Benih CEO Impoten

Setelah Stefan pergi dari kafe itu, Richard segera menyalakan laptop yang di bawa asistennya itu dan menancapkan sebuah flashdisk. Rekaman video yang selalu ia cari kini berhasil dia dapatkan dengan menyuruh Ray untuk menekan penjaga cctv di hotel itu.

"Gue mau tau siapa yang sudah masuk ke kamar gue waktu itu." Richard meneliti setiap video cctv yang ia putar. kejadian enam tahun yang lalu dimana ia bisa merasakan nikmatnya bercinta untuk pertama kalinya walau tanpa kesengajaan. Dia tekan pause pada video itu di saat wajah seorang wanita melirik ke arah cctv, ia perbesar hingga menampilkan sosok wajah yang sangat ia kenal.

"Ternyata perempuan itu adalah Bella chad....." Ray kaget dengan sosok wajah yang ada di dalam video cctv itu. "Calon istri gue." Tambahnya. Ia hampir tak percaya bahwa wanita yang berada di dalam kamar bosnya enam tahun yang lalu adalah Bella, perempuan yang berhasil membuat dirinya klepek klepek. "Gue gak rela banget, kalo itu beneran Bella." Tambahnya lagi.

Richard hanya diam mendengarkan cerocosan Ray yang tidak rela jika perempuan itu adalah Bella.Ia belum memberi tahu Sang asisten tentang pernikahan juga sandiwara yang ibunya buat. Karena dia tahu betul dengan karakter asistennya itu yang memiliki mulut ember.

"Berarti anak itu...." Ray menduga duga dan terkejut dengan kesimpulan yang ia dapat.

Richard menyodorkan benda pilihnya itu ke hadapan Ray yang menampilkan foto surat hasil tes DNA. Ray semakin terkejut karena ternyata diam diam bosnya itu menyelidiki tentang Garrel sampai sampai melakukan tes.

"Lo..(menunjuk)"

"Bukan gue tapi mom gua." Potong Richard. Ia kembali meraih ponselnya itu.

"Tapi Lo gak boleh nikahin dia, dia incaran gue." sungut Ray, dia hak rela jika perempuan yang ia incar itu jatuh ke tangan bosnya.

Richard melirik asisten sekaligus sahabatnya itu dengan tatapan menusuknya. Ia merasa sahabatnya itu begitu berani berbicara seperti itu pada dirinya.

"LO MAU MATI!!"

ucapan itu yang membuat nyali Ray menciut, dia tahu betul bahwa bosnya gak akan pernah mengalah apalagi menyangkut dengan penyakitnya. Bella secara tidak sengaja menyembuhkan penyakit bosnya itu, dan yang pastinya bosnya akan terus mengejar Bella sampai mendapatkannya.

"Kalo Lo mau dia, gue rela dia buat elo..." ucap Ray yang wajahnya dibuat sedih, ia menunduk dengan wajah di tekuk. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Richard padanya. "Tapi gue boleh gak icip dulu sekali aja." tambahnya mengacungkan satu jarinya kehadapan Richard.

"RAY.....!!!"

Richard semakin emosi dengan kelakuan asistennya, bisa bisanya dia berucap ingin mencicipi wanitanya itu. Punya nyawa berapa dia berani menyentuh wanitanya itu.

"Hehehe......canda ko chad, canda....jangan serius gitu napa..."

Richard hanya diam, namun tatapannya begitu menusuk terhadap sahabatnya, seperti ingin melahap sahabatnya itu bulat bulat.

"Gue gak berani chad.... Gue sadar diri.. Hehehe..."

"SEHARUSNYA.!" Tegas Richard lalu kembali menatap ke arah layar laptop. "Lo tau siapa yang udah nyuap mereka." Tambahnya tanpa ekspresi.

"Gue tau. Ternyata dalang di balik penghapusan cctv itu adalah Bianca."

"Bianca..." Lelaki itu tak percaya bahwa Bianca memiliki nyali yang cukup besar untuk mencari masalah dengannya.

"Kau pecat dia dari perusahaan dan lenyapkan dia dari kota ini!" Geram Richard, tangannya ia kepal menjadi bulat sempurna.

"Baik...."

Kembali ke lagi ke ruangan inap VVIP......

Stefan menghampiri Bella yang sedang bercanda ria dengan nyonya Kayle, dia tersenyum melihat kebahagian dan ke akraban nya dengan nyonya Kayle. 'semoga kau tidak salah pilihan....'