Luna,panggilan untuk gadis manis berhidung mancung tersebut.terbiasa hidup sederhana sejak kecil membuatnya jadi sosok yang mandiri,karna ia tinggal bersama bibi dan paman nya.
siapa sangka tiba-tiba ia harus menikah, karna paman nya terlilit hutang.
bagaimana kelanjutannya?
akankah Ghaluna bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
❤️H-2 sebelum pernikahan
Terlihat di sebuah ballroom hotel, sebuah pelaminan mewah telah di gelar. Pertanda akan ada pesta mewah dari kalangan atas. Siapa lagi jika bukan pasangan Givano Bramasta dan Ghaluna virnia.
Hari ini akan diadakan acara Siraman dan malamnya acara Henna, besok acara pengajian dan sorenya akad nikah.
Para keluarga dari Blitar juga telah tiba. Mereka semua akan menginap di hotel, kecuali papa nya Luna, tapi mereka telah bertemu.
Hari dimana mereka di Blitar saat itu, rupanya Vano memang sengaja akan memberi kejutan untuk Luna. Setelah bertemu mereka semua bersuka cita, karena akhirnya keluarga Luna lengkap. Tetapi, hanya Nyonya Valery yang kurang bahagia. Entah apa sebabnya, Luna yang di sibukkan dengan persiapan pernikahan pun, belum bisa menanyakan pada mommy nya itu.
Papa Luna akan datang hari ini. Supir telah di tugaskan untuk menjemputnya di bandara. pesawat akan landing sekitar pukul 11 siang.
Dikamar hotel, Luna sedang di make up oleh Mua terkenal. Sebenarnya Luna menolak, tapi karena permintaan tiga wanita kesayangan nya, terpaksa iya setuju untuk di dandani, meskipun syaratnya make up senatural mungkin.
Hari ini Luna mengenakan pakaian adat Jawa. Baju kembang berwarna merah merona, dan kain jarik. Semua persiapan untuk siraman sudah disiapkan oleh Tim WO.
Kain Batik dahulu dibuat untuk dipakai sebagai penutup bagian bawah tubuh berupa kain panjang/jarik/jarit, bukan untuk baju.
Setiap motif yang dirancang melalui proses meditasi dan puasa, kemudian dibuat dengan canting. Prosesnya selalu diiringi doa dan harapan agar nantinya di saat akan dikenakan oleh seseorang akan memperoleh berkahnya dan diharapkan doa tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
Dalam tradisi Jawa, satu hari sebelum menikah biasanya diadakan Upacara ‘Siraman’ (secara harfiah artinya mandi, namun dalam tradisi dianggap sebagai membersihkan diri sebelum memulai suatu kehidupan baru).
Pada upacara Siraman, Calon Pengantin memohon ijin dan doa restu dari kedua orangtuanya. Pada saat melaksanakan upacara tersebut Calon Pengantin dan Orangtuanya menggunakan motif batik tertentu.
Calon pengantin putra/putri akan memakai Kain Batik Tulis motif Sido Asih, demikian juga sebaiknya saudara sekandungnya, maknanya agar mereka tetap saling mengasihi walaupun mereka telah membina keluarga masing-masing.
Pada awal Upacara Siraman, calon pengantin hanya memakai Kain Cinde.
Setelah selesai Siraman (upacara mandi tradisional), berganti pakaian dengan memakai kain Sido Asih dan atasannya biasanya memakai surjan (baju atasan biasa dikenakan suku Jawa).
Pemilihan kain Cinde sering dipilih yang berwarna merah, yang menyolok, agar calon pengantin terlihat berbeda.
Kedua orang tua calon pengantin biasanya memakai kain batik dengan motif Cakar atau Nitik Cakar (nama Cakar berasal dari Cakar Ayam atau kaki ayam);
Filosofi di balik motif Cakar diharapkan nantinya calon pengantin di saat berumah tangga pandai mengelola keuangan keluarga dan bertanggung jawab.
Dalam mengenakan kain Batik bermotif kombinasi dengan motif ‘Gurdo’ yang bentuknya seperti sayap burung baik hanya satu sayap atau sepasang sayap yang berhadapan, harus dipakai menghadap ke atas.
Motif ini merupakan stilasi atau gubahan sayap burung garuda, karenanya disebut ‘Gurdo’. Untuk mengingat-ingat, burung jika terbang ke atas oleh karena itu sayapnya harus menghadap ke atas.
(Mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam menjelaskan tentang prosesi adat sirama.🙏)
.
.
Setalah Luna siap, para Mua meminta Keluarga dari Luna untuk mendampingi nya menuju tempat siraman. Karena Sang papa belum tiba, mereka menunggu untuk beberapa menit lagi.
❤️❤️❤️❤️
Vano juga sedang bersiap dikamar yang lain. Karena Dia pria. Maka mendandaninya tidak memakan waktu yang lama.
Saat Dirinya sedang ngobrol dengan Aldo, tiba saja ponselnya berbunyi. Awalnya Vano menolak, karena nomor yang menelpon tidak di kenali. Tetapi berulang kali nomor yang sama menelponnya. Akhirnya dengan hati kesal Vano menerima panggilan itu. Setelah mendengar suara dari seberang, raut wajah Vano langsung pias. Ada raut terkejut, khawatir dan amarah sekaligus. Aldo yang mengerti, hanya diam menyimak, Dirinya pikir ini pasti ada sesuatu.
“Kakek Luna kecelakaan, dan sepertinya ini adalah rencana seseorang’’ ucap Vano. Mengencangkan rahang nya.
“Jadi bagaimana?’’ Tanya Aldo. Tentu Dia juga bingung. Mengingat sebentar lagi prosesi siraman kedua mempelai.
“Gue juga bingung. Arrrrrrghhh!!! Sial!’’ Vano mengusap kasar wajahnya. Dirinya beranjak menuju pintu untuk keluar.
“Mau kemana Lo?’’ Aldo juga ikut beranjak.
“Gue mau kasi tau keluarga Luna. Walau gimana pun itu kakeknya. Lo selidiki kasus ini!’’ ujar Vano. Dia keluar menuju kamar Luna.
.
.
****
.
.
Di kamar mempelai wanita, semua orang terkejut. Tidak terkecuali Nyonya Valery. Dirinya hampir limbung, dan untungbsaja calon besannya tanggap. Dia di bawa kecsofa dan beri air oleh mommy Vano, supaya lebih tenang.
“how is my father doing?’’ tanya Valery. Air mata nya tidak berhenti mengalir.
“madam, don't worry. your father will be fine.’’ Vano berusaha menenangkan calon mertuanya. Padahal dirinya sendiri juga tidak tahu keadaan Tuan Ivander saat ini.
Vano menatap dalam mata Luna yang kelihatan cemas dan sedih, tapi berusaha di tutupi nya.
“Semua nya, khususnya Luna. Dengan berat hati, acara siraman ini kita batalkan dulu. Jika masih memungkinkan kita akan lakukan nanti malam.’’ ucap Vano berat.
“Honey, mom is going to visit your grandfather in the hospital. Do you want to come?’’ Tanya Nyonya Valery hati-hati. Karena mengingat sang ayah begitu tidak menyukai cucunya ini waktu baru lahir.
“Apa boleh mom? Luna takut grandpa akan menolak ku’’ Luna menundukkan kepalanya.
“Kita akan tunggu di luar saja. melihatnya dari jauh. Mau?’’ kali ini Vano yang mencoba membujuk. Akhirnya Luna setuju.
“Kami pamit dulu’’ ujar Vano.
“Mommy, Daddy mu, Paman Hari dan Bi Fitri akan melayani tamu kita saja disini. Kalian hati-hati, semoga Tuan Ivander baik-baik saja.’’ ujar Daddy.
Setelahnya mereka meninggalkan hotel. Mereka melewati lift khusus VIP keluarga mereka. Sehingga para tamu tidak akan melihat kepergian mereka.
Menuju rumah sakit, mereka harus memakan waktu 1 jam. Di daerah sini juga ada Rumah Sakit, tetapi mereka memilih membawa Tuan Ivander ke Rumah Sakit terbaik di kota ini.
Di sepanjang perjalanan, Luna hanya diam. Dirinya masih bimbang, takut keadaan kakeknya tidak baik-baik saja dan bila baik, dirinya takut akan di usir.
“Grandpa mu pasti baik-baik saja dan Dia pasti akan menerimamu.’’ Vano menenangkan Luna, seolah mengerti kekalutan hati calon istrinya. Dirinya menggenggam erat jemarinya Luna.
“Makasih Van, kamu selalu support aku’’ ucap Luna pelan.
“Hei, kaya sama orang asing aja. Kita akan menikah, jadi kamu nggak perlu berterima kasih. Aku kan sudah janji akan selalu berusaha membuat mu bahagia.’’ Ujar Vano mengelus kepala Luna.
.
.
.
“Kenapa Dia ada disini?! Pergi kau wanita sialan!’’
Yuk, mampir di ceritaku
Dosen Licik terobsesi padaku ᐛ
semoga setelah ini ada karya yang lain juga