Naina Si Gadis Panti
"Tataaaaaa!" teriak si bontot di panti, saat melihat Naina masuk. Naina yang lelah, kembali tersenyum melihat kesayangannya. Ia baru pulang mencari kerja, namun belum membuahkan hasil sama sekali. Alasannya karena usianya yang masih di bawah umur, kini ia berusia 16 tahun.
Naina juga menolak untuk kuliah, ia benar-benar ingin mencari kerja karena melihat kondisi panti asuhan yang semakin memburuk. Padahal ia mendapat tawaran kuliah di luar negeri, tapi Naina yang tak mau meninggalkan ibu dan adik-adik di panti, menolak tawaran tersebut, walau di hati kecilnya sangat ingin menerima tawaran tersebut.
"Aaaaa.... Embuuuulll, kangeeeennn," ucapnya pada bocah yang baru berusia 3 tahun ini. Naina langsung memeluk erat tubuh bocah kesayangannya, guna melepas rasa lelah dan juga penat. Naina langsung menjatuhkan tubuhnya di lantai, seraya memangku tubuh Yura si embul.
"Tata dalimana? Yula banun tidul, nda nampak tata di tamping Yula," ucapnya dengan mimik wajah yang sangat menggemaskan. Naina pun mencium gemas pipi bakpau milik Yura.
"Kakak jalan-jalan keluar tadi, cari kupu-kupu sama bunga," godanya pada Yura.
"Tenapa inda ajak Yula? Tata Nai natal, huaaaaa," ucapan Yura sambil berakting
Naina pun tertawa melihat reaksi Yura, inilah hiburannya dan peluruh segala penat juga lelah selama setahun ini.
"Hahaha, kakak bercanda sayang, kakak habis keliling cari kerja, buat bantu bunda dan juga buat jajan Yura dan kakak yang lainnya," ucap Naina yang langsung mengeratkan pelukannya pada si balita yang menggemaskan itu.
"Kamu tak ada bosannya bila sudah menggoda Yura, minumlah kamu pasti lelah," ucap Bunda Rosmaya yang baru saja keluar dari dapur, dengan membawa segelas air putih dan menyodorkan gelas itu pada Naina.
Naina menerimanya dengan tersenyum dan langsung meneguknya hingga tandas.
"Yura sangat menggemaskan Bunda, rasanya sayang bila harus menyia-nyiakan hari tanpa menggodanya," ucap Naina setelah menghabiskan minuman tersebut.
"Terimakasih Bunda, maaf merepotkan," ucap Naina
"Ck, jangan mulai Nai. Bunda tidak suka, kamu adalah anak bunda, Tak ada kata merepotkan. Bagaimana hari ini?" timpal bunda Rosa, seraya bertanya.
"Huft... masih sama Bun, tapi Naina sudah menitipkan beberapa surat lamaran di beberapa restoran, kafe dan juga toko baju. Semoga ada yang nyangkut ya bun, doakan Naina selalu," jawab Naina seraya menghembuskan nafas lelahnya, ia mengusap sayang punggung Yura. Sampai tak terasa bocah kecil itu terlelap dalam pelukan Naina…
"Doa Bunda selalu menyertaimu Nai, bila lelah maka beristirahatlah sehari atau seminggu," ucap Bunda Ros.
"Lelahku hilang, saat melihat wajah bahagia tanpa dosa adik-adik panti bun," jawab Naina tersenyum tulus.
"Ya sudah, sebaiknya kembali ke kamarmu untuk membaringkan adikmu. Lalu, bersihkan tubuhmu yang bau matahari ini dan beristirahatlah," titah bunda Ros, dengan menutup hidungnya. Ia berpura-pura mencium bau pada tubuh Nai, membuat Naina memanyunkan bibirnya karena kesal.
"Haha... bercanda sayang, sudah sana." bunda Ros pun medorong pelan tubuh Naina, yang sudah bangun dari duduknya. Sebelum masuk ke kamar, Naina menyempatkan dirinya untuk mencium pipi Bunda Ros. Bunda Ros pun menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan Naina yang kadang masih kekakanak-kanakkan.
"Semoga hidupmu bahagia kelak nak, kamu sudah cukup menderita dan menahan diri selama ini. Bayi yang dulu aku temukan, kini sudah beranjak remaja dan harus dewasa sebelum waktunya karena tuntutan kerasnya hidup.." gumam Bunda Ros pelan, ia menatap punggung Naina sampai masuk ke dalam kamarnya.
.
.
Naina baru selesai mandi dan kini tengah mengeringkan rambutnya, menggunakan handuk kecil. Ponsel jadulnya berbunyi, menandakan ada satu panggilan. Naina langsung mengambil ponsel yang tergeletak di lantai, ia mengerutkan dahinya saat melihat nomor asing yang melakukan panggilan padanya.
"Halo, selamat sore," ucap Naina dalam sambungan tersebut.
'Selamat sore, apa ini dengan Naina?' jawab orang di sebrang sana.
"Iya benar, maaf mbak siapa ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Naina
'Begini, saya membaca CV lamaranmu. Melihat nilai dan juga banyaknya sertifikat yang kamu lampirkan, kami berniat untuk melakukan interview padamu. Saya menunggumu besok untuk datang ke Restoran xxx, pukul 09.00 untuk melakukan tes dan juga interview,' jawab seseorang tersebut, Naina yang mendengar jawaban itu hampir saja berteriak kegirangan, usahanya selama setahun ini akhirnya membuahkan hasil.
"I-iya mbak, besok saya akan datang ke Restoran dan saya usahakan untuk datang tepat waktu," ucap Naina menahan gejolak kebahagiaannya saat ini.
'Baiklah, saya akan menunggu kedatanganmu besok. Terimakasih atas waktunya, selamat sore,' panggilan itu pun diakhiri, Naina langsung melompat kegirangan dan memeluk erat ponselnya.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. Akhirnya dari banyaknya lamaran yang aku sebarkan, ada yang nyangkut," ucap Naina girang, ia langsung keluar kamar dan mencari Bunda Ros untuk mengabarkan kabar bahagia ini.
"Bundaaaa, bun," panggil Naina sedikit berteriak
"Iya Nai, Bunda di belakang." jawab Bunda Ros, yang juga berteriak. Naina menghampiri bunda Ros dengan sedikit berlari kecil. Ia langsung memeluk bunda Ros dengan erat.
"Hei, ada apa, hmm? Kayanya dapet kabar baik nih Bunda," ucap Bunda Ros seraya mengusap sayang punggung Naina, Naina melerai pelukannya dan menebarkan senyuman di wajah cantiknya.
"Iya Bunda!" jawab Naina yang dibarengi anggukan semangat.
...****...
Bismillah ahhh.... semoga kalian sukaaaa yaaaa💞💞
......HAPPY READING ALL💞💞💞…...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Putri Banondari Banondari
kaya nya bakal sedih deh
2024-10-28
1
Lala_Angela🍁❣️
embulll katanya 😄😄😄
2024-11-19
1
Anonymous
k
2024-10-16
1