sudah 6 tahun Freya menikah dengan Abigail Maulana Ferdian, mereka telah di karuniai seorang putri yang sudah berusia 5 tahun.tapi Abi tidak pernah menganggap mereka karena Abi tidak mencintai Freya bahkan saat Freya mengandung dan melahirkan dia tidak perduli karena pernikahan mereka terjadi karena suatu insiden.
"5 tahun mas,,, selama 5 tahun apa pernah mas menggendong atau memperhatikan Dania? " tanya Freya yang mengangkat satu tangan nya.
"karena saya tidak Sudi menggendong anak itu!" ucap Abi.
"kenapa, apa karena Dania terlahir dari wanita miskin seperti ku dan bukan anak seorang model, ingat mas yang anak kandung mu adalah Dania bukan Sherin!" ucap freya.
"iya karena anak itu terlahir dari wanita kampung seperti mu!"ucap Abigail kejam setelah itu dia meninggalkan Freya yang mematung mendengar ucapannya.di saat Freya menangis sebuah tangan kecil menghapus air mata nya.apakah Freya akan bertahan sedangkan yang menjadi alasan nya bertahan sudah menyerah??
baca cerita selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nouna Sagitarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Di tengah perjalanan Abi mendapat kan telepon dari Ambar, yang mengabarkan bahwa Sherin masuk rumah sakit.segera Abi membelokkan mobil nya menuju ke arah rumah sakit.
Sementara Freya juga mendengar kabar bahwa Dania juga masuk rumah sakit
Dan mereka langsung menuju ke rumah sakit.
"dimana Dania?" tanya Freya yang sudah berada di rumah sakit bersama Arsil.
"dia ada di dalam" ucap Cika yang masih menangis.
"bagaimana bisa dia di tabrak?" tanya Arsil yang ikut panik walau bagaimana pun Dania adalah ponakan nya.
"Cika tidak tau, saat Cika sampai di sekolah Cika melihat kerumunan orang di luar sekolah dan Cika melihat Dania dan juga teman nya sudah tergeletak di aspal" ungkap Cika yang menceritakan apa yang dia lihat.
"sia yang bersama nya?" tanya Freya yang sudah menangis
"dia she_,,?" ucapan sita terpotong saat melihat dua orang yang sedang melangkah ke arah nya dengan wajah tegang sama seperti nya wanita itu juga menangis bedanya dia selalu di temani oleh seseorang,sedangkan diri nya sudah lah tidak usah di bahas. .
melihat ada Freya di sini jantung Abi berdetak lebih kencang seperti habis lari maraton.
"tenang jangan emosi?" ucap Arsil berbisik
"apa yang bersama Sherin di dalam adalah anak kalian?" tanya Ambar yang mengira Arsil dan Freya pasangan suami istri sehingga Abi tang mendengar nya spontan menjawab.
"bukan!" jawab abi yang membuat beberapa pasang mata itu menatap nya.
saat Arsil ingin menjawab tiba-tiba dokter keluar dari ruangan dengan wajah panik.
"siapa keluarga pasien yang bernama dania?" tanya dokter itu.
"saya ibu nya dok" jawab Freya
"pasien memerlukan darah dan keadaan nya kritis " ucap sang dokter yg membuat Freya terjungkal untung ada Arsil dan Cika.
"bagaimana dengan pasien yang satu nya dok?" tanya Ambar yang menanyakan keadaan anak nya.
"Pasien yang satu nya hanya mengalami luka ringan,tapi karena terlalu sok dia belum sadar kan diri. Kami akan membawa pasien ke ruangan yang lain" kata dokter kembali memberitahukan keluarga pasien.
"apakah ada yang bisa mendonorkan darah nya,atau dimana ayah gadis itu?" tanya dokter sekali lagi. tapi tidak ada yang membuka suara hingga suara berat seseorang memecahkan keheningan.
"saya yang akan mendonorkan darah untuk cucu saya?" ucap seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka.
"anda siapa nya pasien ?" tanya sang dokter.
"saya kakek nya dan mudah-mudahan,darah saya cocok dengan cucu saya" ungkap orang itu.
"dimana ayah nya?" tanya dokter lagi yang membuat orang itu menatap tajam Abi yang sedang bergandeng tangan dengan model itu.
"ayah nya sudah tiada dok" bukan orang itu tang menjawab tapi Freya lah yang menjawab nya.
"maaf kan saya?" ucap dokter penuh sesal.
mendengar itu Abi memejam kan mata nya. .
"ayo tuan ikut saya?" ucap dokter itu yang di ikuti oleh pria paruh baya itu.
Sementara Sherin sudah di pindah kan di ruangan yang lain dan di ikuti oleh Ambar sedangkan Abi menatap ruangan Dania dengan pandangan nanar setelah itu dia membalikan tubuh nya lalu melangkah kan kaki nya. tapi baru dua langkah dia menghentikan langkah nya karena suara Freya.
"aku bersumpah, kamu akan menyesal kalau terjadi sesuatu ke pada anak ku, dan aku bersumpah tidak akan membiarkan mu menemui Dania lagi!" ucap Freya lantang dengan air mata yang mengalir deras.
"seekor binatang pun akan menyelamat kan dan melindungi anak nya jika merasa anak -anak nya dalam bahaya!" ucap Arsil yang menyamai abai dengan binatang.
"aku akan mendonorkan darah ku" ucap nya lalu dia ke ruangan donor darah.
mendengar itu Freya bernafas lega,karena dia yakin darah mertuanya tidak cocok dengan putri nya walaupun dia kakek nya tapi darah Abi dan juga mertua nya tidak sama, malah yang sama dengan darah Abi adalah mama Sintya. tapi itu tidak mungkin di lakukan nya melihat mama Sintya membenci mereka.
setelah menunggu kurang lebih 30 menit akhir nya papa mertua nya sudah berada di hadapan mereka dan benar saja apa yang di takut kan Freya bahwa darah papa mertua nya tidak cocok dengan Dania.
"maaf kan papa darah papa tidak cocok dengan dania?" ucap papa mertua nya dengan perasaan sedih.
"Tidak apa-apa Freya tau kok pah" ucap Freya
"Abi yang mendonorkan darah untuk Dania" ucap mertua nya lagi.
"Freya tau, lagian siapa lagi yang bisa mendonorkan darah untuk Dania, seandai nya darah Freya sama dengan Dania tidak akan ku biarkan darah mas Abi mengalir dari tubuh Dania" ucap freya yang menatap ruangan itu.
"ternyata dia tidak ingin di samai dengan binatang?" ucap Arsil tersenyum .
"aku bukan binatang, aku masih punya hati!" kata nya dengan suara tegas dan tatapan tajam mengarah ke arah Arsil sedangkan Arsil hanya tersenyum simpul mendengar ucapan Abang sepupu nya itu.
"kemana saja selama ini?" tanya Arsil yang memang ingin memancing emosi Abi.
"sudah Diam, banyak-banyak berdoa supaya Dania bisa siuman" ucap papa nya Abi.
"dari tadi diam sok tidak perduli, eits aku lupa tadi ada selingkuhan jadi tidak berani membuka suara sekarang kan sudah tidak ada lagi?" ucap Arsil yang belum puas mengatai Abi. .
"tutup mulut mu Arsil!" bentak Abi marah.
"kenapa? Benar kan tadi saja Abang tidak mengakui anak dan istri sekarang setelah selingkuhan mu tiada Abang baru menunjukan taring mu, apa anda waras tuan Abi!" ucap Arsil yang sudah dalam mode serius.
"jangan egois bang,,, di saat Freya ingin menuntut cerai Abang malah menolak nya, sekarang di hadapan selingkuhan mu Abang tidak mengenal istri dan anak! Jangan tamak menginginkan dua orang sekaligus kalau kamu tidak bisa berlaku adil!" kata Arsil dengan tatapan tajam dan itu di balas oleh Abi.
"dasar kurang ajar!" ucap Abi yang ingin memukul wajah menyebalkan Adik nya ini,tapi langsung di halangi oleh papa nya sehingga Abi menurunkan tangan nya.
"kalau kalian ingin berkelahi,cari tempat yang luas dan aman,jangan di sini.!" terang papa Abi.
setelah menunggu sekitar satu jam man akhir nya dokter keluar dengan perasaan lega dan itu membuat Freya ikut bernafas lega.
"operasi nya berhasil dan anak ibu akan segera kami pindah kan di ruangan rawat?" ucap dokter yang menatap Freya dengan pandangan yang entah, tapi tatapan dokter itu membuat Abi mengepalkan tangan nya.
"terimakasih dokter?" ucap Freya tulus dan air mata nya tak henti-henti nya keluar.
karena merasa ada yang janggal dengan melihat Freya yang menangis seperti itu, dokter itu pun tiba-tiba memanggil sebuah nama yang masih tersimpan di hati nya, bukan karena dia mencintai nya tapi dia sudah menganggap nya adik, adik kecil yang dia tinggalkan ketika dia melanjut kan sekolah ke dokteran nya di luar negri sedangkan dokter itu sendiri sekarang sudah menikah dan memiliki seorang putra yang berusia 7 tahun.
"oncom?" panggil nya lirih tapi Freya langsung mengiyakan karena dia sering di panggil seperti itu saat di kampung nya dan yang memberikan nama itu adalah seseorang yang sudah dia anggap seperti saudara nya sendiri yang sekarang entah kemana pergi nya.
"kamu oncom?" tanya dokter itu memastikan.
"iya, kenapa anda bisa tau nama saya?" tanya Freya yang bingung.
"jadi benar kamu oncom anak nya pak Jamal?" tanya dokter itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"iya ?" jawab Freya mengangguk.
Langsung saja dokter itu memeluk Freya yang membuat Freya kaget dan juga beberapa orang di situ juga kaget.
"kamu Freya sasmita?" tanya dokter itu lagi dengan memegang ke dua bahu Freya.
"iya dan dokter siapa?" tanya Freya
"kamu tidak mengenaliku oncom?" ucap dokter itu yang memanggil nama kecil Freya.
"bang saka?" ucap Freya lirih takut salah nyebut nama.
"yah,,, ini Abang? Ini bang saka ?" terang nya yang membuat Freya menangis dan langsung memeluk dokter yang di panggil saka itu.
sementara Meraka semua terdiam melihat Freya dan dokter itu, lebih-lebih Abi yang melihat istri nya di peluk oleh seseorang mengepal kan tangan nya dan rahang nya mengeras. Dan itu di perhatikan oleh tiga pasang mata yang ada di situ.
"rasain Lo bang, emang enak di abaikan dan tambah satu lagi saingan Lo!" ucap Arsil dalam hati yang masih memandang wajah sepupunya yang sudah memerah.
....ceritanya bagus sekali
Tetap semangat 🤗🤗🤗🤗