Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28.pesan dari Tika.
Dear : Chandra Sanjaya .
Aku sudah memilih kamu sebagai pendamping hidupku selama ini.
Jika ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan.
Yang awalnya ada, pasti bakal akan tiada.
Cinta yang kita kenal, pasti akan menjadi asing seiring perjalanannya waktu.
Cepat atau lambat, perpisahan ini akan terjadi kepada siapa pun!
Kali ini giliran kita yang akan berpisah!
Kita? iya kita!
Tentu akan ada duka dan airmata.
Tetapi aku yakin bisa melewati ini semua.
Terima kasih atas cinta yang pernah singgah di hidupku, terima kasih cinta yang singkat ini. Cinta yang penuh duka dan air mata.
Semoga kamu bahagia dengan wanita pilihanmu. Ingat, jangan sakiti dia cukup aku saja yang kau sakiti! Aku merasakan gimana rasanya di khianati, diperlakukan kasar, dan selalu disalahkan. Itu rasanya sangat sakit sekali, jadi aku mohon sama kamu jaga wanita yang kini jadi pendamping hidupmu dengan baik-baik, dan istimewakanlah dia. Karena dia kini sedang mengandung anakmu.'
'Jika kamu bahagia bersamanya, kenapa aku tidak bisa bahagia juga? Maka dari itu aku memutuskan untuk mengakhiri semua ini bersamamu, dan biarkan aku bahagia dengan caraku sendiri bersama anakku! Jika suatu saat kamu ingin menemui putrimu maka tengoklah aku tidak akan melarangmu. Karena kamu punya hak terhadap Chika, karena dia anak kandungmu. Aku juga ngerti tidak ada kata mantan Ayah untuk seorang anak, kamu tetap Ayah yang berarti mungkin buat Chika. Terima kasih untuk semuanya, akan ku simpan dalam kenanganku.
Oya kamu tidak perlu khawatir tentang orangtuaku, aku tahu kamu berat melepaskanku karena begitu besar orangtuaku dulu menolongmu ketika perusahaanmu hampir bangkrut! Tenang saja, aku tidak akan membicarakan semua ini terhadap orangtuaku kok. Tentang perceraikan kita, aku akan berpura-pura kalau keadaan rumah tangga kita baik-baik saja di hadapan orangtuaku. Biarkan orangtuaku tahu dengan sendirinya tanpa kita kasih tahu. Dan satu lagi itu ada surat perceraian kita, aku sebenarnya seminggu lalu sudah membuat surat perceraian. Aku sudah tanda tangani surat tersebut, berarti kita resmi bercerai. Tinggal kamu yang harus tanda tangani surat tersebut, mau tidak mau yang terserah kamu yang penting kita resmi bercerai!
Terima kasih untuk semuanya, atas luka yang telah kau goreskan. Dan terima kasih dulu pernah mewarnai hidupku.
From: Tika.
Arrgh ... teriak Chandra sambil merobek-robek kertas tersebut hingga berjatuhan ke lantai.
'Oke Tika, jika itu keinginanmu untuk bercerai aku akan mentanda tanganinya,' gumam Chandra sambil mengambil surat cerai yang ada di ranjang, lalu mendatanganinya.
'Kita resmi bercerai Tika! Lihat saja Tika, aku akan membuat kamu mengemis-ngemis untuk kembali padaku. Dan terima kasih juga Tika, ternyata kamu wanita bodoh yang pernah aku kenal. Kamu rela menyimpan rahasia perceraian kita kepada orangtuamu, good Job Tika, jadi aku tidak perlu lagi mencari alasan untuk menjelaskan kepada orangtuamu kalau memang kamu tidak akan memberi tahu tentang perceraian kita!' gumam Chandra sambil menyeringai penuh kemenangan.
Handphone Chandra pun tiba-tiba berdering, tanda ada panggilan masuk. Dengan segera Chandra pun mengambil handphone nya dari saku jas tersebut dan mengangkatnya.
"Halo Pak, sekarang pak Chandra ada dimana?" tanya Alex sang asistenya, di sebrang sana.
"Iya, emangnya ada apa Lex?" tanya balik Chandra.
"Ini pak, para tamu sudah menunggu di ruangan rapat. Apakah pak Chandra lupa, kalau sekarang ada rapat bersama para pengusaha?"
"Ya ampun aku lupa Lex! Ya sudah aku sekarang kesana." Chandra dengan segera mematikan ponselnya.
Chandra pun menarik napasnya lalu membuangnya dengan perlahan. Sekilas menatap surat perceraiannya yang ada di atas ranjang, lalu pergi dari kamarnya dan berjalan keluar menuju mobil miliknya.
*****
"Bu sebenarnya kita mau kemana sih? Kenapa kita pergi sambil membawa koper Bu? Apakah Ayah mengusir Ibu?" tanya Chika dengan beberapa pertanyaan, sambil menatap Ibunya yang kini sedang mengendarai mobil pribadinya.
"Kata siapa kalau Ayah mengusir Ibu? Enggak kok sayang, Ibu cuma mau pindah rumah saja. Mencari rumah yang nyaman buat kita tinggalin." ucap Tika sambil tersenyum terhadap putrinya.
"Emangnya Ibu tidak nyaman ya tinggal disana? Padahal disana ada Omah, tante, dan Ayah jadi enggak bakal sepi Bu. Nah sekarang Ibu mau mencari rumah lagi untuk tempat tinggal kita berdua, jadi sepi. Chika tidak ada teman dong Bu."
"Ibu nyaman kok tinggal disana. Tetapi alangkah baiknya seorang yang sudah rumah tangga itu harus bisa mandiri, jangan bergantung pada orang lain."
"Maksudnya gimana ya Bu? Chika tidak paham Bu."
"Sudahlah sayang, bukan waktunya sekarang kamu memahami tentang semua ini. Nanti kalau kamu sudah besar, kamu pasti bakal tahu alasannya." ucap Tika sambil mengusap lembut rambut putrinya.
"Oke, baiklah Bu. Oya Bu, apakah selama kita di rumah baru, Ayah akan ikut ada disana?" tanya Chika.
"Mungkin kalau enggak lagi sibuk, Ayahmu pasti akan menemuimu. Lagi pula, Ayahmu tidak akan tinggal bersama kita, soalnya kamu tahu sendiri kalau Omah punya penyakit serius jadi tidak mungkin bisa di tinggalkan."
"Benar juga ya apa yang dikatakan oleh Ibu. Enggak apa-apalah yang penting Ayah selalu ada menemui Chika dan Ibu." ucap Chika sambil tersenyum terhadap Ibunya.
"Iya sayang."
'Maaf kan Ibu ya Nak, harus berbohong. Ini belum saatnya Ibu menceritakan apa yang terjadi antara Ibu dengan ayahmu. Tapi Ibu janji kok, pasti akan menceritakannya nanti kalau waktunya sudah tepat,' gumam Tika di dalam hati, ada rasa bersalah terhadap putrinya karena terus membohongi putrinya.
Tika pun dengan segera menjalankan mobilnya menuju rumah yang kini sudah di pesankannya, seminggu yang lalu Tika sudah merencanakan kalau dirinya berpisah dengan Chanda harus punya target punya rumah untuk di singgahi oleh putrinya dan dirinya.
bersambung ....