Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Melamar
Ken dan David hanya terdiam, rasanya mereka ikut merasakan sesak yang kini di rasakan oleh Naina. Pasti tidak mudah baginya, untuk selalu berusaha kuat dan tegar di depan orang-orang yang di sayanginya. Agar mereka tidak merasa sedih, dengan apa yang di rasakan oleh Naina.
"Terimakasih ma..." ucap Naina seraya melerai pelukannya, Kinan tersenyum dan menghapus air mata yang membasahi pipi Naina
"Dan filling mama mengatakan, bila kamu bukanlah anak yang tidak di inginkan oleh orangtuamu. Mereka pasti sudah berusaha mencarimu. Yakinlah, anak secantik, sebaik dan sepintarmu tak mungkin sengaja di buang oleh orangtuanya." Naina menatap lekat mata sang ibu dari pria yang menyukainya.
'Benarkah? Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melacak siapa itu orangtuaku, karena tak ada petunjuk apapun. Dan di rumah bunda juga tak ada CCTV saat itu, sehingga membuatku benar-benar sulit untuk memulai darimana.' gumam Naina dalam hati, tanpa Naina tau bila selama mengenalnya, Sam sudah tau siapa orang tua Naina. Namun, demi keselamatan Naina, Sam memilih bungkam sampai saatnya tiba. Saat dimana Naina, akan bertemu dengan mereka dengan caraNya.
"Sayang?" tegur Kinan saat melihat Naina melamun, Naina pun tersadar dan tersenyum.
"Bagaimana? Kamu mau kan jadi menantu mama?" tanya Kinan to the point
"Hah? Tapi ma..."
"Kita akan bertunangan terlebih dahulu Nai, karena aku pun tau bila kamu baru akan memulai per kuliahanmu kan?" saran Ken
"Mmm... kalau begitu apakah mama dan mas Ken bersedia ke panti, untuk mengatakan niatnya pada bunda." jawab Nai gugup seraya menundukkan kepalanya, ia sudah tak punya alasan lagi untuk mengelak atau menolak permintaan ibu dan anak yang ada di hadapannya.
"Tentu saja, kapan? Sekarang?" tanya Ken yang langsung mendapatkan pukulan dari sang ibu.
"Aw... MA" protes Ken, ia mengusap bahunya yang di pukul sang mama
"Kamu pikir melamar gadis orang bisa seenak jidat kamu apa? Kita harus membuat persiapan, membawakan hantaran untuk calon istrimu dan juga menyiapkan cincin pertunangan kalian." ucap Kinan dengan kesal
"Ya mana Ken tau mam, Ken kira lamar ya tinggal datang aja bawa diri ke sana." jawab Ken
PLAK
"MA, sakit ini." gerutu Ken, karena lagi-lagi sang mama memukul bahunya
"Minggu depan kami akan ke Panti, untuk bertemu dengan bunda dan anggota keluarga lainnya. Tolong sampaikan niat mama pada bundamu ya nak." ucap Kinan lembut pada Naina, sehingga membuat Ken mendelik dan David menahan tawa.
"Belum apa-apa, peran anak kandung mama Kinan akan segera tergantikan." celetuk David, Ken pun berdecak mendengar ucapan David.
Naina tersenyum melihat dan juga mendengar perdebatan anak dan ibu juga anak angkat di depan matanya.
.
.
Rei tersenyum bahagia saat masuk ke dalam rumah, tetapi matanya berkaca-kaca. Miriam yang sedang membersihkan ruang tamu, heran melihat tuannya seperti itu.
"Miriam, kemasi barang-barang mu dan beritahukan yang lainnya. 3 jam lagi kita akan berangkat ke Indonesia, anak ku sudah di temukan." titah Rei seraya melangkah meninggalkan Miriam
Miriam yang mendengar titah sang tuan, terkejut bukan main. Tapi, ia tetap melakukan apa yang di perintahkan oleh Rei. Antara terkejut dan juga bahagia, Miriam segera pergi dari ruangan itu dan memberitahukan pada yang lain.
Terjadilah kesibukan di paviliun belakang, mereka semua masuk kamar masing-masing dan segera berkemas. Membawa apapun yang sekiranya penting untuk di bawa ke Indonesia..
.
"Sayang" panggil Rei saat melihat Rania keluar dari kamar mandi
"Ada apa bee?" tanya Rania heran, wajah Rei terlihat bahagia tetapi dari matanya terlihat ingin menangis
Rei langsung memeluk tubuh wanita yang di cintainya, walau Rania bingung. Ia tetap membalas pelukan sang suami dan menepuk-nepuk pelan punggungnya, saat ia merasakan tubuh suaminya bergetar.
"Sayang, kemasi baju sekarang. Kita akan segera berangkat ke Indonesia." ucap Rei setelah melerai pelukannya
"Kenapa mendadak bee? Bukankah kita akan berangkat 2 minggu lagi?"
"Aku sudah menemukan putri kita, putri kita sangat cantik. Ia benar-benar mirip denganmu, namun warna matanya sama denganku." jawab Rei, Rania langsung menatap dalam sang suami dengan mata tak percaya
"Hubby, kamu tidak bercanda kan?" tanya Rania dengan suara bergetar, menahan tangisannya
"Lihatlah" Rei menunjukkan foto Naina yang ada di ponselnya
Naina menerima ponsel itu, suaranya tercekat di tenggorokan. Ia menatap wajah suami dan juga foto yang ada di ponsel Rei bergantian
"Ya Allah, hubby. Anak kita, benar-benar mirip denganku. Xena kita hubby, Xena kita telah ketemu." Tangisan Rania pun pecah, Rei langsung menarik Rania dan kembali memeluknya dengan erat
"Putri kita bee, hiks." Rei semakin mengeratkan pelukannya
"Ayo bee, kita harus segera bersiap." Rania melepaskan pelukan Rei, ia berjalan ke lemari dan mengambil koper. Rania dengan semangat memindahkan beberapa pakaiannya dari lemari ke koper, karena ia berpikir bisa beli pakaian baru di Indonesia.
"Aku tidak sabar bertemu dengan putri kita, aku sangat ingin memeluknya..." tiba-tiba gerakan Rania merapihkan bajunya terhenti
"Ada apa?" tanya Rei
"Bee, apa putri kita akan menerima kita? Apa ia akan sama bahagia, saat bertemu dengan kita bee?" tanya Rania sendu
Rei berjala mendekati Rania dan memegang kedua tangan Rania, ia mencium kedua punggung tangan istrinya.
"Putri kita pasti memiliki hati seperti mu, ia pasti akan mendengarkan penjelasan dan memaafkan kita. Aku yakin itu" jawab Rei dengan tersenyum, Rania mengangguk dan ikut tersenyum.
.
.
Kini mereka sudah sampai di bandara, Ben telah menunggu mereka semua di dekat pesawat milik Rei.
"Saya sudah mengirimkan data milik nona muda pada email anda tuan dan saya akan menyusul ke sana, setelah semua urusan di sini selesai. Saya juga sudah menyiapkan rumah tak jauh dari tempat tinggal nona muda." ucap Ben, Rania langsung mengembangkan senyumannya dengan sangat lebar, mendengar bila dia akan tinggal dekat dengan sang putri.
"Bagus, 2 hari Ben. Aku ingin kamu sudah di Indonesia dalam waktu dekat." jawab Rei
"Baik tuan, saya sudah mengerahkan sebagian anak buah yang ada di sini. Dan anak buah yang ada di markas Indonesia juga sudah stand by, menjaga nona muda dalam jarak aman." Rei mengangguk puas, ia langsung menarik tangan sang istri untuk naik ke pesawat. Setelah sebelumnya mengucapkan terimakasih pada Ben
.
.
.
Di mobil, Ken dan Naina hanya diam. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, Naina masih tak percaya bila ia akan bertunangan dengan pria yang belum lama ia kenal. Dan anehnya, ia menerima pria itu tanpa tapi.
'Apa aku benar-benar sudah jatuh cinta pada pria ini?' gumam Naina dalam hati, seraya melirik pada Ken
"Apa yang ingin kamu tanyakan padaku?" tanya Ken
"Hah? Mmm... it..
DOR
DOR
...****************...
...Happy Reading all 🥰🥰...