Cerita ini mengisahkan tentang diri seorang pendekar muda bernama Lin Tian. Seorang pendekar pengawal pribadi Nona muda keluarga Zhang yang sangat setia.
Kisah ini bermula dari hancurnya keluarga Zhang yang disebabkan oleh serbuan para pendekar hitam. Saat itu, Lin Tian yang masih berumur sembilan tahun hanya mampu melarikan diri bersama Nona mudanya.
Akan tetapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada pemuda itu. Lin Tian terpaksa harus berpisah dengan sang Nona muda demi menyelamatkan nyawa gadis tersebut.
Dari sinilah petualangan Lin Tian dimulai. Petualangan untuk mencari sang Nona muda sekaligus bertemu dengan orang-orang baru yang sebagian akan menjadi sekutu dan sebagian menjadi musuh.
Kisah seorang pengawal keluarga Zhang untuk mengangkat kembali kehormatan keluarga yang telah jatuh.
Inilah Lin Tian, seorang sakti kelahiran daerah Utara yang kelak akan menggegerkan dunia persil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adidan Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Pengacau
"Selamat datang Tuan, ingin memesan sesuatu?" Tanya seorang wanita cantik yang sudah menghampiri meja tempat Lin Tian duduk.
Wanita ini terlihat sangat cantik ditambah pakaiannya yang serba hitam akan tetapi tembus pandang itu. Ketika menghampiri Lin Tian dan bertanya, dia sengaja melenggak-lenggokkan tubuhnya dan bertanya dengan nada genit untuk menarik perhatian pemuda tersebut.
Akan tetapi yang dia goda saat ini adalah Lin Tian, pemuda dingin dan pendiam. Maka ketika pelayan wanita itu menghampirinya, Lin Tian sama sekali tidak tertarik dan malah merasa jijik akan sikapnya.
"Berikan aku makanan paling murah di sini." Jawab Lin Tian singkat tanpa menolehkan kepalanya kearah wanita itu.
Dia sengaja memilih makanan murah adalah karena untuk meghemat keuangannya. Uang pemberian Xiao Lian memang masih sangat banyak, akan tetapi dia tidak ingin membuang semua uang itu hanya untuk hal yang tidak berguna.
Melihat reaksi Lin Tian, wanita itu sedikit menggembungkan pipinya kesal. Karena merasa telah diabaikan oleh pemuda di hadapannya, wanita itu lalu memajukan lagi tubuhnya dan kembali berkata manis, "Minumannya Tuan? Kami punya arak wangi yang sangat enak dan berkualitas bagus, apakah anda mau?"
Tentu saja Lin Tian yang diperlakukan seperti itu menjadi risih dan tidak nyaman, sehingga dia mendekatkan wajahnya ke telinga wanita itu dan berbisik.
Wanita itu tersenyum sumringah melihat Lin Tian mendekatkan wajahnya, akan tetapi tiba-tiba dia menjadi pucat tatkala mendengar ucapan pemuda itu yang terdengar sangat menyeramkan.
"Jika kuminum darahmu saja bagaimana?" Bisik Lin Tian menggunakan pengerahan tenaga dalam yang langsung ditujukan ke gendang telinga wanita tersebut.
Sontak hal ini membuat telinga wanita itu sakit dan membuatnya menjauh dari Lin Tian sembari memegangi alat pendengarannya.
"B-b-baik...T-tuan." Katanya gugup sebelum berlari pergi kearah dapur.
Lin Tian kemudian menghela nafas panjang melihat hal itu, dia tak menyangka sudah mendapat masalah setelah baru saja tiba di kota ini.
"Brukk..."
"Hah.."
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di kursi depan Lin Tian. Orang ini lalu meletakkan seguci araknya ke meja Lin Tian dengan cara membantingya sehingga menimbulkan suara keras.
"Kau mau apa...?" Tanya Lin Tian dingin.
Orang ini berperawakan tinggi besar dengan brewok dan kumisnya yang super lebat. Akan tetapi kepalanya sangat bersih dari rambut.
"Heheh....tidak apa, aku hanya ingin mengajakmu minum bersama." Jawab orang itu sambil menyeringai.
Entah karena apa, setelah orang itu berkata semua pengunjung yang ada di sana tertawa terbahak-bahak. Bahkan ada yang sampai mengolok-olok Lin Tian.
"Bwaahahaha.....Mati dia, mati dia!! Keberuntungan sedang tidak berpihak padanya karena telah bertemu Macan Iblis. Bwahahaha...!!" Kata salah seorang dari mereka.
Lin Tian mengerutkan kening di balik topengnya. Agaknya Macan Iblis adalah julukan untuk orang yang sekarang sedang duduk di depannya.
Akan tetapi Lin Tian tidak memperdulikannya dan memilih untuk tetap diam.
"Heheh...dari suaramu itu, kelihatannya kau masih muda ya?" Tanya Macan Iblis sambil menuangkan araknya ke sebuah cawan.
"Intinya aku jauh lebih muda darimu."
"hahah....Kalau begitu, mari kita bersulang untuk merayakan pertemuan kita." Kembali pria brewok itu berkata, dengan tangan kanannya menyodorkan salah satu cawan yang sudah terisi arak kearah Lin Tian.
Lin Tian melirik arak itu sejenak. Terlihat arak yang berada di dalam cawan itu mendidih dan mengeluarkan sedikit asap. Tahulah Lin Tian jika si Macan Iblis ini hendak mengujinya.
Akan tetapi Lin Tian sama sekali tidak gentar. Jika memang ingin menguji, maka tanpa keberatan Lin Tian akan meladeninya.
"Terima kasih." Ucap Lin Tian singkat seraya mengambil cawan arak itu.
Melihat hal ini, Macan Iblis tersenyum menyeringai penuh kemenangan. Namun tiba-tiba raut wajahnya berubah ketika cawan itu sudah berpindah ke tangan Lin Tian.
Terlihat arak itu sudah kembali seperti sedia kala, tidak mendidih ataupun berasap. Macan Iblis tentu heran melihat hal ini dan merasa tidak senang karena dirinya yang sudah berniat untuk pamer malah berakhir gagal.
Arak itu tidak lagi mendidih adalah karena Lin Tian telah menyalurkan hawa Yin miliknya kedalam cawan itu, yang membuat suhu arak di dalamnya turun secara drastis dan kembali seperti sedia kala.
Lin Tian memegang cawan itu untuk beberapa detik, kemudian dia berkata, "Ah...aku tidak minum dan tidak suka arak, jadi mohon maaf aku kembalikan ini padamu."
Sambil berkata, Lin Tian meletakkan cawan itu ke atas meja. Hal ini kembali membuat Macan Iblis terkejut, pasalnya arak di dalam cawan itu kembali mengeluarkan asap seperti ketika dia memberikannya kepada Lin Tian.
Akan tetapi asap itu bukan berasal dari arak yang mendidih, melainkan berasal dari arak yang sudah membeku dan saking dinginnya hingga mengeluarkan asap.
Setelah Lin Tian menunjukkan kebolehannya itu, semua orang yang tadinya ramai menertawakan pemuda itu langsung terdiam seribu bahasa.
Dari sini saja sudah menunjukkan jika kemampuan pengendalian tenaga dalam Lin Tian telah mencapai tingkat tinggi dan tidak bisa dianggap remeh.
Akan tetapi, ternyata Macan Iblis belum bisa menerima kekalahan. Dia lalu kembali mencairkan arak itu dan meminumnya, lalu berkata, "lumayan...lumayan...."
Setelah itu kembali dia ingin memamerkan kepandaian. Dia lalu menuangkan arak dari guci itu ke dalam cawan tadi, namun tiba-tiba terdengar seruan tertahan dari tenggorokkannya dan dia menampakkan ekspresi terkejut yang sangat hebat.
Ketika ia hendak menuangkan arak dari guci, ternyata tidak ada setetes pun arak yang keluar. Sebagai pendekar yang berpengalaman, tahulah ia jika ini adalah perbuatan pemuda di hadapannya.
Memang dugaannya ini sepenuhnya benar. Ketika tadi Lin Tian meletakkan cawan di atas meja, pemuda itu diam-diam mengirimkan hawa Yin-nya kedalam guci untuk membekukan arak yang ada di sana.
Mengetahui hal ini, merah muka Macan Iblis karena dirinya merasa telah dipermainkan oleh seorang bocah.
Tiba-tiba wanita pelayan yang tadi menerima pesanan Lin Tian datang menghampiri meja pemuda itu.
"S-silahkan Tuan." ucapnya gugup.
Makanan itu terlihat sangat sederhana. Hanya berisi sepiring nasi hangat dan sepotong paha ayam goreng.
Lin Tian lalu mengambil sepasang sumpit dan mengambil nasi itu. Hal ini tentu membuat semua orang yang ada di sana menjadi heran. Mereka berpikir bagaimana pemuda itu hendak makan tanpa melepas topengnya??.
Namun mereka kembali dibuat terkejut oleh aksi Lin Tian. Pemuda itu mampu makan tanpa melepaskan topeng dengan cara yang sangat luar biasa.
Tangan kiri Lin Tian memegang dagu topeng itu sedangkan tangan kanan mengambil nasi beserta ayamnya. Dia makan dengan cara membuka sedikit topengnya menggunakan tangan kiri, lalu secepat kilat memasukkan nasi dan ayamnya dengan tangan kanan.
Cepat sekali gerakannya itu sampai semua orang yang ada di sana tidak bisa mengikuti gerak tangan Lin Tian. Hanya sekitar satu menit saja, sepiring nasi beserta lauk itu telah habis masuk kedalam perut Lin Tian.
"Berapa harganya?" tanya Lin Tian kepada pelayan itu setelah menghabiskan makanannya.
"S-satu koin perunggu Tuan"
Tanpa menunggu lama, Lin Tian lalu mengeluarkan satu koin perunggu dari balik bajunya dan menaruh koin itu di atas meja.
Kemudian dia langsung berdiri dan beranjak pergi.
Semua orang yang ada di sana memandang dengan wajah ngeri bercampur pucat. Mereka bukan memandang kearah Lin Tian, melainkan memandang kearah koin itu.
Pasalnya, koin yang diletakkan Lin Tian barusan mampu menembus meja dan melesak masuk sedalam satu centi kedalam lantai.
Jika koin itu hanya menembus meja saja, tentu mereka tidak akan seterkejut itu. Akan tetapi koin itu menembus meja secara perlahan-lahan setelah pemuda itu melepaskan sentuhan jarinya dari koin tersebut. Hal ini sangat mustahil untuk dilakuakan kecuali oleh mereka para pendekar-pendekar yang memiliki kepandaian tinggi.
Hal itu dapat dilakukan hanya dengan cara meninggalkan tenaga dalam ke dalam benda tersebut. Hal inlah yang sangat sulit untuk dilakukan.
"Tunggu!!" teriak Macan Iblis sambil menggebrak meja.
Lin Tian menghentikan langkahnya dan menolehkan kepala memandang pria brewok itu.
Mendengar teriakan si brewok itu, seperti sebuah komando, semua pengunjung yang ada di sana sudah bangkit berdiri dan mengurung Lin Tian.
"Apa lagi?" tanya Lin Tian dingin.
"Siapa kau hah?? Beraninya dirimu, bocah kemarin sore meremehkan Macan Iblis ini!!" Dia berkata penuh amarah.
Lin Tian kemudian memutar tubuh sepenuhnya untuk menghadap Macan Iblis itu, kemudian menjawab, "kau duluan tadi yang cari masalah denganku, sekarang kenapa malah kau yang marah?" tanya pemuda itu tenang tanpa membayangkan rasa takut.
"Bajingan.....!!! Hiaaaaa!!"
Tiba-tiba Macan Iblis sudah meloncat menerjang kearah Lin Tian.
Pemuda itu hanya mendengus lalu melompat dan menendang dada si Macan Iblis dengan sangat keras.
"Buuukkk!!" terdengar suara keras ketika telapak kaki Lin Tian menghantam dada si Macan Iblis.
"Aaargghhh!!!" Dia berteriak kesakitan ketika punggungnya menubruk tembok ruangan itu.
"Sialan!! Masih bocah saja sudah berani sombong, serbuuuuu!!!" seru salah seorang pengunjung yang langsung menebaskan pedangnya kearah leher Lin Tian.
Sedetik kemudian, semua orang juga ikut melancarkan serangan kearah pemuda itu.
"Sialann!!"
Lin Tian membentak dan melompat. Selagi dirinya berada di atas udara, pemuda itu mengirimkan pukulan dan tendangan dengan disertai tenaga dalam untuk merobohkan para pengeroyok itu.
Sungguh hebat akibatnya, belasan orang yang mengurung Lin Tian langsung terpental kesana-kemari setelah berbenturan dengan kaki tangan pemuda itu.
Saat ini mereka hanya mampu terbaring lemas sambil merintih kesakitan.
"Aku belum selesai!!" Macan Iblis yang sudah bangkit kembali menerjang Lin Tian dengan jurusnya.
Tangannya membentuk seperti cakar dan dari tangan itu keluar aura hitam yang berbau busuk. Inilah yang disebut "Cakar Beracun", sebuah ilmu hitam yang membuat pria brewok ini menjadi terkenal namanya.
Serangan itu cukup berbahaya, maka dari itu Lin Tian langsung mengerahkan tenaga dalam ke telapak tangannya untuk menahan serangan tersebut.
Terlihat telapak tangan Lin Tian mengeluarkan kabut yang berhawa dingin. Pemuda ini lalu mengarahkan telapak tangannya kearah pukulan lawan.
"Desss....."
Hawa putih dan hawa hitam beradu. Setelah itu keduanya sama-sama terdorong ke belakang.
Walaupun sama-sama terdorong, namun Macan Iblis lebih parah. Jika Lin Tian hanya terdorong dua langkah, sedangakan pria brewok itu sampai terpental dan jatuh tersungkur menabrak meja kursi yang membuat ia tertimbun di bawahnya.
"Uhuukkk!!" Keluar seteguk darah segar dari mulut Macan Setan.
"Dasar manusia rendah!!" gumam Lin Tian sebelum mebalikkan tubuh pergi dari sana.
"Tunggu...kenapa kau begitu terburu-buru?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
|•BERSAMBUNG•|