NovelToon NovelToon
Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Pemuda tampan yang sakit-sakitan dan pengangguran di usianya yang telah 30 tahun meski bergelar sarjana, ia dicap lingkungan sebagai pengantin ranjang karena tak kunjung sembuh dari sakit parah selama 2 tahun.

Saat di puncak krisis antar hidup dan mati karena penyakitnya, Jampi Linuwih, mendapat kesempatan kedua.

Jemari petir, ilmu pengobatan, hingga teknik yang tak pernah ia pelajari, tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Ia dipilih langit untuk mengemban tugas berat di pundaknya.

Mampukah ia memikul tanggung jawab itu? Saksikan perjalanan Jampi Linuwih, sang Tabib Pilihan Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14_ Rayuan

Brrr

Bulu roma Jampi meremang. Nafusnya bergolak hebat. Wajah dan tubuh itu begitu menggoda mata dan hasrat pria normal yang melihatnya.

Tanpa kendali, kedua lengan Jampi bergerak merangkul pinggang indah sosok menawan di hadapannya. Senyum perempuan itu semakin indah merekah, melihat respon pemuda di hadapannya ini.

Segera, perempuan itu menutup matanya, mengisyaratkan bahwa ia telah menyerahkan dirinya untuk Jampi. Saat wajah mereka mendekat, Jampi bisa merasakan dua gundukan lembut menekan dadanya. Besar, proporsional, nampak indah dipandang, tapi dingin.

Bibir Jampi hanya tinggal satu senti meter saja bersentuhan dengan bibir merah muda nan segar perempuan itu. Tiba-tiba saja tubuh Jampi tak lagi bisa bergerak. Meski ia berusaha keras, Jampi tak mampu menggerakkan satu inchi pun tubuhnya. Lagi-lagi, hanya matanya yang bisa bebas bergerak.

Lama menunggu, perempuan itu pun membuka mata dan mencoba mencium bibir Jampi lebih dahulu.

Blup

Tubuh perempuan itu terpental dengan sinar putih keemasan yang muncul dari ubun-ubun Jampi. Sayangnya, sinar itu hanya sekejap saja dan menghilang tanpa jejak. Saat itu lah Jampi bisa bergerak bebas. Pikirannya kembali normal.

"Aneh, cantik tapi kok dingin seperti perut ular. Saat bicara juga, ia tak menggerakkan bibirnya sama sekali. Apa..", belum sempat Jampi menyelesaikan gumamnya, perempuan itu telah melesat dan mencengkeram kedua pundak Jampi.

Tubuh Jampi seberat 60kg dilempar begitu saja ke kasur yang ternyata sudah bertabur kelopak mawar dan semerbak wangi yang memabukkan, memicu nafsu Jampi kembali bersemi.

Tap

Tubuh perempuan cantik nan seksi itu sudah menindih tubuh Jampi. Wajah mereka hanya berjarak 5 senti saja. Senyum bahagia penuh kemenangan nampak bersemi di wajah perempuan itu.

Kedua lengan Jampi ditindih dengan kedua lutut perempuan yang begitu bernafsu ingin menggaulinya. Nampak paha mulus yang semula tertutup jarik, kini terpampang indah di atas pemuda itu. Namun, Jampi masih berusaha mengelak meski nafsunya membuncah.

" Jangan lah melawanku rajaku. Kamu hanya bisa menolakku saat air kita sudah menyatu. Namun, saat itu aku telah menjadi milikmu seutuhnya. Jadi, lupakan istri dan keluargamu itu. Lepaskan semua dan terima lah aku seutuhnya. Aku lah yang paling cocok mendampingimu selamanya", rayuan itu kembali menghiasi mulut perempuan menawan yang menindihnya. Harum tubuh dan hembusan nafasnya begitu kuat menyeruak menghasut nafsu dan pikiran Jampi hingga lupa dengan Nia dan keluarga yang menantinya.

Blup

Lagi-lagi, tubuh perempuan cantik itu terpental ke lantai saat mencoba mengecup bibir Jampi. Cahaya keemasan yang muncul dari dada Jampi lah yang kini menyentak si perempuan seksi.

Jampi segera bangkit. Ia mencoba berlari secepatnya. Rencananya adalah mengelilingi ruang kamar ini dan menemukan pintu keluar dari sini.

Anehnya, kakinya terasa begitu ringan. Langkahnya begitu cepat. Namun, nyatanya perempuan itu bisa mengejarnya dengan mudah.

"Tak perlu lari sayang. Turuti saja aku. Kamu pasti menjadi lelaki yang paling beruntung di dunia", kata perempuan itu saat berhasil menangkap kedua pundak Jampi dan melemparkannya kembali ke kasur.

Kali ini, tanpa bicara, ia langsung menargetkan leher Jampi agar segera takluk kepadanya.

Bugh

Tubuh Jampi reflek bergerak, memukul kepala perempuan itu dengan pundak kanannya hingga sosok itu kembali terpelanting ke lantai.

" Sial! Kenapa kamu terus melawan?", perempuan itu semakin kesal karena sudah berulang kali gagal hanya dengan perlawanan sepele.

Di sisi lain, Jampi berhasil menemukan celah dan mendorong dinding itu sekuat tenaga. Secepatnya, ia memasuki ruang di balik dinding.

"Hahaha, jangan kamu kira sudah lepas dariku. Kamu hanya bisa pulang setelah menuruti semua kemauanku!", pekik perempuan itu, tak lagi mengejar Jampi yang telah berlari menyusuri lorong bercahaya merah itu.

" Huh, huh, huh", nafas Jampi terengah-engah setelah cukup jauh berlari ketakutan. Entah kenapa, firasatnya mengatakan bahwa perempuan itu adalah jin, bukan manusia biasa dan tidak boleh berhubungan badan dengannya.

"Apa itu tadi, kenapa juga membawaku ke antah berantah ini", gumam Jampi merasa kesal. Ia terus berjalan sampai ke ujung lorong.

Grrrrk

Jampi mencoba mendorong sedikit ujung lorong dan menemukan ada ruang di dalamnya.

" Kok aneh, kenapa ruangan ini sama dengan ruang yang kutinggalkan tadi?" batin Jampi. Ia mengedarkan pandangan, menemukan kasur yang sama dengan kasurnya tadi. Di sana ada sesosok perempuan cantik tengah duduk menyilangkan kaki, menunjukkan belahan jarik yang memperlihatkan paha mulusnya.

Sosok itu tersenyum sinis dan melirik ke arah Jampi.

"Hi..", sontak Jampi mundur dan berlari ke arah sebelumnya.

" Bagaimana aku bisa sampai ke ruang yang sama? Apu aku hanya berputar-putar saja selama ini?", pikir Jampi kebingungan.

"Apa ini sebuah labirin? Tapi kok tidak ada cabangnya?", benak Jampi melihat lebih seksama.

Tak lama, Jampi pun kembali ke ruangan awal ia datang ke sini. Sama saja, di sana perempuan itu masih menunggunya dengan tenang dan senyum penuh kemenangan.

" Sudak kukatakan, kamu takkan bisa pergi dari sini tanpa izinku sayang. Menyerah lah!", ujar perempuan itu dengan senyum lebar penuh kemenangan.

"Nggak sudi!", pekik Jampi sembari berlari menjauh. Ia meletakkan tangannya ke dinding lorong, berharap menemukan petunjuk agar bisa keluar dari tempat aneh ini.

" Nah, ini ada celah", ujar Jampi lirih namun muncul secercah harapan di hatinya. Ia menemukan dua celah di kanan dan kirinya, tepat berhadapan.

"Duh, pilih yang mana ya?", jelas Jampi bingung. Ia teringat tentang ruangan yang berujung sama. Hanya saja, ia bingung memilih.

"Duh, kanan atau kiri ya?" gumam Jampi tak punya pandangan.

"Ah sudah lah, kanan saja. Yang baik di kanan", pikir Jampi. Segera ia mendorong dinding kanan yang bercelah.

Grrk

Brul

Terdengar derak batu. Sayangnya, bukan pintu yang terbuka, lantai yang dipijak Jampi lah yang terbuka. Tubuh pemuda itu seketika jatuh terjerembab.

" Duh!", pekik Jampi merasakan sakit di pantatnya yang terantuk batu besar. Ia berada di ruangan gelap, pengap, dan berbau anyir darah.

Tangannya meraba-raba sekitarnya. Namun, ia hanya merasakan banyak tubuh bergelimpangan di sekitarnya. Mungkin belasan, itu yang ada di benaknya.

Tubuh Jampi semakin menggigil ketakukan. Namun ia tetap berusaha tegar dan tenang. Ia terus meraba sekitar, mencoba menemukan pintu keluar atau sekedar sumber cahaya.

30 menit rasanya telah berlalu, namun Jampi belum jua menemukan jalan keluar. Rasanya ia ingin menyerah dan berteriak agar digauli saja oleh perempuan tadi daripada berada di tempat ini.

"Ya Allah, tolong lah hamba. Berikan lah petunjukMu", doanya karena merasa masih ada secercah harapan, yakni Tuhan.

Grrk

Terdengar derak batu. Sebilah cahaya kecil secara bertahap namun cepat melebar.

Kini, Jampi bisa melihat ruangan ini dipenuhi mayat yang tercabik. Semuanya lelaki dengan tubuh yang tidak utuh. Darah bercecer di mana pun.

Belum selesai keterkejutan Jampi, terdengar langkah seseorang mendekat.

Deg

Jantung Jampi hampir berhenti melihat sosok seram di hadapannya. Lelaki kekar tanpa kepala. Hanya ada tulang leher menonjol di sana.

Lengan kanannya berupa api merah dan lengan kirinya berbentuk cambuk, menjuntai panjang ke lantai. Nampak ujungnya berupa tombak tajam berkail.

" Kamu..", tanpa diberi kesempatan bicara sosok kekar itu langsung melecutkan cambuknya ke dada kiri Jampi.

Blarr

Terdengar batu yang hancur terkena sabetan cambuk itu.

1
ahmad nabawi
ceritanya menarik, original
Jimmy Avolution
hadir
Aman 2016
lanjut Thor 💪
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor 💪
Aman 2016
mantab Thor 💪
anggita
hadiah iklan lagi buat thor.
anggita
like👍☝iklan, semoga novelnya lancar jaya.
Tabuut: aamin. terimakasih./Smile/
total 1 replies
anggita
si Jampi jadi Sakti👏💪
31_PUTU WIDIARTA
Keajaiban kata
Yoko Littner
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
Alexo. ID
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!