Pembalasan Istri Yang Disingkirkan

Sedangkan di tempat lain tepat nya di kantor mewah milik keluarga Rodrigues,saat ini sedang terjadi pertengkaran hebat antara seorang putra dengan papa kandung nya sendiri.

Papa Aaron yang baru saja selesai melakukan rapat darurat akibat dampak dari berita viral pagi ini yang sedikit menggangu popularitas perusahaan, langsung memberikan tamparan yang sangat keras kepada sang pembuat onar...

Plakk........

"Dasar anak bodoh... aku rasa otak mu itu sudah tidak berfungsi dengan baik saat ini ya? "

Tanya papa Aaron marah. membuat Devian mulai tidak dapat menahan emosi nya, rasa nya saat ini Devian benar-benar merasa bosan akibat perbuatan papa nya yang selalu saja mendikte kehidupan nya.

Ditambah lagi, karena sudah menunggu terlalu lama di dalam ruangan tersebut, semakin membuat Devian merasa panas dan gerah...

"Cukup pa...., aku sudah muak dengan semua perlakuan papa kepada ku, aku ini bukan boneka mu pa... "

Teriak Devian sambil memegang sebelah pipi nya yang terasa panas dan nyeri, kedua orang tua nya menatap terkejut ke arah Devian yang sudah berani membentak kembali sang papa..

"Dev..... " panggil mama Agnes menyentuh pundak Putra nya tersebut

"Kau lihat lah Agnes, sekarang putra mu ini sudah berani membentak ku papa nya sediri, dia benar benar sudah salah jalan sekarang akibat berhubungan dengan model licik itu"

Kata papa Aaron menimpali, membuat Devian semakin marah dan emosi..

"Terserah papa mau berkata apa, tapi aku benar-benar sudah muak dengan peraturan dan ancaman yang selalu papa berikan kepada ku, aku ini sudah dewasa pa, dan aku ingin memilih kehidupan ku sendiri tanpa campur tangan dari papa... "

"Apa... ! dewasa kata mu, dewasa bagaimana yang kau maksud hah, kau itu sangat bodoh dalam memilih pasangan hidup maka dari itu aku menjodohkan mu dengan wanita pilihan ku, dan lihat lah setelah dia pergi, kau benar benar hancur dan tidak tahu diri, kerjaan mu hanya minum serta tidur bersama wanita j*l*ng seperti Alexa,tanpa tahu jika dia sudah memanfaatkan mu Devian"

Teriak papa Aaron tidak mau kalah, begitupun dengan Devian yang semakin murka akibat disangkut paut kan dengan Amelia almarhum istri nya..

"Cukup pa..., sudah cukup papa membahas Amelia, dia sudah meninggal dunia saat ini, dan sekarang aku akan menagih janji yang papa ucapkan dahulu, sekarang aku menagih janji itu pa"

"Walaupun dia sudah meninggal, tapi tetap saja hanya Amelia lah satu satu nya yang menjadi menantu papa.., janji apa yang kau maksud? "

"Terserah papa..., tentu saja janji harta Warisan, kapan papa akan memberikan harta keluarga Rodrigues menjadi nama ku, saat ini aku sudah dewasa pa,umur ku sudah hampir 30 tahun, dan sekarang aku ingin memimpin perusahaan utama, "

"Apa kau yakin jika kau mampu Devian?, aku tidak yakin dengan ucapan mu itu"

"Apa maksud papa..., jangan mengingkari janji pa, karena aku benar benar akan murka kepada papa"

"Devian... dengar perkataan ku Baik baik, aku akan memberikan harta Rodrigues kepada mu, jika kau mampu untuk tidak menikah lagi dan tetap setia dengan almarhum istri mu Amelia.... "

"Apa papa gila....., ! "

Teriak Devian tak Terima, bagaimana bisa terjadi bahkan setelah kematian Amelia pun wanita itu tetap saja menjadi salah satu penghalang untuk mendapatkan harta milik Keluarga Rodrigues..

"Itu adalah syarat dari ku Devian, jadi mulai sekarang kau harus memutuskan hubungan mu dengan Alexa, aku tahu jika dia mempunyai niat jahat kepada kita... "

"Tidak....,kenapa kau selalu menghubungkan hidup ku dengan Amelia, bahkan saat dia sudah meninggal dunia pun kau masih saja menjadikan nya penghalang untuk kehidupan ku.. sebenarnya apa mau mu pa.. "

"Kau tidak tahu apa apa tentang semua ini Devian, jadi kau turuti saja semua yang aku ucapkan ini"

Teriak Papa Aaron membuat Devian langsung menatap wajah pria paruh baya itu dengan tatapan tajam

"Apa sebenarnya yang kau sembunyikan dari ku pa.. katakan kepada ku pa! " teriak Devian

"Oh.., jadi kau sudah tahu jika aku telah menyimpan rahasia, baiklah aku akan mengatakan nya, dan semua yang aku katakan ini pasti akan membuatmu Syok karena terkejut... kau dengar baik baik apa yang aku ucapkan ini Devian..., asal kau tahu saja jika.....

" Papa..., cukup... jangan di lanjutkan lagi, bukan kah kau sudah berjanji jika rahasia ini hanya kita berdua yang tahu, jangan menggali lubang mu sendiri pa... "

Teriak mama Agnes yang berlari memeluk papa Aaron, dia sangat tahu jika saat ini suami nya tersebut sedang merasa stress serta merasa bersalah...

"Biarkan saja aku mengatakan nya Agnes, agar putra mu itu dapat mengerti dengan apa yang terjadi di masa lalu, aku benar-benar muak dengan sikap pembangkang nya itu Agnes"

"Jangan pa..., itu tidak akan baik untuk kita semua, aku takut jika ada orang lain yang mendengar nya dan memanfaatkan semua nya.., mama mohon..., biarkan semua menjadi rahasia pa.. "

Bujuk mama Agnes mencoba merayu papa Aaron, dia memeluk suami nya dengan sangat erat dan lembut, membuat Devian yang melihat tingkah kedua orang tua nya itu pun langsung berjalan ke arah pintu keluar..

Setelah berhasil keluar dari ruangan yang sangat menyesakkan itu, Devian pun mulai berjalan cepat ke arah lift, tujuan nya saat ini adalah menenangkan diri di sebuah taman agar otak nya bisa kembali fress....

Dan beberapa menit berlalu, akhirnya Devian telah tiba di taman yang ada di sudut kota, dengan meminum minuman kaleng yang dia pegang, nya Devian mencoba menikmati hamparan pemandangan yang sangat indah dari taman tersebut..

Hingga tak lama kemudian, Devian mendengar suara handphone milik nya yang bergetar di balik saku celana, dengan perasaan malas, Devian mulai mengambil Handphone tersebut dan mengangkat panggillan nya...

"Hallo Erik... "

"Hallo tuan Dev, apakah tuan Dev sedang tidak enak badan saat ini, sudah 2 hari anda tidak datang ke perusahaan"

Tanya seorang pria yang tak lain adalah Erik, sang asisten nya di perusahaan

"Iya.., aku sedang tidak enak badan Erik, ada apa kau menelfon ku? "

Tanya Devian penasaran,

"Iya.., maaf jika saya mengganggu anda tuan, tapi ada hal penting yang ingin saya tanyakan, apakah tuan masih mengingat perusahaan Fashion milik nona Arabella? "

"Iya..., aku mengingatnya, dia adalah salah satu wanita yang menolak pesona dan juga kerja sama yang aku tawar kan satu tahun yang lalu, ada apa memang nya? "

"Begini tuan.., tadi siang sekretaris nona Arabella meminta tuan untuk bertemu dengan Nona Arabella, dia ingin mengajukan kerja sama untuk produk pakaian yang akan perusahaan kita produksi tuan"

" Apa.... benarkah Erik? kau sedang tidak bercanda kan? "

"Tentu saja tidak tuan..., jadi bagaimana, apakah tuan mau menerima ajakan mereka untuk bertemu... "

"Tentu saja aku mau Erik,... cepat kau hubungi kembali asisten Arabella, atur jadwal pertemuan kami Erik, aku benar-benar bahagia saat ini"

Ujar Devian mulai berdiri dari duduk nya, dia terus menyunggingkan senyuman akibat rasa bahagia yang tidak terkira...,

"Baik tuan Devian, jika begitu besok anda harus sudah hadir ke perusahaan Tuan"

"Tentu saja Erik, ya sudah aku akan segera pulang sekarang juga"

Jawab Devian masih tersenyum senang, setelah panggilan itu mati, Devian pun langsung berlari keluar dari taman menuju ke arah mobil milik nya...

"Akhirnya...., aku tidak akan menyianyiakan kesempatan emas ini" ujar Devian semangat..

****

Sedangkan di Basement rumah sakit, saat ini kakek Martin sudah menaiki mobil milik nya yang di bawa dan dijaga oleh anak buah Alnord,

Begitu pun dengan Alnord dan juga Arabella, yang sudah masuk ke dalam mobil dan sudah siap untuk membelah jalan raya yang terlihat petang...

Arabella yang merasa kesunyian dengan ke adaan di dalam mobil pun, mulai memberanikan diri mengajak Alnord berbicara...

"Tuan.., apakah tuan serius dengan permintaan kakek tadi? "

Tanya Arabella mengubah duduk nya ke arah samping, saat ini dia sudah menatap wajah Alnord yang sedang fokus menyetir...

"Mungkin... " jawab Alnord singkat..

"Tuan..., mungkin itu bukan jawaban, seperti nya tuan lupa, jika sampai saat ini saya masih menjadi istri dari seseorang, walaupun di dunia nyata saya sudah di nyatakan meninggal dunia, tapi tetap saja Tuhan mengetahui status saya sebenarnya"

" kau tenang saja, karena aku akan mengurus surat perceraian mu sesegera mungkin "

"Apa...,!!! benarkah tuan..? tapi bagaimana cara nya, tidak mungkin kan Amelia yang telah meninggal dunia mengajukan perceraian di pengadilan? " tanya Arabella penasaran

"Serahkan kepada ku, kau hanya tunggu hasil nya saja"

Ucap Alnord sambil meraup wajah Arabella menggunakan sebelah tangan nya...

"Jangan seperti ini tuan, anda bisa merusak riasan ku"

Ujar Arabella kesal, tak lama kemudian, Arabella pun mengingat tentang rencana nya yang ingin bekerja sama dengan perusahaan cabang milik keluarga Rodrigues

"Oya, tuan Alnord sebenarnya ada hal penting yang ingin saya sampai kan, dan ini menyangkut tentang Devian "

"Apa itu, katakan lah? "

"Emm..., aku... ingin segera membalas kan dendam ku kepada Devian, dan sebagai tapakan pertama agar aku bisa masuk ke dalam kehidupan nya, maka aku menyuruh Mega untuk mengajukan kerja sama dengan perusahaan Pakaian yang di pegang oleh Devian"

"Benarkah..., lalu apa balasan dari Devian? "

Tanya Alnord penasaran, dengan cepat dia mulai memelankan laju mobil nya..

"Belum tahu... mungkin besok mereka akan memberi jawaban, bagaimana menurut mu tuan? apakah langkah ku ini sudah benar? "

Tanya Arabella menatap Alnord

"Sudah..., Untuk rencana awal, kau sudah sangat tepat Ara, tapi... aku saran kan agar kau jangan terlalu mendekati nya, jika kau ingin menghancurkan nya, maka cukup masukkan penyusup yang akan menghancurkan perusahaan tersebut, aku yakin tidak akan ada yang curiga"

"Iya..., tuan benar.., aku juga tidak ingin di dekati oleh manusia biadab seperti dia, baiklah aku akan melakukan yang tuan saran kan"

Jawab Arabella tersenyum manis, membuat Alnord dengan replek mengacak rambut Arabella dengan gemas...

"Bagus..., aku suka jika kau penurut"

"Jangan merusak rambut ku tuan..., anda benar benar menyebalkan"

Teriak Arabella kesal, dan tanpa sadar Alnord malah memeluk Tubuh Arabella dengan sebelah tangan nya...

"Bekerja lah yang bagus Arabella"