Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali tersakiti
hanya menunggu 5 menit setelah tiba di bandara, pesawat yang di tumpangi Zidan dan Kiya harus berangkat.
Daffa menyatukan jemari nya dengan jemari lentik zila,
di tatapnya wajah zila yang berubah menjadi sendu setelah pesawat yang di tumpangi Zidan berangkat.
"Jangan sedih, kapan kapan kita yang akan ke sana mengunjungi mereka"
"ayo kita pulang"
Keduanya berjalan dengan tangan yang saling bertaut, langkah mereka terhenti setelah seseorang memanggil zila
"zila" keduanya berbalik mencari sumber suara
"eh Mbak Zahra" Zila yang tadi nya pasrah aja saat Daffa menautkan jemari mereka, sekarang justru zila yang menggandeng lengan Daffa mesra
Mungkin maksud zila ingin memberitahu Zahra kalo Daffa adalah miliknya sekarang, Zahra sendiri juga tidak ada niat untuk merebut Daffa, zila juga tidak niat untuk menontonkan kemesraan di depan Zahra , itu hal sepontan dari zila , saat tau ada Zahra di belakang, zila secara spontan beralih mengandeng lengan suaminya.
"mbak Zahra, dari nganter siapa"
"teman Zil,kamu sendiri ?"
"Abang Zidan sama istrinya, mbak sekarang mau pulang"
"iya, ini lagi nunggu taksi"
"mbak Zahra ikut kami aja biar sekalian kami juga mau balik"
Daffa melirik zila setelah zila mengajak Zahra ikut pulang bersama mereka.
"ga usah Zil , biar mbak naik taksi aja"
"ga papa mbak, ini sudah malam bahaya ayo,ga papa kan daf kita antar mbak Zahra dulu"
Hening sesaat, tapi akhirnya Daffa mengangguk mengiyakan
zila melepas pegangannya dari lengan Daffa dan beralih menggandeng tangan Zahra, Zahra sebenarnya tidak enak tapi zila sudah menarik tangan nya berjalan lebih dulu dari Daffa
sedangkan Daffa merotasi kan matanya jengah.
zila ikut duduk di belakang bersama Zahra, dari wajahnya kita bisa tau seberapa tidak enaknya Zahra dengan Daffa, di tambah Daffa sejak tadi hanya diam, sesekali pandangan nya bertemu dengan daffa.
"Daf, kapan teman teman kamu main ke rumah"
"Minggu"
"mbak, hari Minggu ke rumah ya, sekalian reunian , mbak seangkatan sama Daffa kan"
"iya, tapi Zil _ _"
zila menyela ucapan Zahra
"ga usah tapi tapi mbak, kerumah aja , kita kumpul kumpul, kalo mbak Zahra ga datang, zila pastikan zila bakalan cari dokter kandungan lain" ancam zila
Zahra sebenarnya enggan mengiyakan tapi ancaman zila, bukan karena takut kehilangan pasien tapi zila sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, ia ingin memberikan perawatan terbaik untuk zila.
"iya jawab Zahra"
"gitu dong, zila tunggu di rumah awas aja ga datang, zila juga ga akan ke klinik mbak lagi"
"iya zil'
keduanya bercanda di sepanjang perjalanan, Daffa hanya bungkam tidak ingin ikut berbaur dengan mereka, dari cermin di depannya, Daffa bisa melihat betapa dekatnya zila dengan Zahra, dia tidak menyangka istrinya bisa menjadi dekat dengan orang yang pernah ia cintai di masa muda.
zila pindah ke kursi depan setelah Zahra sampai di kediaman nya
"kamu kenapa si Zil, apa yang kamu inginkan sebenarnya"
zila mengerutkan keningnya , menatap Bingung ke arah Daffa
"Kenapa ngajak Zahra kerumah"
"lah emang kenapa, kamu sendiri kan yang minta aku ngajak Hana biar aku ada temannya, sekarang aku ngajak mbak Zahra kenapa kamu ga suka"
daffa mengusap wajahnya dengan kasar
"Kamu ga ngerti Zil"
"bagian mana yang aku ga ngerti__Hem,"
Daffa diam, dia juga bingung dengan pertanyaan zila
"bagian mana daf"
"Zil, Kenapa kamu ngajak Zahra kerumah , kamu tau kan hubungan kami dulu seperti apa " Daffa berusaha selembut mungkin menjelaskan pada zila
"daf, itu Hanya masa lalu, sekarang kamu suami ku seutuhnya, kamu hanya ingin mempererat hubungan pertemanan Kami, apa ga boleh, dia baik daf, aku sudah menganggap dia kaya Kaka ku sendiri,masa lalu biarlah menjadi masa lalu"
zila menggenggam tangan daffa, manik teduhnya berhasil membuat hati Daffa menghangat.
"Jadi gimana ga papa kan kalo Zahra main ke rumah"
"kalo di larang juga ga mungkin kan, kamu sudah ngajak dia"
"pertanyaan aku boleh apa enggak"
"iya boleh ,sayang"
deg, sayang katanya
ini nih yang zila ga suka, daffa sangat suka membuat nya salah tingkah, apa zila ga salah dengar __daffa memanggil nya dengan sebutan sayang ,yang benar aja,
Daffa tersenyum mengejek, mencubit pipi zila yang berisi karena hamil, yang mulai memerah menahan malu
"gemes banget sih "
"ah__jangan , sakit tau"
Daffa mengacak rambut zila yang masih tertutup Khimar instan.
"mau mampir makan dulu ga"
"iya kita mampir makan aja yuk, aku lagi mau makan sate"
"ok deyh, kita ke tempat mas mono"
....
"makasih" ucap zila dan Daffa bersamaan setelah mas mono meletakkan 2 piring sate di meja mereka
"Zil jangan makan pedas,ga baik" Daffa merebut toples sambal dari tangan zila, yang Berniat menambahkan satu sendok sambal lagi ke piring satenya.
"Sedikit lagi daf, ini ga kerasa pedas nya"
"ga boleh , makan cepat"
zila mendengus kesal dibuatnya.
Mood makan zila jadi Hilang , Daffa sudah menghabiskan separuh sate miliknya sedangkan zila baru makan satu tusuk sate, Daffa tidka terlalu memperhatikan istrinya karena dia sangat menikmati sate ayam buatan mas mono , jadi Daffa tidak sadar kalo zila tidak memakan satenya.
"kenapa ga di makan Zil"
"ga mood"
zila mengalihkan pandangan nya ke arah lain malas jika harus menatap Daffa yang sudah membuat mood makan nya rusak.
"gara gara sambel"
enggan menjawab zila lebih memilih memainkan ponselnya.
"Mau di bungkus aja satenya?"
"terserah"
"ya udah di bungkus aja ya, nanti makan di rumah"
zila tidak menjawab, zila merotasi kan matanya jengah .
.....
sesampainya di rumah, zila langsung masuk ke kamar nya dan mengunci pintunya, bahkan ketokan Daffa tidak di gubris oleh zila.
"Zil buka , mas mau istirahat"
"ya istirahat sana di kamar sendiri"
'jangan gitu dong Zil, kan itu demi ke baikan kamu juga , ga baik makan pedas apalagi kamunya lagi hamil"
zila tidak menggubris dan lebih memilih membersihkan diri untuk bersiap istirahat.
Daffa di luar menyerah, dan akhirnya masuk ke dalam kamarnya sendiri. Selesai membersihkan diri , Daffa merebahkan tubuh Lelah nya di atas kasur menatap langit langit kamar miliknya,
Daffa yang baru saja ingin menuju alam mimpi di kaget kan dengan ketukan pintu kamar, tidak usah menebak nebak Emang siapa lagi yang mengetuk selain zila.
"Daf, seperti nya saya sudah terbiasa dengan kehadiran kamu saat tidur"
tidka menunggu lama, Daffa menarik zila untuk masuk kedalam kamarnya Daffa menutup pintu setelah mereka berdua ada di dalam, ini kedua kalinya zila menginjakkan kakinya di kamar daffa, wangi maskulin tercium jelas di penciuman zila,wangi yang sama persis dengan wangi tubuh Daffa.
" Tidurlah mas mau ke bawah sebentar"
zila mengangguk ada rasa tidak nyaman melihat wajah Daffa tadi, wajah datar __apa Daffa tidak suka zila masuk ke kamar nya, zila tidka tidur ia hanya duduk di pinggir ranjang menunggu Daffa datang, tapi sudah hampir 15 menit pria itu belum kembali ke kamarnya, zila semakin yakin daffa tidka suka dengan adanya zila di dalam kamar, tapi kenapa Daffa malah membawanya masuk, bukannya mengusir , seperti sebelumnya.
zila termenung dengan mata yang mulai memanas, satu tetes air mata berhasil turun lagi, zila bangkit dari duduknya berniat kembali ke kamar
ternyata dia salah, Daffa masih tidak bisa menerima kehadirannya, mungkin sekarang pria itu pergi entah kemana.
...Hay gess cerita ini sudah tamat .kalian bisa mampir jika berkenan dengan novel ku yang lain...
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa