Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.
Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan bisnisnya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Anya dan Luna baru saja sampai di cafe milik Isvara, keduanya langsung masuk ke dalam. Isvara yang kebetulan ada di depan langsung menghampiri kedua gadis itu setelah melihat kedatangan mereka.
"Dateng juga kalian, Tante kangen banget tau." Ucap Isvara, ia bergantian memeluk kedua gadis itu.
"Maaf, baru bisa main ke sini, Tan." Balas Anya tersenyum.
"Iya gapapa." Kata Isvara bergantian mengelus rambut kedua gadis itu.
Saat mereka sedang bicara, Chaziel baru saja masuk, tidak lama setelah itu Kainoa dan yang lainnya juga menyusul. Isvara memperhatikan mereka, ternyata seragam yang di pakai cowok-cowok itu sama seperti seragam Anya dan Luna, berarti mereka teman satu sekolah, batin Isvara dalam hati.
"Ini temen-temen kalian?" Tanya Isvara menatap Anya dan Luna.
"Bukan." Kata Anya menatap sinis kelima cowok itu.
"Heh, temen dujana Lo ya." Balas Chaziel tidak terima.
Luna menghela nafas melihat Anya dan Chaziel kembali bertengkar. "Iya, Tan. Mereka satu sekolah sama kita." Ucap Luna pada Isvara.
"Kalian baru pertama kali ke sini ya? soalnya Tante belum pernah lihat." Tanya Isvara pada kelima cowok itu.
"Iya, Tan." Jawab Arkan mewakili teman-temannya.
Isvara melihat sekelilingnya. "Oh iya, Acha-nya mana?" Tanyanya saat ia tidak melihat putrinya.
"Acha tadi kab-" Ucap Luna terhenti karena Anya menutup mulutnya.
"Ohh, Acha tadi bilang kalau lagi ada urusan, jadi nggak bisa ikut." Jawab Anya cepat. Untung saja ia tepat waktu menghentikan Luna yang hampir saja mengatakan jika Acha kabur meninggalkan mereka berdua.
Chaziel menarik-narik tas Anya. "Nya, siapa?" Tanya Chaziel pada Anya, ia melirik kearah Isvara.
Anya menarik kasar tasnya yang di tarik Chaziel. "Tanya aja sendiri." Balas Anya ketus.
"Anya." Panggil Isvara memperingati.
"Hehehe, maaf Tan." Balas Anya nyengir.
"Kenalin, ini Mama-nya Acha." Ucap Luna memperkenalkan Isvara pada kelima cowok itu, membuat mereka terkejut.
Kainoa yang tadinya fokus pada ponselnya sontak langsung mengalihkan pandangannya kearah Isvara. Sejak tadi cowok itu berada di belakang dan tidak memperhatikan sama sekali, tapi saat Luna menyebut jika wanita ini adalah Mama-nya Acha, membuatnya langsung menatapnya.
"Saya Chaziel." Ucap Chaziel semangat memperkenalkan dirinya pada Isvara. Cowok itu mengulurkan tangannya untuk menyalimi Isvara.
"Panggil Tante Vara aja." Balas Isvara mengusap kepala Chaziel.
"Saya Gavin, Tante. Yang paling ganteng." Ucap Gavin percaya diri, membuatnya langsung mendapatkan toyoran dari Chaziel.
"Sirik aja Lo!" Ucap Gavin kesal melirik Chaziel. Isvara menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka.
"Saya Arkan, ini bumi." Ucap Arkan memperkenalkan dirinya dan juga Bumi yang berada di sebelahnya membuat Isvara mengangguk dan tersenyum pada mereka.
Isvara melirik kearah Kainoa karena cowok itu berada di belakang sendiri. "Terus yang ini siapa?" Tanyanya.
Chaziel memberi jalan dan sedikit mendorong Kainoa untuk sedikit maju ke depan.
"Kainoa, Tante." Ucap Kainoa mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri, Isvara membiarkan Kainoa menyalimi-nya.
Wanita itu tersenyum kearah Kainoa, setelah Kainoa menyalimi-nya ia mengelus kepala cowok itu seperti yang lain, membuat Kainoa juga membalas senyumannya.
Isvara memperhatikan sekelilingnya, seperti biasanya cafe selalu ramai. "Yaudah, kalian ke atas aja, di sini lumayan rame soalnya." Suruh Isvara pada mereka semua.
Anya mengangguk. "Kita mau pesen dulu." Ucapnya.
"Yaudah, Tante tinggal dulu ya." Pamit Isvara.
"Iya Tan." Balas mereka kompak.
Setelah Isvara pergi, Anya dan Luna lebih dulu pergi untuk memesan. Karena kedua gadis itu pergi, kelima cowok itu juga ikut mengikutinya.
"Ehh Anya, kok baru kelihatan." Tanya karyawan cafe ini yang memang sudah mengenal Anya dan Luna.
"Iya Mbak Ema, sibuk sekolah soalnya." Jawab Anya.
Ema mengalihkan pandangannya kearah Luna. "Luna juga, udah lama nggak ketemu. Jadi kangen deh." Ucapnya merentangkan tangan.
"Kangen Mbak Ema juga." Jawab Luna memeluk Ema.
Mbak Ema melepaskan pelukannya. "Aduh, ini siapa kok ganteng-ganteng banget?" Tanya Mbak Ema saat melihat Kainoa dan yang lainnya.
"Ini temen-temen Luna." kata Luna memberitahu.
"Ohh temennya Luna, boleh kenalan nggak?" Ucap Mbak Ema menggoda mereka.
"Udah ya Mbak Ema, Anya mau pesen. Nanti Anya bilangin Tante Vara loh kalau Mbak Ema genit." Ucap Anya menyela sebelum mbak Ema lanjut menggoda Kainoa dan teman-temannya.
"Anya mah suka gitu. Yaudah deh, mau pesen apa?" Ucap Mbak Ema pada akhirnya mengalah.
Anya hanya mendengus saat mbak Ema menggerutu. Setelah selesai memesan mereka bertujuh naik ke lantai atas karena tempatnya lebih nyaman dan tidak banyak orang. Isvara sengaja membuat tempat itu untuk orang-orang kenalannya saja.
...🍃🍃🍃🍃🍃...
Sedangkan di sisi lain, Achassia sudah rapih karena akan pergi menemui Sagara. Sebenarnya tidak ada hal penting, hanya saja ia ingin memastikan tentang keluarga Alin, apakah perusahaan ayah gadis itu bekerja sama dengan Sagara atau tidak.
Walaupun Alin bukan ancaman besar baginya, tapi ia tetap berjaga-jaga agar gadis itu tidak terlalu merepotkan-nya, apalagi ia akan pergi ke New York dalam waktu dekat. Setelah memakai tas selempangnya memeriksa penampilannya sekali lagi, di rasa tidak ada yang kurang gadis itu segera berjalan keluar.
Crop top berwarna putih yang di padukan dengan rok pendek berwarna hitam dan juga masker hitam yang selalu ia pakai beberapa Minggu ini. Karena terlalu sering memakai semua itu, ia jadi terbiasa memakai masker dan soflen saat bepergian.
Di dalam taksi, Achassia menghela nafas setelah melihat pesan dari Sagara. Ia melirik jam di ponselnya, sudah hampir jam 7 malam, apakah pria itu masih sibuk bekerja? Batin Acha bertanya dalam hati. Sagara bilang jika saat ini ia masih ada pertemuan, jadi ia mengundur waktu untuk bertemu dirinya.
Karena jalannya searah dengan cafe Mama-nya, ia memutuskan untuk mampir ke sana, sekalian untuk menunggu Sagara selesai dengan pekerjaannya. Lagipula ia tidak tau apakah masih lama atau tidak.
Gadis itu turun dari taksi saat sudah sampai di depan cafe Mama-nya. Achassia langsung masuk begitu selesai membayar taksi. Saat masuk ia tidak menemukan Mama-nya, bahkan saat mengecek ruangan Isvara ia juga tidak menemukan Mama-nya. Ia menghampiri Mbak Ema untuk menanyakan dimana keberadaan Isvara.
"Mbak Ema, Mama dimana?" Tanya Acha membuat Mbak Ema sedikit terkejut.
"Ibu di atas." Ucap Mbak Ema memberitahu.
"Yaudah, Acha ke atas dulu, makasih ya Mbak Ema." Ucap Acha berlari mencari Mama-nya.
Mbak Ema baru ingin memberitahu Achassia jika teman-temannya ada di sini, ia mengurungkan niatnya karena gadis itu sudah pergi begitu saja.
Karena membalas pesan dari Sagara, ia tidak memperhatikan sekelilingnya. Isvara menyadari kedatangan putrinya begitu gadis itu tiba di atas, tapi sepertinya gadis itu sedang sibuk dengan ponselnya.
"Loh, kamu kapan kesini, Ra?" Tanya Isvara, tapi putrinya itu masih fokus pada ponselnya.
"Baru aja, soalnya Lora mau keluar sebentar." Balas Acha memelankan suaranya di akhir ucapnya.
Acha sangat terkejut melihat Kainoa dan teman-temannya berada di sini. Anya dan Luna juga, apakah mereka berdua yang mengajak mereka kesini? Tanya Acha dalam hati. Ia masih mematung di tempatnya.
"Sini, ada temen-temen kamu nih." Ucap Isvara membuat Acha tersadar dan melangkah pelan mendekati meja mereka.
"Tadi Anya bilang kamu lagi ada urusan, bener?" Tanya Isvara memastikan.
Acha mengangguk "Mau ketemu Om Aga." jawabnya, matanya bolak-balik melirik kearah kedua sahabatnya dan kelima cowok itu bergantian.
"Yaudah, duduk sini. Mama mau ke bawah dulu." Isvara menarik tangan Acha dan menyuruh gadis itu duduk di sebelah Arkan, karena hanya itu tempat duduk yang tersisa.
Setelah kepergian Isvara, Achassia hanya bisa diam. Ia terus bertanya-tanya dalam batinnya, kenapa ia harus berada di situasi ini? Saat ia melirik kearah Kainoa, cowok itu sudah menatapnya entah sejak kapan. Tanpa sadar ia meneguk ludahnya, Anya dan Luna juga belum mengatakan apapun, lalu apa yang harus ia lakukan? Rasanya ia sangat ingin menghilang saat ini juga.