Menanti Jatuhnya Talak 3

Waktu menunjukkan pukul empat sore, Zhezha sudah lelah membolak balikan tubuhnya agar bisa terlelap dan beristirahat. Namun, tak juga kunjung ia terlelap. 

Ting tong. Terdengar bunyi bel berbunyi.

Dengan malas Zhezha bangkit dari tempat tidurnya. 

Kemudian ia menuju pintu keluar dan membuka pintu. 

" Zhe! "

Lilis langsung memeluk Zhezha, ketika ia melihat Zhezha di depan pintu. 

" Ternyata kamu Lis, Ayo masuk! " ajak Zhezha. 

Zhezha memang butuh teman curhat untuk meringankan sedikit beban ya ada di pundaknya dan kebetulan ada Lilis.

Mereka pun masuk secara bersamaan ketika Zhezha selesai menutup pintunya. 

Zhezha dan Lilis duduk bersebelahan di sofa yang ada di ruang tengah di rumah Zhezha. 

" Zhe, maaf ya. Aku baru tahu jika kamu di lecehkan oleh Om Gunawan. Sungguh Zhe, aku tak pernah menyangka jika Om Gunawan bisa berbuat senekat itu pada kamu, " papar Lilis. 

" Gak apa Lis, ini bukan salah kamu kok."

" Iya Zhe, aku gak bermaksud menjebakmu, Niatku hanya ingin membantumu agar segera mendapatkan pekerjaan, tapi gak tahunnya kamu jadi celaka."

Lilis pun baru menyadari adanya perban di kepala Zhezha sebelah kiri atas. 

" Zhe, kamu kenapa? " tanya Lilis. 

" Aku kecelakaan Lis. Ketika menghindari om Gunawan aku berlari hingga tanpa sadar sudah berada di tengah jalan raya. "

" Hah! " Lilis kaget. 

"Kok si gendut Gunawan itu gak kasih tau sih. Dia cuma bilang pada suami ku jika kamu gak bisa di ajak main- main. "

Zhezha tersenyum kecut. 

" Trus, Yoga tahu Zhe dengan keadaan kamu sekarang? "

Zhezha menggeleng lirih. Dia menelpon hanya untuk mengabarkan tentang rencananya untuk menggugat cerai diriku Lis. " 

" Hah, Dia sudah menggugat cerai kamu Zhe, benar-benar keterlaluan si Yoga. "

" Biar saja Lis, mungkin jika menyakiti aku dia akan merasa bahagia," ucap Zhe dengan lirih. 

" Ya ampun Zhe, segitunya Yoga, " dengus Lilis. 

Zhezha hanya tertunduk sedih. 

" Orang tua kamu bagaimana Zhe? Apakah mereka mengetahui tentang kecelakaan yang menimpa kamu ? " 

" Gak Lis, aku gak beri tahu. Beberapa hari lagi mereka akan datang untuk melakukan Check up kembali. "

"Aku butuh kerja lagi Lis, aku gak bisa diam terus di rumah. Aku harus membiayai pengobatan ayahku. Tapi aku gak tau dimana cari kerja di kota ini, " papar Zhezha. 

" Ah gak usah kerja lah Zhe, mending kamu seperti aku. Jadi istri simpanan, hidup bahagia tanpa perlu repot kerja, " papar Lilis sambil menyulut api ke rokoknya. 

Zhezha tersenyum getir. 

" Aku tahu kamu pasti gak suka sama lelaki yang berumur Zhe, tapi jika cantik dan masih tersegel seperti kamu, bos- bos muda juga banyak Zhe, kamu bisa saja istri simpanan bos muda, yang seperti Yoga juga  ada tuh.Dengan begitu kamu bisa hidup senang tanpa harus repot kerja, " tutur Lilis sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara. 

" Kesenangan apa yang didapat dengan merusak rumah tangga orang lain Lis. Aku sendiri merasakan bagaimana rasanya dikhianati. Mungkin saat ini mas Yoga sudah memiliki wanita idaman lain, " papar Zhezha dengan bola mata yang berembun. 

" Nah, sudah tahu Yoga bertingkah seperti itu. Ya kamu balas dong Zhe. Biar dia tahu jika kamu itu terlalu berharga untuk disia-siakan, " ucap Lilis dengan geram. 

" Kamu buktikan sama Yoga jika kamu juga bisa mendapatkan laki-laki mapan setelah berpisah dengannya, " imbuhnya.

Zhezha hanya tersenyum simpul. 

Ting tong terdengar lagi suara bel berbunyi. 

Zhezha hendak berdiri tapi di tahan oleh Lilis. 

" Biar saja aku yang buka pintu Zhe, " ucap Lilis, ia pun bangkit menuju pintu. 

Lilis membuka pintu rumah Zhezha, ia sedikit kaget dengan penampakan pria tampan yang ada di depan pintu. 

" Selamat sore, Zhezha ada? " tanya pria tersebut yang tak lain adalah Wisnu. 

Melihat pria tampan yang mencari Zhezha, Lilis jadi semangat. 

" Oh ada, silahkan masuk saja Mas, " ucap Lilis sambil memperlebar daun pintu. 

Wisnu tersenyum ketika dirinya di suruh masuk. Kedatangan memang ingin melihat keadaan Zhezha. Kesempatan bagi Wisnu untuk kembali bertatap muka dengan wanita yang menurutnya misterius tersebut. Hingga semakin membangkitkan rasa penasarannya. 

Lilis dan Wisnu masuk bersama-sama menuju ruang tengah. 

Zhezha heran melihat Lilis yang datang membawa Wisnu masuk ke dalam rumahnya. 

Padahal ia tak pernah mengijinkan lelaki manapun untuk masuk ke rumah tersebut. 

" Eh mas Wisnu, dari mana? " tanya Zhezha basa-basi. 

" Dari menebus obat kamu Zhe, " ucap Wisnu sambil meletakkan bungkusan plastik dan sebuah bungkusan kotak. 

" Aku juga bawa makanan untuk kamu. Karena ku pikir kamu pasti belum makan, " ucap Wisnu. 

Lilis tersenyum sambil mengedipkan matanya ke arah Zhezha. 

" Uih, perhatian banget Zhe, " ucap Lilis berbisik ke telinga Zhezha. Namun Wisnu masih bisa mendengarkannya. 

" Ehm Mas, kenal Zhezha dari mana? " tanya Lilis sekedar basa-basi. 

" Saya yang telah menabrak Zhezha, jadi saya merasa bertanggung jawab untuk mengobati Zhezha sampai sembuh, " ucap Wisnu. 

" Oh, sekalian jugalah obatin luka hatinya Zhezha Mas , " cetus Lilis sambil tersenyum ke arah Zhezha yang melotot ke arahnya. 

Wisnu tersenyum seketika ia jadi grogi karena Lilis sepertinya bisa membaca pikirannya.

" Kamu ngomong apa sih Lis. Maaf Ya Mas teman saya suka asal bicara, " cetus Zhezha yang jadi tak enak hati karena Lilis. 

" He he bercanda Zhe, tapi kalau Masnya mau juga gak apa-apakan. Lagi pula kamu kan calon janda Zhe, " ucap Lilis dengan enteng. 

" Iya kan Mas? " tanya Lilis langsung pada Wisnu. 

Mendengar cerita Zhezha tentang sikap Yoga terhadapnya, membuat Lilis jadi geram. Kebetulan ia melihat Wisnu yang sepertinya punya perhatian khusus terhadap Zhezha. Lilis pun berharap Wisnu bisa mengobati luka hati sahabatnya itu. 

Buk Zhezha menginjak kaki Lilis dengan kuat, untuk menghentikan mulutnya yang tak berhenti bicara ngawur.

" Aw! Sakit Zhe ! " seru Lilis sambil meringis.

Sementara Zhezha melototkan matanya kembali ke arah Lilis. 

Wisnu kembali tersenyum, satu lagi informasi yang ia dapatkan. Ternyata di dalam mobil tadi pagi ia tak salah dengar dan semakin yakin jika saat ini Zhezha memang sedang memiliki masalah bersama suaminya. 

" Lis, kamu itu ngomong suka sembarangan deh. Aku kan jadi gak enak, " tutur Zhezha pada Lilis yang memang tak enak hati terhadap Wisnu. 

" Gak apa santai saja, "balas Wisnu. 

Ting Tong. 

Terdengar suara bel berbunyi kembali. 

Zhezha menoleh ke arah pintu, begitupun Wisnu dan Lilis. 

" Siapa lagi yang datang Zhe ? " tanya Lilis. 

" Gak tau Lis, coba kamu bukakan pintu. "

Lilis pun bergerak menuju pintu. 

Kreak...pintu terbuka, 

Lilis menunjukkan ekspresi kaget ketika melihat siapa yang datang. 

***

Zhezha dan Wisnu sama-sama diam karena tak tahu apa yang harus dibicarakan. Selain itu keduanya juga menunggu Lilis datang kembali. 

Hal mengejutkan pun terjadi, ketika mereka melihat Lilis kembali dengan seseorang laki-laki bersamanya. 

Bersambung dulu ya gengs. Siapa ya gengs