Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Malam harinya, jam sembilan malam. Saat Abah Faris sedang berdakwah di kampung sebelah. Dia mendatangi tempat Firhan. Firhan yang hanya tinggal di Asrama pondok Pesantren, membuat Laila bebas menemuinya kapan saja. Karena Asrama Firhan terpisah dari Asrama para santri putra.
Laila yang baru sampai, mengetuk pintu di tempat Firhan berada. Disana ada lima kamar terpisah, di dalam nya ada satu kasur, beserta meja dan lemari juga kamar mandi. Hampir sama dengan Rumah Kos anak muda.
Tok..Tok..
"Firhan..."
Tok..Tok..
"Firhan..."
Firhan yang mendengar suara ketukan dan mendengar suara perempuan dibalik pintu langsung bangkit. Saat sedang memakai sarungnya, pintu itu kembali diketuk.
Tok..Tok..
"Firhan..."
Firhan yang sudah memakai sarung menjawab panggilan orang tersebut.
"Yaa.. Tunggu sebentar, siapa ?" tanya Firhan sambil membuka pintu. Setelah melihat siapa yang datang, Firhan sangat terkejut bukan main.
"Laila.. Ada apa kau kemari malam-malam ? Bukannya Abah lagi dakwah ?" tanya Firhan dihadapan Laila.
"Firhan.. Sebenarnya aku kemari ingin minta tolong padamu. Aku ingin sekali ketempat Raja di rawat. Aku mohon bantu dan antar aku kesana. Aku ingin melihatnya, aku sangat merindukan dia.. Aku akan berhutang budi padamu jika kau mau membantuku.."
Laila mengatupkan kedua tangannya di depan dada dan memohon pada Firhan dengan isak tangis yang tidak bisa lagi ia tahan.
Firhan yang melihat itu tak tega, dia melihat situasi ke kanan ke kiri dan ke arah depan. Dia ingin memastikan tidak ada yang melihat Laila datang menemuinya. Setelah dipastikan aman, baru Firhan menyahut.
"Baiklah, aku akan mengantarmu besok pagi. Aku juga harus mencari informasi dulu dimana dia di rawat. Kalau sudah dapat lokasinya aku langsung memberi kabar padamu dan datang menjemputmu. Sekarang pulanglah, apa mau aku antar ?"
"Nggak usah, aku bisa pulang sendiri, besok aku tunggu kabar darimu.. Aku pulang dulu ya. Terimakasih kau sudah mau membantuku.." kata Laila mengusap air matanya menatap Firhan.
"Iya.. Hati-hati, jika ada sesuatu dijalan, segera telfon aku. Pasti aku langsung menghampirimu."
Laila mengangguk sebagai jawaban. Setelah mengucapkan salam, Laila melangkah pergi meninggalkan Firhan. Sedangkan Firhan masih menatap punggung Laila hingga hilang melewati gerbang Pesantren.
*
Dimalam yang sama saat Laila menghampiri Firhan, kini Raja kembali menjalani Operasi terakhirnya. Tiger dan Lisa hanya menunggu kabarnya dirumah. Karena jika mereka kerumah sakit, anaknya akan sendirian bersama pembantunya. Lisa takut putrinya akan rewel dan membuat nya susah.
Dari jam sebelas malam, hingga jam tiga pagi. Raja baru selesai di Operasi, kini dia kembali di bawa menuju ruangannya. Raja masih tidak sadarkan diri karena efek dari bius yang diberikan Dokter.
*
Pagi harinya, Raja telah sadar. Dia membuka matanya perlahan semakin lama semakin lebar. Dia memandangi seluruh ruangan, dia bangkit dan mengerutkan keningnya. Bersamaan dengan itu, Dokter datang memasuki ruangan Raja karena akan memeriksanya.
"Selamat pagi Raja, apa yang kau rasakan sekarang ?" tanya Dokter Arman di dampingi Dokter Robert.
"Kepalaku sakit.." sahut Raja sambil mengusap kepalanya yang penuh dengan perban seperti menggunakan Peci putih.
"Baiklah, silahkan berbaring dulu. Saya periksa dulu ya ?" ujar Arman dengan penuh kelembutan.
"Dimana aku ?" tanya Raja memandangi semuanya yang berdiri di dekatnya.
Arman menatap Robert, keduanya tersenyum dan saling pandang. Robert menganggukkan kepalanya bahwa operasinya telah berhasil. Arman yang melihat perkembangan Raja lalu mengusap lengannya agar tidak berontak.
"Tenang ya, kau sedang di rawat. Nanti setelah sembuh, kau diperbolehkan pulang.."
Saat sedang disuntikkan obat, Raja melihat bulu merak di meja nakas dekat dengan kasurnya. Hal itu membuatnya terdiam terus menatap ke arah bulu merak. Dia mengambilnya dan mengusapnya diwajah.
Hal itu membuat memorinya kembali terulang. Matanya yang terpejam karena merasakan kelembutan dari bulu merak, membuat wajah Laila muncul di dalam gelap.
"Lailaaa..." lirih Raja tersenyum mengucapkan nama Laila.
Arman dan Robert yang mendengar itu tersenyum. Operasi terakhirnya berhasil membuat Raja kembali mengingat keluarga dan masa lalunya.
"Berhasil Dok, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya ?" tanya Arman.
"Kita suntikkan Vitamin dan Obat anti nyeri, obat tersebut bisa membuat Pasien tertidur beberapa jam." jelas Robert pada Arman.
"Oke baiklah.."
Arman di bantu Suster menyuntikkan Vitamin dan Obat anti nyeri. Setelah berhasil di suntikkan, Tangan kiri Raja kembali di rantai agar tidak bisa menyakiti diri sendiri saat kembali merasakan nyeri dikepalanya.
*
Ditempat lain, jam sembilan pagi. Firhan mengirim pesan pada Laila untuk segera bersiap. Karena dia sudah mendapatkan informasi dimana tempat Raja dirawat.
"Laila, bersiaplah.. Aku sudah menemukan tempat dimana Raja dirawat. Lokasinya sangat jauh, kita harus menggunakan Bus ompreng agar tidak sampai malam sampai rumah."
Laila yang membaca pesan dari Firhan segera membalas pesannya.
"Oke baiklah, cepatlah kemari. Abah masih di Masjid, cepat datang sebelum Abah pulang."
Setelah mengirim pesan pada Firhan, Laila menyiapkan kue buatan nya sendiri yang selalu Raja sukai jika Laila membawa bekal ke kampus. Dengan begitu semangatnya Laila menyiapkan semuanya.
Tak lama, Firhan datang menggunakan motornya. Dia akan menitipkan motornya di Terminal nanti dan akan menggunakan Bus Umum saat pergi menuju rumah sakit jiwa.
Tok..Tok..Tok..
"Assalamualaikum.." ucap salam Firhan di depan rumah Laila.
"Waalaikumsalam... Yaa tunggu sebentar..."
Laila setengah berteriak segera memakai hijab instan nya dan mengambil kotak berisi kue di meja makan kemudian melangkah keluar menuju pintu.
Laila membuka pintunya terlihat Firhan sudah berdiri didekat motornya. Laila tak lupa mengunci pintu rumahnya dan menitipkan kuncinya pada tetangga.
"Bu, aku titip kunci rumah. Siapa tahu Abah pulang nanti.." kata Laila pada tetangga.
"Ooh baik La, memangnya mau kemana ?" tanya tetangga tersebut.
"Mau nengokin teman dirumah sakit Bakti Jiwa.." sahut Laila tersenyum senang karena sudah tak sabar ingin melihat Raja.
"Ooh baiklah, nanti aku sampaikan sama Abahmu.."
Setelah mendengar jawaban tetangga, Laila lalu kembali melangkah menuju teras rumahnya yang tak jauh hanya beberapa langkah saja dan segera mengajak Firhan untuk segera pergi.
"Ayo Han berangkat.." ujar Laila diangguki Firhan.
"Apa kau sudah ijin sama Abah ?" tanya Firhan.
"Sudah, ayo cepat !"
Firhan menurut saja apa kata Laila, Firhan kemudian menyalakan motornya dan melajukan nya dengan kecepatan sedang menuju Terminal. Sedangkan Laila sepanjang perjalanan terus mengumbar senyum lebarnya. Karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan sang pujaan hati.
...----------------...
Bersambung...
