia, lagi ngapain?"
"Kurang tau juga mbak Lia, Aditya. Tadi pas acaranya mulai daddy suruh mbak pulang."
Aditya yang tadi fokus bermain mengerutkan keningnya setelah mendengar penjelasan mbak Lia.
'Pasti daddy lagi nyelecain macalah, mbak Lia di kampuc. Tapi cara apa yang daddy lakukan.' Batin Aditya penasaran.
"Mbak, Aditya mau ke kamar cekarang!"
"Benar? Kita belum selesai main loh."
"Iya mbak, cekarang pokoknya!"
"Siap tuan muda kecil!"
Tanpa banyak tanya Ulya segera membawa Aditya menuju kamar anak itu, sampai di kamar Aditya ingin ditinggal sendiri.
"Jangan macuk kamar Aditya dulu mbak Lia, nanti kalau cudah Aditya panggil, mbak Lia." Ulya patuh saja.
Setelah memastikan Ulya sudah tidak ada di depan kamarnya, Aditya langsung mengunci kamar sendiri, lalu menuju ruang kecil di dalam kamar berwarna biru tersebut.
"Ayo kita lihat apa yang daddy lakukan di kampuc mbak Lia." Sebuah seyum licik terbit di bibir Aditya.
Di kamar kecil itu ada berbagai macam barang elektronik mulai dari laptop, hp alat-alat canggih lainya entah siapa yang meletakkan semua itu di kamar Aditya, hebatnya bocah 4 tahun itu dengan lincah menggunakan semua alat-alat tersebut.
"Yes! Dapat, mari kita tonton."