NovelToon NovelToon
Ashes Of The Fallen Throne

Ashes Of The Fallen Throne

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Barat
Popularitas:743
Nilai: 5
Nama Author: Mooney moon

Perjalanan seorang pemuda bernama Cassius dalam mencari kekuatan untuk mengungkap misteri keruntuhan kerajaan yang dulu merupakan tempat tinggalnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mooney moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyingkir sejenak

Setelah kurang lebih selama lima hari Cassius berjalan ke arah barat, ia mulai menemukan perbedaan pada lingkungan yang dilaluinya. Suhu udara terasa lebih hangat, pepohonan tidak lagi setinggi dan sebesar di area hutan sebelumnya, tanaman yang tumbuh di sekitar juga hanya tanaman yang dapat bertahan di daerah hangat. Fauna yang ia temui juga mulai beragam seperti reptil yang tidak pernah ia temui di area hutan sebelumnya, terdapat juga beberapa jenis mamalia dan burung.

“tumbuhan dan hewan di area ini sedikit berbeda, mungkin aku sudah berjalan cukup jauh. Kurasa tidak ada salahnya berhenti sejenak.” Ucapnya sambil meregangkan tubuh.

Cassius berhenti di sebuah pohon yang berbuah cukup lebat. Pohon itu tidak terlalu tinggi, ranting dan dahanya cenderung tumbuh menyebar kesamping dengan buah menggantung pada dahan. Tampak terdapat bekas gigitan hewan pada beberapa buahnya yang menandakan buah ini tidak beracun dan aman dikonsumsi, buah berwarna kuning cerah seukuran kepalan tangan besar itu tampak menggugah selera.

“hmm... sepertinya buahnya tidak beracun, baiklah mari ambil dan coba satu”

“hop... yah..” Cassius memanjat pohon, memetik dan coba menggigit buahnya.

“(menggigit buah)... wah.. sangat manis dan segar, juga berair. Setelah selama beberapa hari memakan sesuatu yang tidak seharusnya dimakan, akhirnya ada makanan yang sesungguhnya. Yah.. meskipun beberapa dari mereka memiliki rasa yang cukup enak, aku tidak bisa komplain untuk yang itu.”

Sembari makan di atas pohon, Cassius naik sedikit lebih tinggi dan melihat sekeliling. Karena pepohonan tidak lagi setinggi sebelumya dimana semua pohon sampai bisa hampir menghalangi semua pandangan dan sinar matahari yang masuk, sekarang Cassius lebih mudah untuk menentukan arah mana yang hendak dia tuju. Saat memperhatikan sekitarnya dia melihat sebuah gunung berapi aktif yang menjulang di kejauhan, disekitarnya terdapat juga beberapa gunung yang lebih kecil. Namum, yang lebih menarik perhatiannya adalah ketika ia melihat sesuatu yang terbang menuju gunung tersebut.

“mahluk apa itu..? terlihat seperti... naga!? Tidak.. tidak mungkin.. itu..(menyipitkan mata) wyvern...!!” Cassius terkejut, akan tetapi rasa penasarannya lebih besar.

Hal itu membuat dirinya termenung untuk beberapa saat, ia teringat akan sosok Dryad yang ditemuinya ketika sedang berada di hutan pohon raksasa beberapa hari yang lalu. Mengingat kemampuan yang dimilikinya saat ini hanya kemampuan untuk bertahan hidup. Sekalipun kemampuan itu luar biasa, dalam pertarungan hidup dan mati setidaknya satu kemampuan menyerang sangat diperlukan. Apa lagi ketika hendak berhadapan dengan wyvern, sebuah pedang biasa tak akan cukup bahkan untuk sekedar melukainya.

Cassius menarik pedangnya, menatapnya lalu berkata “pedang ini semakin tumpul karena kugunakaan untuk melawan mahluk-mahluk yang tidak biasa. Entah berapa lama lagi dia akan bertahan...”

“sihir serangan yang aku kuasai juga hanya fireball... andai ada seseorang yang bisa membantuku atau setidaknya mengajariku.” Gumamnya dengan pelan.

“sudahlah, ini bukan waktunya untuk mengeluh. Jika ingin kekuatan, maka aku harus mencarinya dengan segala cara. Aku punya sesuatu yang tidak semua orang miliki bersamaku, aku harus bisa memanfaatkanya sebaik mungkin!!” dia pun melompat dari pohon setelah merasa puas dan mengambil beberapa untuk dijadikan persediaan. Keputusanya sudah bulat, ia akan menuju gunung itu apapun yang terjadi.

“lagipula elemen api adalah elemen yang sangat berguna, siapa tau nanti aku akan dapat sesuatu dengan elemen api didalamnya” Dengan langkah yang optimis Cassius meneruskan perjalananya sore hari itu.

Ketika malam tiba menggantikan sore hari yang terasa lebih terang dari biasanya, Cassius merasakan sebuah perbedaan yang mencolok pada wilayah yang dijamahnya ini. Suasana memang jadi semakin dingin saat malam, tapi meski begitu udara hutan tetap hangat oleh sisa energi vulkanik yang ada di bawah tanah. Di tengah hutan, suara langkah-langkah makhluk mulai terdengar semakin sering. Hewan-hewan yang biasa berkeliaran di daerah hangat seperti kadal besar, beberapa jenis kucing besar, dan primata besar tampak mulai bergerak dari tempat mereka bersembunyi. Mereka sangat aktif di malam hari, mencari makan atau bersiap untuk beristirahat. Burung malam dengan mata tajam juga mulai terbang lebih rendah, memindai setiap pergerakan di bawahnya.

Di antara pepohonan, beberapa binatang seperti rusa bertanduk panjang dan kelinci besar, berlari cepat dengan gerakan terkoordinasi, mencoba menghindari predator yang juga mulai muncul. Ular dengan warna cerah meliuk-liuk di antara rumput, bersembunyi dalam kegelapan. Sesekali, terdengar suara raungan dari makhluk lain di kejauhan, mungkin binatang raksasa lainnya yang menguasai wilayah hutan ini. Kehidupan malam di hutan ini adalah campuran antara ketenangan dan bahaya yang selalu siap menerjang.

“sebenarnya tempat ini tidak buruk juga, terlihat alami dan berjalan seperti sebagaimana mestinya, terkecuali... untuk mahluk-mahluk berukuran raksasa itu, kelihatanya wilayah ini memang didominasi reptil.”

Cassius tetap berjalan meskipun saat hari sudah malam, ia hanya berhenti sesekali dalam waktu yang tidak lama hanya sekedar untuk beristirahat dan mengisi perutnya. Cukup lama setelah sehari semalam ia melalui wilayah hutan yang terbilang damai baginya, dengan banyaknya sumber makanan yang tersedia dan ancaman yang tidak seberapa, kini jalan yang dilaluinya sudah bukanlah jalan yang landai lagi. Ia mulai merasakan sensasi tanjakan pada permukaan tanah yang dilewatinya.

Cassius mengambil langkahnya dengan hati-hati, matanya memindai sekitar, memastikan tidak ada ancaman yang tiba-tiba muncul. Ketika ia mencapai sebuah punggung bukit, ia berhenti sejenak untuk menarik napas dalam-dalam, menikmati udara malam yang segar meskipun agak tercium bau khas hutan. Dari sini, ia bisa melihat sebagian besar wilayah Hutan Pilgrum yang gelap di belakangnya, dengan siluet pohon-pohon raksasa yang menjulang tinggi. Di kejauhan, suara raungan dari makhluk-makhluk buas terdengar menggema.

Sementara disisi lain ia melihat gunung berapi yang semakin dekat, terlihat juga beberapa gua, tebing dan bukit lain disekitarnya. Pepohonan terlihat semakin berjarak antara satu dengan yang lain dan tanah pada beberapa area juga terlihat hitam akibat pengaruh dari gunung berapi. Dia juga sempat melihat beberapa binatang melata raksasa dari kejauhan.

“ternyata sudah cukup jauh juga aku berjalan, selain itu.. tampaknya akan lebih banyak bahaya yang mengintai, kurasa duduk disini sebentar sambil memikirkan langkah selanjutnya adalah hal yang masuk akal.” Cassius pun duduk bersandar pada sebuah pohon.

Saat dia sedang duduk santai sambil berpikir, sesosok bayangan tiba-tiba muncul dari balik pohon yang disandarinya, diikuti dengan suara langkah yang ringan namun pelan dan tidak mengganggu. Seorang pria tua botak, dengan tubuh bungkuk, mengenakan pakaian yang tampak seperti jubah tua yang hanya menutup sampai siku dan lututnya saja, datang mendekat. Wajahnya hampir sepenuhnya tertutup oleh kumis dan jenggot tebal yang menyerupai akar pohon. Ada aura yang tidak biasa darinya, seperti jika ia adalah bagian dari alam itu sendiri.

1
Mưa buồn
Semangat thor, jangan males update ya.
Kovács Natália
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
yongobongo11:11
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!