MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 34
Sebelumnya di sisi Elvin dan Jasper.
Keduanya tengah menunggu kedatangan Hunter. Elvin menatap pintu yang sangat kokoh itu. Ia mengetuk-ngetuknya, namun suara teriakan tiba-tiba terdengar membuat keduanya kaget.
"Arkhhh...."
Elvin dan Jasper saling pandang dengan mata melotot karena saking kagetnya. "Itu seperti suara laki-laki" ucap Jasper
"Apa itu mungkin Gama?" duga Elvin.
"Ada kemungkinan" sahut Jasper.
Tak lama kemudian, Hunter tiba dengan nafas naik turun karena terus berlari tanpa henti hingga tiba di sana.
"Di mana scannernya?" tanya Hunter.
"Itu disana" tunjuk Jasper.
Membuka penutup scannernya, lalu mencari data kabel pada Scanner tersebut. Setelah menemukannya, ia menyambungkan kabel itu ke iPad miliknya.
Setelah tersambung, muncullah kode-kode program. Hunter perlu mengacaukan kodenya dan merubah perintahnya.
Cukup lama Hunter mengerjakannya, mungkin sekitar 2 jam Hunter berusaha memecahkan kode-kode tersebut, hingga terdengar suara bunyi clik pertanda pintu telah berhasil di buka.
Elvin dan Jasper segera mendekati pintu. "Buka dengan perlahan! Kita tidak tahu siapa yang berada di dalam sana. Jangan sampai dia orang yang agresif" ucap Jasper dengan tangan yang sudah menempel pada pintu.
Elvin mengangguk. Dengan hati-hati ia membuka pintu tersebut hingga terdapat celah. Ia mengintip ke dalam, namun tidak apapun yang bisa ia lihat kecuali kegelapan.
"Sangat gelap di dalam, paman. Tidak ada cahaya sama sekali" ucap Elvin.
"Coba kamu senter ke dalam!"
Elvin mengeluarkan hanphonenya dan menyalakan sendiri. Ia memasukkan tangannya agar cahaya bisa masuk. mengarahkannya ke sisi kanan, lalu ke kiri.
Hingga di sisi kira, cahaya senternya tidak sengaja menangkap sesuatu hingga membuat Elvin kaget dan membuat hanphonenya jatuh.
"Astaghfirullah" pekik Elvin.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Jasper penasaran.
"Memang ada orang di dalam, paman, tapi dia terlihat mengerikan. Apa itu yang Jun maksud zombi?" ucap Elvin
"Sepertinya bukan, karena Jun melihatnya di rumah Wibhawa"
"Sudahlah, langsung buka saja" Hunter sudah sangat tidak sabar. Ia gregetan melihat keduanya masih berdiam di sana.
"Paman saja duluan!" Elvin mendorong Jasper lebih dulu. Jasper menatap Elvin tajam dengan mulut yang mincak-mincak.
Dengan perlahan Jasper membuka pintu. Elvin dan Hunter berjaga di belakang dengan mengangkat senjata mereka. Jika adabahaya, mereka bisa langsung menembak.
Pintu terbuka lebar. Belum ada pergerakan sama sekali dari dalam. Jasper, Hunter dan Elvin juga masih diam di depan pintu.
Dengan langkah pasti ketiganya masuk ke dalam. Elvin mengambil handphonenya yang terjatuh tadi dan menyoroti ruangan tersebut. Hunter juga mengeluarkan hanphonenya agar lebih banyak cahaya.
Hingga tak sengaja senter Elvin menyerobot seseorang yang tengah berjongkok di sudut ruangan berbentuk kotak menghadap belakang.
"Siapa itu?" dengan bodohnya Elvin malah bertanya pada menatap Jasper. Jasper kemudian menggeleng tidak tahu.
"Halo, siapa kau? Emm....kami ke sini ingin menolong mu" dengan hati-hati Elvin mendekat ke orang orang tersebut.
Tidak ada pergerakan sama sekali dari orang tersebut, hingga dia bersuara.
"El....El..." panggil orang itu lirih.
Deg
Seketika Elvin mematung mendengar suara itu. Suara yang sangat familiar dan sudah bertahun-tahun ia tidak mendengar suara itu.
"Cl.... Cla" panggil Elvin pelan dengan suara yang mulai bergetar. Ia berjalan mendekat dan ingin meraih bahunya, namun tiba-tiba dari arah kanan seseorang menyerangnya.
"Arkhh...." Elvin tidak sempat untuk menghindari dan sesuatu menggores lengannya.
Dor
Hunter menembak siluet orang tersebut hingga berteriak. Jasper langsung menarik orang tersebut dan menguncinya. Hunter menyoroti cahaya ke arah wajah orang tersebut.
"Robinson" ucap Hunter dengan kaget. Bagaimana tidak, Robinson sangat terlihat acak-acakan dengan tubuh yang sangat kurus.
"Paman Robinson. Kenapa paman bisa di sini?" Elvin juga mendekat dan berjongkok di hadapan Robinson.
"Elvin" dengan mata menyipit Robinson menatap Elvin. "Syukurlah kamu sudah datang" lanjut Robinson.
"Kenapa paman bisa berada di sini? Bukannya paman Wibhawa sahabat paman?"
"'Ceritanya panjang, lebih baik kamu menolong teman mu itu" Robinson menunjuk seseorang yang masih berjongkok di sudut ruangan. Entah kenapa dia tidak bergerak sejak tadi.
"Teman?" gumam Elvin.
Elvin kembali mendekati orang tersebut. Menarik bahunya hingga orang itu berbalik.
Bukkh....
Elvin terjatuh dalam kondisi duduk, karena sangat shok melihat siapa orang itu. Tampilan yang acak-acakan. Baju kotor dan sangat lusuh. Wajahnya terdapat bekas luka gores dan rambut yang tidak rapih seperti sengaja di cukur sembarangan.
Yang paling membuat Elvin shok adalah mata orang tersebut. Yang sudah tampak abu-abu, tidak hitam lagi seperti orang-orang pada umumnya. Bisa di pastikan jika dia sudah buta.
Elvin menunduk dengan bahu yang mulai bergetar. Hunter juga ikut sedih melihatnya. Ia sangat mengenal siapa seseorang yang tengah diam seperti orang linglung.
"Hiks...." terdengar isak tangis Elvin di tengah kesunyian.
Sejak tadi mendengar suara di sekitarnya, orang tersebut mulai meraba-raba sekitarnya hingga ia menyentuh kaki Elvin hingga naik ke kepalanya.
Elvin mendongak menatap dengan sangat lekat orang di hadapannya. Air matanya semakin deras kala melihat dari jarak yang sangat dekat dengan cahaya yang minim.
"El....El....ap..a ii...ni kam....u?" dengan terbata-bata orang itu berbicara.
Elvin mengangguk pelan. "Ya....ini aku"
Orang itu tersenyum kecil. Ia terlihat bahagia mendengarnya. "Ak…hir…nya kam…u da...tan..g"
Hikss....hikss.... Maafkan aku. Maafkan aku, Cla. Aku.....aku benar-benar minta maaf. Ini semua salahku, Cla…ini salah ku" Elvin semakin menjadi. Ia memeluk Clara dengan sangat erat.
Ya…orang tersebut adalah Clara, istri Elvin. Wanita yang semua orang anggap telah meninggal dalam jurang. Entah bagaimana ceritanya Clara bisa berada di tempat itu bersama Robinson dan siapa wanita yang mereka kubur 10 tahun yang lalu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa…kenapa kamu bisa berada di sini? lalu siapa wanita yang kami kubur? Dia sangat mirip dengan mu, Cla" ucap Elvin.
"Ak…u tida…k ta…hu"
"Itu rencana Wibhawa. Wibhawa menukarnya dengan wanita yang sudah operasi plastik. Bawahannya lah yang melakukan operasi plastik pada salah satu pembantunya yang sengaja dia bunuh" sahut Robinson.
"Wibhawa dalam tahanan saat itu" ucap Jasper.
"Benar, tapi Wibhawa masih tetap bisa berkomunikasi dengan bawahnya yang lain, karena ada penghianat di kelompok kalian"
"Sudah ku duga" ucap Jasper.
"El....a…ku ha…u.…sss" sahut Clara.
"Ahh...maaf. Kita keluar sekarang!" Elvin segera menggendong sang istri untuk keluar.
"Hati-hati di luar ada____ " belum selesai Robinson berbicara, mereka sudah di kagetkan dengan seseorang yang tengah berdiri di depan pintu dengan mata yang sangat merah.
Urat-urat wajah, leher serta tangan dan kakinya sangat tercetak jelas di tubuhnya.
"Dia sangat ganas, berhati-hati lah" ucap Robinson.
.
.
NEXT
Waw, Clara di temukan. Tapi apa penyebab Clara bisa berada disana?