Ibrahim anak ketiga dari pasang Rendi dan Erisa memilih kabur dari rumah ketika keluarga besar memaksanya mengambil kuliah jurusan DOKTER yang bukan di bidangnya, karena sang kakek sudah sakit-sakitan Ibrahim di paksa untuk menjadi direktur serta dokter kompeten di rumah sakit milik sang kakek.
Karena hanya membawa uang tak begitu banyak, Ibrahim berusaha mencari cara agar uang yang ada di tangannya tak langsung habis melainkan bisa bertambah banyak. Hingga akhirnya Ibrahim memutuskan memilih satu kavling tanah yang subur untuk di tanami sayur dan buah-buahan, karena kebetulan di daerah tempat Ibrahim melarikan diri mayoritas berkebun.
Sampai akhirnya Ibrahim bertemu tambatan hatinya di sana dan menikah tanpa di dampingi keluarga besarnya, karena Ibrahim ingin sukses dengan kaki sendiri tanpa nama keluarga besarnya. Namun ternyata hidup Ibrahim terus dapat bual-bualan dari keluarga istrinya, syukurnya istrinya selalu pasang badan jika Ibrahim di hina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Ohh iya, Ini Arumi bawa buah hasil panen Mas Ibrahim kemarin" Arumi memberikan sebuah plastik berisi buah apel dan jeruk
"Kenapa repot-repot? Kamu kesini aja Mak udah senang" Mak Sumi menerima dengan senang hati
Arumi tersenyum lalu Mak Sumi mengajak Arumi untuk masuk ke dalam rumahnya, tidak lupa Mak Sumi menyediakan air minum dan tempe mendoan karena memang hanya itu baru tersedia pagi ini itu pun sisa buat Yadi tadi sebelum berangkat kerja.
Setelah ngobrol cukup lama, Arumi pun menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke rumah Mak Sumi. Arumi memperlihatkan video yang kemarin di rekam oleh Yadi tapi tampaknya Mak Sumi tidak terkejut dan terkesan biasa saja, Arumi menebak mungkin Mak Sumi sudah tahu dari Yadi.
"Mak sudah tahu, kemarin Yadi menceritakan semuanya pada Mak. Jujur Mak kesal sekali mendengarnya, tidak menyangka ternyata Dela wanita seperti itu. Padahal keluarganya termasuk orang-orang terpandang, rata-rata mereka guru dan dosen"
"Itu yang bikin Arumi kesal, Mak. Padahal Arumi sudah memperingatinya tapi sepertinya wanita itu tidak kapok, masih berusaha merayu Mas Ibrahim"
"Mak paham dengan kekhawatiran kamu, jadi apa rencana kamu sekarang apa?" tanya Mak Sumi menatap Arumi dengan iba
Mak Sumi akan membantu Arumi, Mak Sumi juga tidak rela jika anak dari mediang sahabatnya harus mengalami nasib seperti sahabatnya. Arumi pun mengutarakan niatnya ingin ke rumah Dela, ingin bertemu orang tuanya agar orang tua Dela menegur kelakuan anaknya bisa saja mencoreng nama baik keluarga mereka yang terkenal terpandang dan berpendidikan.
"Baik Mak akan menemani kamu ke sana, Mak bersiap sebentar"
Mak Sumi masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian yang lebih sopan, setelah itu Arumi dan Mak Sumi pun segera menuju kediaman keluarga Dela. Hanya berjarak tiga rumah saja dari rumah Mak Sumi, Arumi dan Mak Sumi pun sampai di depan rumah Dela.
Rumah berlantai dua dan halaman yang penuh dengan tanaman bunga, tapi tidak ada pagar yang mengeliling rumah orang tua Dela. Arumi dan Mak Sumi dengan tenang berjalan ke arah pintu utama, Arumi mengetuk pintu rumah tersebut sembari mengucap salam dengan sopan.
Ceklek......
Suara pintu di buka dari dalam, ternyata Dela yang membukakan pintu untuk Arumi dan Mak Sumi. Wajah Dela terkejut bahkan kedua bola matanya melotot saat tahu siapa yang bertamu ke rumahnya, sementara Arumi menyeringai sembari bertanya kabar Dela apa masih gatal?.
"Mau apa kamu datang kesini?" tanya Dela masih dengan wajah terkejutnya
"Saya hanya ingin mengenal lebih dekat keluargamu" jawab Arumi dengan tersenyum manis
Mak Sumi yang dari tadi diam ikut tersenyum mendengar jawaban Arumi, Mak Sumi sangat suka cara Arumi untuk menjaga keutuhan rumah tangganya. Mak Sumi juga setuju dengan perkataan Arumi di rumah tadi, selain pria yang mencegah perpecahan dalam rumah tangga wanita juga harus melakukan hal yang sama.
Dan inilah salah satu cara Arumi untuk mencegah kehancuran dalam rumah tangganya, dengan cara mengusir hama yang selagi masih sedikit jika sudah masuk terlalu jauh berbuat tentu semakin sulit untuk mencegah kehancuran dalam rumah tangganya.
"Lebih baik kamu pulang saja, keluarga saya tidak akan mau menerima tamu seperti kamu" cibir Dela
Mendengar cibiran Dela Arumi justru tersenyum, lalu Arumi menarik tangan Mak Sumi untuk tetap masuk ke dalam rumah Dela. Terlihat tidak sopan, tapi Arumi sudah memikirkan semua rencana ini dengan sangat matang. Dela yang melihat Arumi mau masuk tanpa izin, langsung menarik lengan Arumi.
"Saya sudah bilang, kalau saya tidak menerima tamu. Apa kamu mengerti bahasa saya?" bentak Dela dengan wajah sudah memerah, tapi anehnya Arumi tidak tersinggung atau pun marah dengan perlakuan Dela
"Gimana rasanya?" tanya Arumi, kening Dela mengerut karena tak mengerti dengan perkataan Arumi.
"Apa maksudmu?"
"Ck, masa begitu saja kamu tidak paham sih. Kamu itu bukannya pendidikan sudah sarjana, pasti paham donk apa maksud dari pertanyaan saya itu?" ejek Arumi
Mak Sumi pun tertawa, meski usianya sudah hampir setengah abad tentu paham kemana arah pembicaraan Arumi dan pertanyaan Arumi pada Dela. Namun Dela masih bersikukuh mencoba mengusir Arumi, dan tidak mau menjawab pertanyaan yah menurutnya tidak penting. Arumi yang masih berdiri di depan pintu rumah Dela masih tetap tersenyum, meski Dela berulang kali mengusirnya.
"Bagaimana rasanya? Kamu tidak nyaman kan, kalau ada tamu yang tidak di undang berkunjung ke rumah mu dan memaksa untuk masuk bahkan kamu terus berusaha mengusir tamu tersebut" ujar Arumi, namun Dela sepertinya masih belum paham juga maksud dari perkataan Arumi sampai membuat Mak Sumi gemas melihat Dela sangat lemot.
"Ck, ternyata kamu masih belum paham juga. Saya hanya memposisikan diri sebagai kamu, seperti ini lah kamu yang terus merayu suami saya. Bahkan dengan tidak malunya kamu meminta Mas Ibrahim menjadikanmu simpanan, dan begitulah yang akan saya lakukan mengusir kamu dari dalam rumah yang sudah saya jaga bersama Mas Ibrahim"
Dela bergeming, akhirnya Dela paham dengan maksud perkataan Arumi padanya. Mak Sumi berbisik pada Arumi bahwa Dela baru sadar, bahkan Mak Sumi menahan tawa begitu juga dengan Arumi karena melihat ekspresi Dela yang terlihat kaku. Baru saja Dela hendak membalas perlakuan Arumi, namun urung saat mendengar suara mamanya.
"Loh ada tamu, kenapa gak kamu aja masuk?" ucap Mamanya Dela, Arumi tersenyum penuh kemenangan dengan cepat Arumi mencium punggung tangan mamanya Dela dengan takzim.
"Maaf ganggu waktu Tante" ucap Arumi dengan sopan
"Loh kamu Arumi kan? Istrinya Ibrahim?" tanya Mamanya Dela, Arumi mengangguk sembari tersenyum.
Mamanya Dela mempersilahkan Arumi dan Mak Sumi untuk masuk ke dalam rumah, namun sebelum masuk Arumi memberikan sebuah plastik pada Mamanya Dela yang berisi buah hasil panen kebun milik suaminya dan dengan senang hati Mamanya Dela menerima.
"Ohh iya, kenapa Arumi bisa datang bersama Mak Sumi?" tanya Mamanya Dela menatap Mak Sumi dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya karena memang Mamanya Dela orang yang ramah.
"Ahh itu, karena Arumi tidak tahu di mana rumah Dela. Sebenarnya Arumi sudah kenal Dela dan sering bertemu dengannya, Arumi jadi kepikiran ingin bermain ke rumahnya sekali ingin melihat Tante orang yang paling di hormati di kampung ini" alibi Arumi, namun matanya menatap Dela yang terlihat gusar
"Benarkah? Tapi Dela tidak pernah cerita denga saya, kalau memiliki teman bernama Arumi" karena selama ini Mamanya Dela jarang ada di rumah, tapi meski begitu Mamanya Dela tetap selalu memantau anaknya dari kejauhan.
#
#Jangan Lupa Follow Ya
FB: Marisa Hafizoh
IG: hafizoh_17
happy ending juga....
cerita yg bagus