Seorang gadis sederhana berusia 19 Tahun merupakan anak dari seorang petani yang menjadi mahasiswi kedokteran dan sudah menempuh semester 3. Mengejar cita-cita menjadi seorang Dokter, untuk menggapai cita-cita dengan membiayai pendidikannya ia harus bekerja di sela-sela kuliahnya. Namun, ada suatu hal yang sebenarnya ia sembunyikan dari semua orang!
Keinginannya menjadi seorang Dokter sirna ditelan ombak terjang oleh sebuah keterbelengguan dengan seorang pria. Yang di mana keluarga pihak pria datang meminta ia menikah dengan putranya dan sebelum hal itu terjadi ia sempat menolak.
Namun, Takdir tetap membawanya dalam perangkap itu sehingga harus menggugurkan cita-citanya yang tidak bisa dilanjutkan.
Dia terus terbelenggu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki penyakit aneh disembunyikan dari semua orang!
Dia menjadi salah satu seorang wanita di dunia ini yang tidak membuat seorang Tuan tidak bereaksi pada penyakitnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnrfitri_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Memasak Kembali
Di depan, tidak sengaja Asisten Damar yang ingin masuk ke ruangan Arya untuk memberikan dokumen, berpas-pasan dengan Dini yang keluar. Ia belum mengetahui jika Arya sedang sakit.
"Nona Dini, ada apa? Apakah anda baik-baik saja. Di mana Tuan?" Tanya Tuan Damar
"Saya lupa mengatakannya pada Anda. Mohon maafkan saya Tuan damar, Tuan Arya Demam?!"
"Apa?? Demam!!" Kejut Damar
"Iya, Tuan." Jawab Dini
"Lalu, di mana dia sekarang?" Tanya Danar
"Ada di ruang istirahatnya." Balas Dini
"Baiklah, Terima Kasih, Nona Dini. Saya akan menemuinya."
"Iya." Jawab Dini singkat
Damar bergegas masuk dan langsung mempertanyakan keadaan Arya yang masih terbaring lemah.
Di dapur Dini sibuk memasak untuk diberikan atas permintaan Arya padanya, ia begitu teliti karena tidak ingin membuat Arya marah kembali karena kesalahannya.
"Hari ini Tuan sedikit bersikap lembut sekali, dia juga sudah memberiku izin, walaupun ia masih berkata angkuh. Melihat situasi kondisi nya saat ini, membuat ku berpikir jika Tuan adalah orang baik. Hanya saja keadaan di masa lalu yang membuatnya seperti ini." Bicara Dini sambil memasukkan bumbu pada masakan
"Wah, lihat apa yang sedang dilakukan oleh junior kita. Aku mendapat laporan dari Shasa jika kau bekerja tidak becus, buktinya ada lap pel dan ember yang berserakan di depan ruangan Presdir. Dan kau malah sibuk memasak. Bagaimana jika Presdir tahu, kau pasti akan dipecat" Ucap Dinar teman Shasa yang tiba-tiba masuk ke dalam
"Saya sendiri sedang memasak untuk Presdir." Ucap Dini yang mengundang gelagat tawa dan ejekan bagi Dinar
"Apa?? Kau memasak untuk Presdir. Apa kau ingin meracuninya dengan tanganmu itu." Ucap Dinar dengan tawa kerasnya
"Tidak, Kak. Saya mendapatkan perintah dari Presdir sendiri." Jawab Dini
"Oh Ya. Ternyata kau hebat sekali ya, baru beberapa hari bekerja di sini kau sudah bisa membuat makanan untuk presdir. Sihir apa yang kau gunakan?" Cerca Dinar
"Maksud Kak Dinar apa? Saya tidak mengerti." Ujar Dini
"Sudahlah, Wanita yang berpura-pura polos seperti dirimu ini susah untuk dipercaya."
"Saya benar-benar tidak mengerti maksud anda." Kata Dini
"Aku akan membuatmu mengerti sebentar lagi. Bukan hanya kau, seluruh dunia ini akan tahu jika kau bukan wanita baik-baik." Ucap Dinar begitu saja setelah membuat Dini bingung dan langsung pergi tanpa tahu maksud keinginannya
Dini menatapi kepergian punggung Dinar yang semakin jauh, ia semakin bingung apa maksud yang dikatakan Dinar padanya.
Tapi ia tidak ingin larut dalam pikirannya, dan segera memasak kembali.
Di Ruang istirahat Arya~
"Tuan, Nona Dini mengatakan bahwa anda demam. Apakah itu benar." Ujar Arya yang langsung bertanya saat masuk
"Apa kau tidak bisa berpikir dengan melihatku terbaring lemah seperti ini, apalagi jika bukan sedang sakit. Kau berpikir aku seperti ini sedang bermain bola." Kesal Arya
"Anda benar juga. Saya akan beri tahu nyonya jika Tuan sedang sakit saat ini." Ucap Damar yang hendak mengambil handphone disaku jasnya namun, cepat ditepis oleh Arya
"Jangan! Jangan memberi tahu siapapun! cukup kau dan wanita itu yang mengetahui keadaanku. Untuk yang lainnya jangan." Ujar Arya tidak ingin orang lain tahu jika ia sakit
"Tapi, apa masalahnya, Tuan. Nyonya pantas tahu jika Tuan sedang sakit."
"Aku katakan padamu sekali lagi, jangan beri tahu siapapun." Gertak Arya keras kepala
"Baiklah, jika seperti itu aku akan membawamu ke rumah sakit. Supaya kau mendapatkan penanganan intensif." Pinta Damar
"Tidak, aku tidak ingin, aku bisa merawat diriku di sini. Jika tidak ada keperluan lain kau bisa keluar, kau hanya membuatku semakin sakit." Kesalnya dan dengan kembali memegang kepalanya yang berdenyut sakit
"Baiklah, Maafkan aku. Tuan istirahat saja hari ini, aku yang akan mengurus perusahaan mu." Ucap Asisten Damar sambil permisi
Tak lama setelah kepergian Asisten Damar, Dini masuk dengan membawa masakannya di nampan. Ia sangat khawatir jika kali ini Presdir tidak menyukai masakannya lagi.
Sup Daging Ayam
Nasi
Teh Herbal
"Tuan, saya sudah memasak makanan untuk anda sarapan. Saya sengaja memasak makanan yang sesuai dengan kondisi anda saat ini yang sedang demam, hal itu bisa meredakan demam anda." Ujar Dini
"Aah,,, Baiklah, aku akan memakannya sekarang." Arya berusaha bangkit dari baringnya namun, ia tidak bisa malah kembali terbaring karena kondisinya yang kembali pusing dan lemah
"Tuan, anda tidak apa-apa?" Tanya Dini sontak terkejut melihat Arya berusaha bangkit namun, terbaring kembali karena tidak kuat menopang dirinya
"Kepalaku pusing. Badanku serasa lemah sampai tidak kuat menopang diriku sendiri." Ucap Arya meringis
"Anda duduk baring saja, Tuan. Sa-saya akan menyuapi anda." Ucap Dini menyenderkan bantal di headboard kasur dan membantu Arya agar bisa duduk sambil menyenderkan diri
Dengan gemetaran Dini mengambil sendok dan mangkuk berisi nasi dan sup ayam itu untuk menyuapi Arya. Dia mengambil sedikit makanan dengan sendok lalu, menjulurkan tangannya yang memegang sendok berisi makanan ke hadapan mulut Arya dengan tangan yang gemetaran dan detak jantung yang tidak terkontrol.
Arya menatap Dini yang akan menyuapinya begitu lekat namun, Dini hanya memerhatikan ke arah sendok.
Saat sendok yang berisi makanan sampai di depan mulut Arya, Arya membuka mulutnya dan memasukkan makanan itu ke mulutnya lalu, mengunyahnya.
Sama seperti kemarin lusa, makanan yang membuat hubungan renggang dengan keluarga. Inilah yang membuat Arya marah, masakan Dini terlalu lezat untuk di makan dan terlalu sayang untuk di buang, dan sampai berhasil menggugah selera makannya.
Kali ini Dini beralih terus memperhatikan raut wajah Arya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi dari raut wajahnya namun, sama sekali tidak ada reaksi yang ditunjukkan Arya. Arya malah menelannya karena Arya sendiri menikmati masakannya namun, enggan mengatakan jika masakannya enak. Dini hanya terus menyuapi, sampai 10 menit kemudian, makanan itu habis tidak tersisa.
Lalu, Dini mengambil teh herbal dan memberikan minum dengan menyuapinya kembali.
Arya meleguk teh herbal itu sampai habis tidak tersisa dalam beberapa legukan. Masakan dan minuman yang Dini buat kali ini tidak sia-sia begitu saja, tidak ada butir-butir nasi sisa di piring. Karena Arya memakannya sampai habis sampai hanya tersisa peralatan makan dan minum yang kotor saja. Setelah makan dan menunggu waktu 30 menit, Dini datang kembali dengan membawa obat dan air minum untuk diberikan pada Arya.
Setelah memberikan obat, ia kembali mengemban tugasnya yang utama dan siang ia memberi makan Arya kembali dan memberi obat dan seterusnya.
Tugasnya hari ini begitu berat, selain harus melayani para karyawan, dia juga harus merawat Presdir yang sedang sakit dan tidak ingin dibawa ke rumah sakit.
rambut boleh sama hitam tp hati org tidak ada yg tau bkn
bergaul boleh seperlunya saja