NovelToon NovelToon
THE TWINS

THE TWINS

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:536.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Shine

Clara yang tak tau apa-apa.. malah terjebak pada malam panas dengan seorang pria yang tak dikenalnya akibat dari jebakan seseorang. Dan dihadapkan pada kenyataan jika dirinya tengah hamil akibat malam panas pada malam itu.

Akankah clara mempertahankan kehamilannya itu, atau malah sebaliknya? Dan siapakah pria yang telah menghamilinya? Dan siapa yang telah menciptakan konspirasi tersebut?

Yuk simak kisah clara disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Why, Boys?" tanya Clara.

"Five minutes. Tidak, biarkan seperti ini sebentar lagi, Mom," ucapnya sembari memejamkan mata seakan menikmati kehangatan pelukan dari sang mommy.

"Are you oke, Arsen?" tanya Clara lagi, karena tak seperti biasanya anaknya akan bersikap seperti itu, jika tidak ada yang mengganggu fikirannya.

"Arsen?" ulang anak itu seperti tersadar akan sesuatu, dan segera melepas pelukannya.

"Kenapa, hem?"

"No, a-aku akan keluar.. Daddy pasti sudah menunggu." ucap anak itu.

"Daddy???" ulang semua orang, minim Mia, karena dia memang belum tau.

"Arsen, kita sudah membahas ini sebelumnya bukan?!" seru Clara dengan tatapan sendu.

Melihat itu membuat Arsen, alias Airlen, jadi merasa bersalah, dengan cepat dia kembali memeluk Clara.

"Sorry, Mom. I'am so sorry," Airlen berucap dengan penuh penyesalan.

Entah mengapa, dirinya ikut merasakan sakit melihat tatapan sendu itu, seakan menyimpan banyak luka yang turut dirasakannya juga.

Ya, anak itu adalah Airlen.

Airlen dan Arsen, keduanya tanpa sengaja bertukar tempat saat baru keluar dari toilet.

Bagaimana bisa keduanya sampai tak sengaja bertukar tempat? Itu dikarenakan keduanya begitu sangat mirip sampai tak ada yang bisa membedakannya.

Tak ada yang menyadari jika keduanya begitu mirip, padahal keduanya sempat bertemu dan terlibat sedikit perseteruan di lantai satu. Itu dikarenakan keduanya sama-sama mengenakan topi serta masker hingga pergi dan masuk ke toilet.

Namun saat berada di dalam toilet, tak sengaja masker milik Arsen terjatuh, sehingga tak digunakannya lagi. Sedangkan Airlen yang perfeksionis, maskernya hanya kecipratan sedikit air, langsung dilepasnya.

Alhasil, saat satu persatu keluar tanpa mengenakan masker, orang yang mengenal salah satunya mengira jika itu adalah anak yang sama yang dikenalnya.

"Baiklah, ayo kita tiup lilin sekarang, Mom," ucap Airlen dengan tersenyum sembari mengurai pelukannya.

"Oke, ayo" balas Clara ikut tersenyum juga.

Namun Airlen tahu jika itu adalah senyum paksa, Airlen juga melihat dimata Clara seperti menyimpan banyak kesedihan. Dan entah mengapa, Airlen seperti juga merasakan sakitnya yang Clara simpan, sampai-sampai tanpa sadar Airlen mengepalkan kedua tangannya, sampai kuku-kukunya memutih.

"Arsyana Firansyah" gumam Airlen dalam hatinya saat melihat hiasan nama yang tertera di atas kue didepannya. "Sebenarnya siapa kau?? Mengapa semua orang di sini tak dapat membedakan antara aku dan dirimu,"

***

Di tempat yang sama, di ruang berbeda...

"Kenapa masih diam? Ayo tiup lilinnya.., Tapi sebelum itu, buat permohonan terlebih dahulu," ucap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang tak lagi muda, yaitu Granny Aerin, yang Arsen sama sekali tak mengenalnya.

Tatapannya menyisir semua orang yang ada di sana, "Bella Bramastya.. Jika benar kaulah yang telah menyakiti mom Clara, maka aku akan membalas dan lebih menyakitimu. Jadi, kau tunggu saja tanggal mainnya," batinnya, saat pandangannya tertuju pada Bella dan orang didekatnya, membuat otaknya kembali mengingat kejadian saat di lantai satu, dimana orang yang bernama Bella dan orang didekatnya telah menjelekkan dan menghina mommy nya.

"Airlen?!" panggil tuan Arkhana.

Membuat atensi Arsen kembali teralihkan pada sosoknya, "Arkhana Davidson, siapa kau..? Mengapa kau begitu mirip denganku? Apa kau Daddy ku? Atau justru kau juga yang telah menyakiti, mommy?" begitu banyak pertanyaan dalam otak kecilnya itu, sehingga tanpa sadar tatapannya berubah menjadi dingin dan menajam.

"Tunggu apa lagi? Cepat buat permohonan," lanjut tuan Arkhana.

Namun Arsen tetap tak bergeming, baik posisinya maupun tatapannya.

"Astaga! Kenapa tatapan mata itu begitu mirip sekali dengan Arkhana saat berhadapan dengan musuhnya..., Ada apa ini? Apa Airlen menganggap musuh daddy nya sendiri?" fikir asisten Leo, saat tak sengaja melihat tatapan mata Arsen yang ditujukan untuk tuan Arkhana.

"Airlen, Sayang... Are you oke?" Granny Aerin menyentuh Arsen dengan lembut, yang entah sejak kapan kini sudah berada di sampingnya.

Membuat tatapan yang sedari tadi menajam, jadi meredup.

"Are you oke?" ulangnya saat Arsen menoleh kearahnya.

"Yes, i am doing okay," jawabnya.

"Lalu kenapa masih diam saja? Buatlah permohonan, lalu tiup lilin," ucap Granny Aerin.

Arsen pun hanya mengangguk dan kembali menoleh ke arah depan, tepatnya pada kue yang entah kebetulan atau apa.. Motif dan coraknya sama persis dengan kue yang dipesankan mom Clara untuk dirinya, yang membedakannya hanyalah sebuah nama yang tertera di atasnya.

"Happy birthday Airlangga Davidson yang ke enam," Arsen membaca hiasan nama itu dalam hatinya. Kemudian membuat permohonan dalam hatinya, "Ya tuhan.. Hari ini juga hari ulang tahunku, yang ku inginkan di ulang tahunku yang sekarang.. Semuanya untuk mommy. Aku ingin mommy selalu bahagia, aamiin..." setelahnya langsung meniup lilin.

"Sekarang, potong kuenya," ucap Granny Aerin dengan senyum sumringah.

"Sebenarnya seperti apa sosok Airlangga Davidson ini? Mengapa mereka semua menganggap ku adalah dirinya? Apa kami begitu mirip, sehingga mereka yang ada di sini tak dapat membedakan?" Arsen terus saja berfikir dan berfikir, sampai akhirnya dia teringat sesuatu. "Apakah...???"

      Dia adalah Kakak mu. Arkhana.

             Kalian kembar.

"Tapi kata mom, dia meninggal sesaat setelah lahir." Arsen kembali membatin. "Apa jangan-jangan..." lanjutnya sembari menatap satu persatu orang di ruangan itu dengan tatapan menyelidik. "Jika yang aku pikirkan adalah benar adanya.., Maka kalian semua akan menerima akibatnya, karena telah membuat mom ku menangis selama ini."

"Kenapa lagi?" tanya Granny Aerin yang melihat sang cucu tak kunjung memotong kuenya.

Arsen dengan cepat menggelengkan kepala dan segera memotong kue tersebut.

"Tapi dimana sebenarnya Airlangga berada saat ini? Kenapa dia tidak juga kembali?" Pikirnya lagi sembari terus memotong kue dan sesekali menatap pintu.

"Mom...," gumam Arsen dalam hati sembari menatap potongan kue pertama yang biasanya akan selalu dirinya berikan pada mom Clara. "Apa dia saat ini tengah cemas mencari ku?" batinnya.

"Kenapa tampan? Nenek perhatikan sedari tadi kau masuk, kau terlihat aneh. Apa ada yang sedang kau pikirkan?" tanya nenek besar yang entah sedari kapan sudah berada di dekatnya juga.

Yang hanya disambut dengan gelengan lemah Arsen, karena saat ini fikirannya tengah dikuasai sang mommy.

"Ini untuk Nenek," ucap Arsen menyerahkan potongan kue pertamanya.

"Untuk Nenek?"

"Hem," gumam Arsen sembari mengangguk.

"Thank you..." ucap Nenek besar sembari memeluk Arsen. Yang Arsen pun membalas pelukan itu. "Ngomong-ngomong, sejak kapan kau berganti pakaian?" tanyanya setelah mengurai pelukannya, yang mewakili semua orang yang ada di sana, yang juga penasaran.

"A-aku... Karena aku__" Arsen tak tau akan menjawab apa, pasalnya, dirinya memang sedari awal memang mengenakan pakaian itu.

"Tidak usah dijawab, Nenek hanya iseng saja bertanya. Karena melihat cicit nenek yang satu ini seperti orang yang berbeda saja." sela nenek besar. "Uuh... Perfeksionisnya Nenek... Kau sama persis seperti Kakek besar dan Daddy mu," ucap nenek buyut seraya kembali memeluk cicit satu-satunya itu.

"Aku tak ingin jika terus terjebak disini," ucap Arsen dalam hatinya. "Tapi bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini?" sambungnya. "Mom... Aku ingin pulang..., Pasti mom cemas kan karena aku tidak ada.." lanjutnya, masih dalam pelukan nenek besar.

Tak sengaja mata tajamnya melihat sebuah ponsel yang yang tergeletak di atas meja tepat di depan tuan Arkhana Davidson, membuat sebuah pemikiran terlintas dalam otak kecilnya.

"Nenek, apa aku boleh meminjam ponsel itu?" ucapnya seraya mengurai pelukan dan menunjuk ke arah ponsel tersebut.

Mendengar permintaan itu, membuat hampir semua pasang mata tertuju pada Arsen seorang.

1
Ismalinda
Luar biasa
Nur Azizah
terima aja clara kasihan anak"mu yg butuh keluarga yg utuh
Nur Azizah
oayyooo lanjuuttt kakak authoooorr
Nur Azizah
top markotopppp lanjuttt kak auutthor
Nur Azizah
woooww kereen pokoknya ceritanya kak author lanjuutt
Nur Azizah
ayoo lanjutt kak author
Nur Azizah
jgn buat Readers penasaran kaka author ayo cepat buka rahasia besar ini
Nur Azizah
cepet buka kebusukan Bella kak aurhor
Nur Azizah
ssmakin penasaran kak author
Nur Azizah
jgn mbulat mbulet kam author ceritanya
Nur Azizah
siapa yg memaggil clara yaaahh
Nur Azizah
sambut bahagiamu mulai hari ini clara
Nur Azizah
siapa yg menegur clara mungkinkan asisten leo
Nur Azizah
lanjuuuttt kakakk aauttthhorr
Nur Azizah
semoga kalian berjodoh arkhana sama clara leo sama eliza
Nur Azizah
lanjuutttt siapa lg yg datang yaaa,,
Nur Azizah
Bella
Nur Azizah
bener"anak GENIUS Arsen
Nur Azizah
jgn lama"kak author mempertemukan twin brsama ke 2 orang tuanya
Nur Azizah
haduuuh ketahuan Airline
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!