Scandal Hubungan Masa Lalu

Mila mengerutkan dahi yang sangat bingung dengan pertanyaan Aruna, "lokasi syuting, maksud kamu lokasi syuting kamu?" tanya Mila memastikan Aruna mengangguk-anggukkan kepala.

"Mama tidak tahu kalau itu. Kue itu di jemput dua orang pria ke rumah ini tadi pagi saat kamu mengantarkan Rain ke sekolah," jawab Mila.

"Siapa yang menjemputnya?" tanya Aruna yang terlihat sangat khawatir dan bicara begitu buru-buru sekali.

"Mama tidak tahu namanya Aruna," jawab Mila dengan santai.

"Lalu siapa yang memesan kue itu?" tanya Aruna lagi.

Mila menghela nafas dan mengambil buku catatannya.

"Namanya Karina yang memesan 300 kue campur dan dia membayar lewat transferan dan tadi pagi diambil yang dia katakan adalah orang suruhannya," jawab Mila sembari membaca catatan tersebut.

Deg!!!!!

Jantung Aruna berdebar begitu kencang dengan mata yang terbuka lebar, perasaannya tidak tenang dan entah apa maksud Karina yang tiba-tiba memesan kue pada ibunya dan apakah itu suatu kebetulan atau disengaja. Karena Aruna sebagai sutradara tidak pernah sekalipun mendengar Karina mau membagi makanan kepada orang-orang walau ada Melvin yang syuting di sana.

Karena sepengetahuan Aruna Karina sangat jarang menemui Melvin di lokasi syuting. Orang-orang bisa mengenal Karina bukan karena sering bersama Melvin. Tetapi keluarga Melvin yang pada dasarnya memang pengusaha kaya raya dan juga Karina yang sering wajahnya ditampilkan di televisi.

"Memang ada apa Aruna?" tanya Mila.

"Tidak apa-apa," jawab Aruna yang terlihat begitu shock.

Mila yang terlihat begitu heran geleng-geleng kepala. Dia kembali melanjutkan ke pekerjaannya.

"Apa maksud dia melakukan semua ini," batin Aruna dengan penuh kebingungan. Dia juga tiba-tiba merasa khawatir dengan Karina yang sepertinya ingin melakukan sesuatu pada dia.

*****

Setelah memastikan apa yang terjadi. Aruna yang kembali ke lokasi syuting. Aruna mematikan mesin mobil dan membuka sabuk pengamannya. Aruna yang langsung keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya.

"Ibu sutradara!" langkah Aruna tiba-tiba terhenti dan menoleh ke belakang.

Aruna yang kembali dikagetkan dengan Karina yang tiba-tiba sudah muncul di hadapannya dan padahal sejak tadi Aruna memikirkan wanita itu yang tidak tahu apa maksudnya.

Karina tersenyum dan langsung berjalan menghampiri Aruna.

"Apa saya boleh menitipkan ini kepada kamu. Tolong kamu berikan kepada Melvin. Ini sarapan pagi untuk Melvin dan tadi dia sangat buru-buru sekali pergi ke lokasi syuting. Dia mungkin berpikir jika sudah terlambat dan ternyata sutradaranya baru saja datang," ucap Karina yang berbicara dengan lembut dan manis yang menyodorkan paper bag berwarna coklat itu.

"Kenapa bukan Nyonya saja yang memberikan pada dia?" tanya Aruna yang terlihat berusaha untuk tenang dan tidak takut pada Karina.

"Saya sangat buru-buru dan makanya saya menyuruh kamu," jawab Karina.

"Hmmm, walaupun saya sudah memesan banyak kue untuk kamu dan juga teman-teman kamu bisa mengganjal perut. Tetapi sangat tidak mungkin seorang Melvin memakan kue seperti itu. Jadi saya harus memberikan dia sarapan yang higienis," ucap Karina yang secara tidak langsung merendahkan Aruna dan bahkan menegaskan jika dia yang memang sengaja memesankan kue tersebut.

"Jadi benar Nyonya memesan kue pada ibu saya?" tanya Aruna yang ingin memastikan sekali lagi.

"Benarkah! itu adalah dagangan ibu kamu. Oh jadi sejak dulu tidak ada kemajuan sama sekali. Mungkin sedikit lebih maju. Jika dulu ibu kamu berjualan keliling untuk menitipkan dagangannya dan sekarang dia berjualan melalui online shop. Ya walau tidak seberapa," ucap Karina dengan tersenyum yang penuh meremehkan.

Aruna tidak tersinggung sama sekali atau tidak harus bersikap seperti apa, dia cukup membalas senyuman pada wanita yang dia tahu sekarang sedang mengejek dia dan juga keluarganya.

"Terima kasih Nyonya sudah memesan kue dari dagangan ibu saya dan malah saya tidak tahu apakah Nyonya menyesal melakukan hal itu atau tidak karena mengetahui itu adalah dagangan ibu saya. Tetapi saya tetap berterima kasih," ucap Aruna dengan santai yang menundukkan kepala.

Tetapi Karina sepertinya sangat tidak menyukai ekspresi yang diberikan Aruna yang seperti bukan itu yang diharapkan.

"Tetapi jika Nyonya sengaja memesan dagangan ibu saya karena permasalahan saya dan Melvin atau karena saya tidak membatalkan kontrak kerjasama dengan Melvin. Maka hal itu sama sekali tidak berpengaruh. Karena saya sudah mengatakan dan pernah menegaskan kepada Anda. Jika saya tidak akan membatalkan kontrak pekerjaan jika bukan Melvin yang menginginkan sendiri!" tegas Aruna.

"Jadi kau akan membiarkanku melakukan semua ini setiap hari sampai kau benar-benar jauh dari Melvin?" tanya Karina yang sepertinya kesabarannya sudah tidak ada dan langsung bicara pada intinya.

"Saya sama sekali tidak pernah mendekati Melvin dan saya sudah mengatakan jika kami hanya melanjutkan pekerjaan secara profesional. Jadi jika Nyonya ingin terus melakukan hal ini maka silahkan, hal itu sama sekali tidak berpengaruh pada pekerjaan saya," tegas Aruna.

"Dan sepertinya bukan saya yang mengganggu Melvin. Tetapi justru nyonya yang telah mengganggu saya," ucap Aruna menegaskan.

"Saya akan terus mengganggu kamu jika kamu tidak mendengarkan apa yang saya katakan!" tegas Karina.

"Jika nyonya mengganggu saya, maka saya akan mengganggu Melvin," sahut Aruna menegaskan yang sekarang sangat berani menentang Karina.

Mata Karina terbelalak kaget mendengar kata-kata Aruna.

Aruna langsung mengambil paper bag tersebut dari tangan Karina.

"Anda sengaja menyuruh saya untuk memberikan langsung kepada Melvin. Anda tidak tahu justru itu akan membuat saya dekat dengan dia dan sepertinya Anda yang ingin kami berdua kembali dekat. Baiklah saya akan berikan pada Melvin. Terima kasih!" ucap Aruna dengan menundukkan kepala dan langsung pergi dari hadapan Karina.

"Kurang ajar!" umpat Karina dengan mengepal tangan yang benar-benar sangat emosi dengan semua tinggalkan yang dilakukan Aruna.

"Lancang! Kau benar-benar sangat lancang berbicara Aruna!" Karina yang memulai dan dia juga yang kesetanan seperti itu.

Aruna dengan kesal dan wajah yang memerah menghampiri Melvin yang baru saja duduk di kursi santai.

"Ini!" Aruna dengan kasar meletakkan paper bag tersebut di atas meja. Hal itu membuat Melvin heran.

"Apa ini?" tanya Melvin.

"Mana aku tahu apa itu. Aku hanya disuruh memberikan kepadamu!" tegas Aruna.

"Siapa yang memberikannya?" tanya Melvin.

"Nyonya Karina!" tegas Aruna yang langsung pergi meninggalkan Melvin dengan penuh ke kesalahan.

"Mama!" gumam Melvin yang masih melihat ke arah Aruna yang berjalan semakin jauh.

Melvin juga pasti heran entah apa maksud Karina menitipkan makanan melalui Aruna yang dia tahu Karina tidak menyukai Aruna.

**

Lokasi syuting Melvin yang seperti biasa mengambil set di gedung mereka syuting. Semua kru yang sudah siap dan para aktris yang juga sudah di make up. Syuting yang juga sudah dimulai sejak tadi dengan beberapa take.

Proses syuting yang berjalan dengan lancar dan sampai malam hari dan semua kru yang sudah beres-beres yang akan bergegas untuk pulang yang mana mereka semua sudah membereskan semua agar bisa pulang kerumah.

Melvin yang terlihat berpamitan pada kru yang pulang terlebih dahulu.

"Hati-hati Melvin!" ucap salah satu kru

"Oke-oke," sahut Melvin dengan mengangguk.

Chiko membukakan pintu mobil untuk Melvin. Tetapi Melvin yang terlihat bengong dengan kepala berkeliling.

"Aku tidak melihat Aruna. Di mana dia dan mobilnya masih tetap ada di sini?" batin Melvin yang ternyata mencari Aruna.

Bersambung