Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak
Malam semakin larut, tapi pria berusia tiga puluh empat tahun itu sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda dirinya akan beranjak dari tempat duduk nya. Qian Kun, pria itu masih sibuk membaca laporan yang diberikan oleh asisten nya Liu Yang Yang tadi.
Sesekali ia menghela nafasnya panjang. Sepertinya masalah tidak henti-henti nya datang menghampiri dirinya. Ia menatap dokumen nya dengan wajah yang begitu serius.
"Tuan Lee... Apa lagi yang sedang kau rencanakan sekarang? Kenapa tidak habis-habisnya membuat masalah?", ucap Kun lirih. Pria itu sesekali mendesah pelan.
"Tuan, sepertinya Tuan Lee sengaja ingin menjebak Tuan Damian untuk masuk kedalam perangkap nya dengan membuat nama keluarga Aruna naik", jelas Liu Yang Yang.
Qian Kun yang mendengarnya hanya menggeleng pelan tak percaya. "Orion Hyung bukan tipikal orang yang bisa dijebak begitu saja, Yang Yang. Dia cukup teliti untuk hal semacam ini. Jika pun dirinya akan dijebak, dia sudah bisa mencium baunya dari kejauhan."
"Tapi Tuan Lee itu licik, Tuan. Kita tidak tahu apa yang dia katakan pada Tuan Damian, bukan? Mengingat dia akan melakukan berbagai cara untuk membuat lawannya jatuh." Kali ini Yang Yang mengatakan nya dengan wajah yang begitu serius.
Yang Yang adalah pengamat yang begitu handal. Lama menjadi seorang pengintai membuat dirinya bisa langsung cepat membaca situasi. Tak ayal jika hal semacam ini tidak luput dari perhatian nya.
Qian Kun tersenyum menatap asisten nya ini. Yang Yang itu cerdas, itu sebabnya mengapa Kun langsung merekrut nya dulu. Pola gerakan Yang Yang itu cepat dan tak terbaca. Terbukti bagaimana dirinya dulu membantu menyelesaikan kasus Kun ketika di Roma beberapa tahun yang lalu.
Bahkan hal yang tak terpikirkan oleh Kun pun, Yang Yang sudah memikirkan nya. Wajar jika Qian Kun menganggap Yang Yang sebagai tangan kanan nya bukan? Yang Yang tidak harus diperintah dahulu baru bergerak.
Bahkan untuk kasus ini pun, Yang Yang langsung cepat tanggap dalam merespon nya. Kehadiran Yang Yang setidaknya bisa meringankan beban berat yang sedang dipikul Qian Kun kan.
"Jangan terlalu memuji saya, Tuan. Saya hanya menjalankan insting saya. Sebelumnya Nyonya Qian juga sudah memperingatkan saya sebelum pertemuan para pemimpin waktu itu. Setidaknya saya sudah dapat clue bukan?", ucap Yang Yang tetap fokus pada tablet nya.
Kun yang mendengarnya hampir tertawa tapi dirinya urungkan. Terkadang Yang Yang dan istrinya memang begitu cocok untuk hal semacam ini. Setiap Kun akan melarang pergerakan Yang Yang, Yang Yang sudah tahu dirinya akan meminta izin kemana.
Yang Yang benar-benar sudah tahu Qian Kun akan menuruti setiap permintaan istrinya. Itu kenapa backingan terkuat nya adalah Alreisha sendiri. Bahkan pemimpin wilayah ini pun terkadang angkat tangan dibuat nya. Strategi yang cukup bijak bukan?
Qian Kun memperbaiki kacamata yang bertengger di atas hidung nya. Tatapan nya kembali fokus ke dokumen yang sedang ia pegang. Sebuah pertanyaan langsung terlintas di benak nya.
"Yang Yang, apa kau pikir Orion Hyung akan masuk kedalam perangkap yang dibuat oleh Tuan Lee?"
Yang Yang yang mendengar pertanyaan tersebut langsung menghentikan aktivitas nya. Tatapan nya langsung mengarah ke sang kepala wilayah. "Sulit untuk menerkanya, Tuan. Tergantung apa yang sedang dibahas mereka waktu itu. Jika yang dibahas tentang Nyonya Kaluna, mungkin iya bisa membuat Tuan Damian terpancing", ucap Yang Yang seraya mengeluarkan isi kepalanya.
Qian Kun menghela nafasnya panjang. Pria ini seperti sedang memikirkan sesuatu yang tidak dapat ia bagikan ke siapa pun. Terlihat jelas dari bagaimana ia menyusun kata-kata yang akan keluar dari mulutnya.
"Orion Hyung adalah orang yang cerdas. Jika dirinya mencium sesuatu, dia akan bertindak tanpa peringatan. Dia tidak akan peduli dengan siapa yang akan menjadi lawannya kelak. Dan saya harap, semoga Tuan Lee tidak melibatkan keluarga saya di dalam nya", ucap Kun dengan wajah serius.
"Jika pun Tuan Lee ikut melibatkan keluarga anda, saya akan pastikan saat itu adalah waktu terakhir Tuan Lee menghirup udara segar di dunia ini", ucap Yang Yang mantap. Sama sekali tidak ada keraguan didalam mata nya.
Yang ada hanya tekad untuk melindungi apa yang harus dirinya lakukan. Baginya keluarga Qian bukan lah hanya sekedar nama. Bukan hanya atasan dirinya, tapi bagi Liu Yang Yang, keluarga Qian sudah seperti keluarga nya sendiri.
Qian Kun adalah role model bagi seorang Liu Yang Yang. Semenjak berada disamping Qian Kun, Liu Yang Yang banyak belajar tentang apa itu kesetiaan. Pria itu banyak belajar hal yang tidak ia pelajari sebelumnya. Penghianatan terhadap orang terdekat, kesetiaan, dan arti dari ketenangan dalam menunggu.
Semuanya tidak luput dari perhatian Liu Yang Yang. Dari dulu Kun tidak menganggap Yang Yang hanya sebatas asisten, tapi Kun sudah menganggap nya seperti keluarga. Berbeda dengan keluarga konglomerat kebanyakan yang hanya menganggap pekerja mereka hanya sebatas bawahan biasa.
Kembali ke Orion
Malam semakin larut, tetapi pikiran pria berusia tiga puluh lima tahun itu tetap berputar. Di kantor miliknya yang terletak di lantai paling atas gedung miliknya, Orion duduk sambil menatap layar tablet nya.
Tatapan nya begitu serius. Menyiratkan bahwa dirinya sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun. "Kai", panggil Orion dengan tatapan yang begitu tajam. Rahang tegas nya mulai mengeras. Tangan nya mulai terkepal kuat diatas meja.
Kai yang merasa namanya dipanggil langsung berjalan kearah Orion. "Saya, bos", ucapnya tegas. "Apa kita punya catatan aktivitas terakhir Tuan Lee yang berhubungan dengan Aruna Medical Center?", tanya Orion tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet miliknya.
Kai melihat sesuatu dari tablet nya. "Ada laporan kecil dari Hyunjin barusan, bos. Hyunjin menemukan transaksi mencurigakan terkait logistik obat-obatan. Salah satu rantai pasokan nya terdapat di Aruna Medical Center yang digunakan sebagai jalur peredaran barang ilegal."
Orion menaikkan alisnya. "Fokuskan penyelidikan disana. Jangan sampai keluarga Aruna ada yang tahu, paham?", ucap Orion dengan nada serius.
Kai yang mendengarnya mengedipkan mata nya lembut. "Bos, pergerakan Hyunjin baru saja diblokir", ucapnya pelan.
"APA?!", ucap Orion tak terima. "Siapa yang blokir hah?!", ucapnya menatap Kai emosi. Kai yang melihatnya menelan ludah nya kasar. "Ha-Hayura Tan, bos. Asisten dari keluarga Aruna", ucap Kai sambil melihat layar tablet nya.
Orion menaikkan alisnya, tatapan nya seperti orang yang sedang berfikir. Tatapannya datar seketika. "Hayura Tan itu asisten nya Alreisha, Kai", ucapnya datar.
Kai yang mendengarnya tersenyum kaku. "I-iya, asisten nya Nyonya Qian, bos", ucapnya ikut membenarkan ucapan Orion. Orion yang mendengarnya menatap sinis Kai. "Informasi seperti ini bagaimana lo bisa salah hah?!", ucap Orion setengah emosi.
"Maaf, bos. Saya pikir itu akan sama mengingat Nyonya Alreisha juga bagian dari keluarga Aruna." Orion semakin menatap tajam Kai. "BEDA!", ucap Orion menaikkan suaranya. Kesabarannya benar-benar sedang diuji sekarang.
Orion menghela nafas nya berat. Ia mengusak rambutnya kasar. Bagaimana Kai bisa begitu ceroboh? Wajahnya tampak lebih tegang dari biasanya.
"Atur keberangkatan gua ke Seoul sekarang!", perintah Orion tegas. Kai yang mendengarnya membelalakkan matanya. Tapi kepalanya tetap mengangguk patuh. "Baik, bos."
