Hot Mother And The Bos Mafia

Saat itu Samantha sedang berada disebuah supermarket, setelah pulang kerja Samantha menyempatkan diri untuk mampir kesupermarket itu untuk membeli keperluan Edward.

Dia sedang berdiri didepan sebuah rak dimana disana terdapat begitu banyak merk diapers untuk bayi dan sungguh dia tidak mengerti yang mana yang harus dia beli.

Samanta memandang sekelilingnya dan mungkin dia harus bertanya kepada petugas supermarket yang ada disana.

Tidak mau menunda lagi supaya dia bisa cepat pulang, Samantha mendekati seorang karyawan supermarket yang tidak jauh darinya.

"Hmm...hai, boleh aku tahu diapers apa yang bagus untuk bayi laki-laki?"

Tanya Samantha kepada seorang karyawan supermarket yang dia datangi dan karyawan itu mengangguk, dia segera berjalan mendekati rak dan mengambil sebuah diapers dari rak itu.

"Anda bisa menggunakan merek ini nyonya." Kata seorang pelayan supermarket itu sambil memberikan diapers yang dia ambil kepada Samantha.

"Ukuran apa yang pas untuk bayi yang belum lama lahir?" Tanya Samantha lagi dan dia mengambil diapers yang diberikan oleh karyawan itu.

"Anda bisa membeli ukuran yang paling kecil nyonya." jawab pelayan itu dan sekarang dia merasa heran.

"Baik lah, terima kasih." Samantha menjawab sambil tersenyum manis sedangkan karyawan itu mengangguk dan segera melangkah pergi.

"Lebih baik aku ambil beberapa untuk stok nanti" katanya dalam hati sambil melihat-lihat ukuran diapers yang ada dirak dan tentu saja dia juga melihat harganya.

Samantha mengambil dua bungkus besar diapers dan menaruhnya didalam troli belanja, dan setelah itu dia pergi dari sana sambil bergumam:

"Sekarang aku harus membeli baju untuk Edward."

Wanita itu segera mencari pakaian untuk bayi, untunglah supermarket itu sangat lengkap sehingga dia tidak perlu mencari toko pakaian khusus untuk bayi.

Tidak lupa dia juga membeli susu untuk bayi, kaus kaki dan beberapa keperluan bayi lainnya.

Setelah merasa semua yang dicatat oleh Anne sudah lengkap Samantha segera menuju kearah kasir dan dia berharap uangnya cukup untuk membayar semua itu.

Dia langsung bernafas lega karena kartunya bisa digunakan yang menandakan uang didalamnya cukup untuk membayar semua belanjaannya.

Belanjaannya begitu banyak dan sepertinya terpaksa dia harus memanggil taxi untuk pulang kerumahnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam setelah dia selesai membayar belanjaannya.

Samantha telah memberi tahukan kepada Anne jika dia akan pulang terlambat untuk membeli barang-barang untuk Edward.

Dia akan membayar lebih diluar jam kerja Anne sehingga wanita itu tidak merasa dirugikan.

Saat Samantha sedang sibuk membawa barang belanjanya untuk keluar dari supermarket itu, seorang pria mamakai jas hitam yang berjalan dibelakangnya dengan terburu-buru menabrak dirinya hingga barang-barang bawaannya dan benda yang dipegang pria itu terjatuh ke atas lantai.

"Apa kau buta?" Maki pria itu marah karena dia tidak terima barang yang dia bawa jatuh keatas lantai.

Samantha menatap pria itu dengan heran, bukankah dia yang seharusnya marah?

"Apa tidak salah?" tanya Samantha.

"Lihat,vbarang bosku sampai terjatuh." Maki pria itu lagi sambil menunjuk barang yang dia beli diatas lantai.

"Hei tuan, kau yang tidak punya mata. Bukan hanya barang bosmu tapi barang-barangku juga terjatuh." katanya dengan kesal.

"Dasar wanita ja*ang." Maki pria itu lagi dengan kasar.

Samantha mengepalkan tangannya,ventah apa salahnya sampai pria itu mengatainya wanita ja*ang dan dia tidak terima.

Pria itu segera memunguti barangnya yang adalah sekotak rokok dan tanpa merasa bersalah pria itu ingin melangkah pergi meninggalkannya.

"Hei tuan!"

Panggilan Samantha menghentikan langkah pria itu.

Pria yang menabraknya itu membalikkan badannya tapi sebelum dia bisa melihat Samantha, wanita itu telah memutar tubuhnya dan melayangkan tendangannya tepat ke arah wajah pria itu.

Pria itu terjungkal kelantai dan barang bawaannya pun terjatuh dari tangannya.

Samantha segera menginjak bungkus rokok itu hingga menjadi penyok dibawah high heels yang dipakainya.

"Brengsek, mau mati hah! Aa kau tidak tahu siapa bosku?" Teriak pria itu marah.

Samantha menyilangkan kedua tangannya didepan dada, wanita itu tersenyum dengan angkuh mendengar perkataan pria itu.

"Memang siapa bosmu?" tantangnya.

"Kau akan menyesal jika kau sudah tahu!" jawab pria itu dengan sinis.

"Panggil kemari, aku tidak takut." tantangnya Samantha lagi.

Pria itu mengepalkan tangannya menahan amarah.

Samantha mengacungkan jari tengahnya didepan wajah pria itu dan segera berbalik memunguti barang-barangnya.

Dia tidak punya banyak waktu untuk meladeni pria itu, dia harus cepat pulang karena hari sudah malam.

Sedang kan disebuah mobil mewah yang terparkir tidak jauh darinya seorang pria tampan dengan mata elangnya sedang menatap tajam kearah mereka.

Pria itu adalah Jhon Smith seorang ketua mafia dikota itu, Jhon melihat dengan jelas perbuatan anak buahnya.

Tadinya dia memerintahkan anak buahnya untuk membeli sebungkus rokok disupermarket itu tapi dia tidak menyangka akan melihat pemandangan yang menarik.

Melihat tendangan wanita itu sudah bisa dia simpulkan jika wanita itu sangat menguasai karate.

Sangat jarang ada wanita yang bisa menguasai ilmu bela diri.

Jhon menyungingkan bibir nya sedangkan asisten pribadinya menatap heran pria dingin dan kejam itu.

Apa begitu menarik melihat anak buahnya dihajar oleh seorang wanita?

Saat anak buahnya tadi kembali membawa sebungkus rokok yang baru padanya Jhon segera berkata:

"Potong jarinya dan sumpal mulutnya dengan rokok itu."

Mendengar itu anak buahnya langsung bergetar ketakutan.

"Bos..maaf kan aku." Anak buahnya berlutut dan meminta maaf padanya.

"Jadi kau tahu kau salah?" Tanya nya dengan dingin.

Anak buahnya berkeringat dingin, seharusnya dia tidak memaki wanita tadi.

"Seret dia kemarkas dan potong jari-jari tangannya."

Pria itu memerintahkan anak buah lain yang sedang berdiri disamping mobilnya.

Anak buah tadi memohon padanya tapi dia tidak perduli sedangkan asisten pribadi yang sedang duduk didekat supir bergidik ngeri.

"Sungguh pria berdarah dingin." pikirnya.

Siapapun yang melakukan kesalahan maka akan menerima hukuman yang mengerikan dari pria itu.

Jhon telah lama menjadi ketua mafia, karena kekayaan yang dia punya dan kekejamannya sehingga dia ditakuti dan disegani oleh semua pengusaha.

Siapapun yang berani membuatnya tersinggung maka dia akan menghancurkan perusahaan itu sampai hancur.

Tapi walaupun terkenal kejam pria itu memiliki banyak musuh yang ingin mengincar nyawanya.

Banyak pengusaha yang sakit hati karena perbuatan pria itu,bahkan banyak pula yang berusaha ingin membunuhnya.

"Pulang kerumah." perintah pria itu.

Supir pribadinya segera menjalan kan mobilnya, dia tidak berani membantah atasannya jika masih sayang dengan nyawanya.

Jhon menyeringgai memperhatikan jalanan kota yang mereka lalui, wanita tadi entah kenapa sangat berkesan dimatanya.