NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Nikahmuda / Patahhati
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Anisa Kalista putri

TAHAP REVISI PERBAIKAN MUNGKIN AKAN ADA BANYAK KATA YANG DI UBAH BIJAK LAH DALAM MEMBACA 🙏

Menceritakan kisah seorang gadis bernama Adinda Amaliya yang rela menggantikan kakaknya menikah karena kabur di hari pernikahan nya, karena belum mengenal calon suaminya bahkan bertemu saja tidak .

Farel Maherza Argadinata, itulah nama nya, pria yang terkenal Dingin dan Arogan, pria yang bahkan sangat membenci pernikahan, karena luka di masa lalu nya, dan karena desakan Papanya pun pria itu mau menikah, dengan gadis yang sangat mirip dengan masa lalu nya.

Apa kah Dinda sanggup menghadapi kemarahan pria itu, jika pria itu tahu kalau wanita yang akan menikah dengan nya kabur atau justru Dinda bisa merubah pria itu?

Dan bagaimana setelah kakaknya tahu jika pria yang di tinggalkannya adalah pria kaya dan sangat tampan? .

Di bumbui dengan kisah persahabatan dan konflik .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Kalista putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Demam

"Nona Stella," ucap Dinda dengan ketakutan, teringat kejadian beberapa hari yang lalu .

"Bagus kau sudah pulang, Aku ingin memberi mu pelajaran, karena sudah berani melawan ku!" ucap Stella sambil melipat tangan di dadanya membuat nyali Dinda menciut .

Dinda menyusup masuk, namun Stella segera menarik tangan Dinda.

"Nona, apa yang ingin anda lakukan?" tanya Dinda dengan ketakutan.

"Memberi mu pelajaran, itu lebih baik bukan?" jawab Stella dengan senyum jahat nya .

Mendengar hal itu, Dinda berusaha melepaskan tangan Stella dari dirinya, namun gadis itu memegangnya dengan erat, baru saja Dinda berusaha untuk melepaskan tangan Stella yang memegangnya, Dinda di kagetkan dengan kehadiran Amanda, yang sudah berdiri di depan nya .

"Stella, apa yang kau lakukan?" tanya Amanda, saat melihat adiknya sedang memegang erat tangan Dinda.

"Aku, ingin memberi pelajaran pada gadis kampung ini, karena sudah berani melawan ku," jawab Stella sambil tersenyum seringai.

"Ka, sebaiknya kakak bantu Aku aja," lanjut nya sambil menatap kakak nya penuh harap.

Amanda hanya diam saja, sambil menatap adiknya, namun Stella terus saja membujuk kakaknya untuk membantu.

"Tapi Stella, kakak takut, jika Ka Farel marah, bagaimana?" ucap Amanda yang tak ingin ikut campur, karena merasa hubungan nya dengan kakak nya juga sedang kurang baik.

"Ka, dia tidak di inginkan, mana mungkin? kakak marah, Ayo ka, bantu Aku," balas Stella dengan tatapan penuh permohonan.

Akhirnya Amanda pun menuruti adiknya, dan mereka berdua melepaskan tas Dinda, dan meletakkan nya asal, lalu menarik Dinda ke kamar mandi. Pa Beni pun hanya melihat saja tanpa sedikitpun berbicara, karena dia tidak mau ikut campur, meski sebenarnya kasihan tapi, segera merekam kejadian tersebut .

Dinda terus saja meronta untuk dilepaskan, gadis itu terus saja memohon namun keduanya sama sekali tidak peduli.

"Pegang dia ka," perintah Stella pada Amanda yang hanya diam saja, dengan ragu Amanda pun memegang tangan Dinda, Stella terus saja mengguyur Dinda dengan air dingin, tanpa sedikitpun rasa kasihan.

"Rasakan itu, agar kau itu cukup tau diri, siapa diri mu?" kata Stella terus saja menyiram Dinda dengan air dingin.

"Nona dingin, dingin Nona, hentikan!" pinta Dinda dengan kedinginan berharap Stella mau menghentikan aksinya.

Namun gadis itu tidak memperdulikan perkataan Dinda, dan terus saja mengguyur Dinda tanpa rasa ampun, hingga satu jam .

"Stella, sudah Aku takut kakak marah," ucap Amanda langsung melepaskan tangan Dinda dan segera keluar dari kamar mandi itu, karena merasa ketakutan, akhirnya Stella pun mengikuti Amanda tanpa memperdulikan Dinda sedikitpun..

Dinda hanya menangis sambil kedinginan gadis itu berusaha bangun untuk meninggalkan kamar mandi itu.

"Kenapa semua orang jahat sekali pada ku? Ayah, jika bisa Dinda ingin menyusul Ayah saja," gumam Dinda di dalam hati nya, air mata nya terus saja jatuh.

"Nona Muda, Anda tidak papa?" tanya Pa Beni merasa kasihan dan segera mendekati Dinda.

"Aku tidak papa Pa, Aku mau ke kamar saja," jawab Dinda singkat, tanpa memperdulikan Pa Beni .

Hingga sampailah di dalam kamar, Dinda segera ke kamar mandi, setelah itu segera menganti pakaian nya dan memakai jaket, lalu segera menyiapkan tempat tidur karena merasa tidak enak badan dan terasa sangat dingin .

Malam hari nya, Dinda sama sekali tidak keluar kamar, Pa Beni pun membiarkan Dinda tidur tanpa sedikitpun mengganggu nya. Hingga pukul 22.00 mobil yang Farel tumpangi sudah sampai di halaman rumah, Devit segera membuka pintu untuk tuanya seperti biasa.

Hingga sampailah di depan pintu. Pa Beni seperti biasa sudah berdiri untuk menyambut nya, setelah itu Devit pamit untuk pulang. Pa Beni mengikuti Farel di belakang nya, pria itu tersenyum tipis saat melihat Farel menengok ke kanan dan kiri seperti mencari sesuatu.

"Nona Muda sudah tidur, Tuan," ucap Pa Beni yang seakan mengerti Tuan nya itu.

Farel hanya diam saja tanpa sedikitpun berbicara, hingga sampailah di depan pintu kamar, Farel menyuruh Pa Beni untuk tidak membantu nya, Pa Beni pun pamit untuk istirahat .

Farel membuka pintu kamarnya, tanpa sedikitpun melihat Dinda yang sudah tertidur. Farel segera bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah beberapa saat kemudian, Farel yang sudah menggunakan pakaian tidur nya, segera naik ke tempat tidur untuk istirahat, karena sudah sangat mengantuk, menurut nya hari ini sangat melelahkan baginya .

PAGI MENYAPA JAM SUDAH MENUNJUKKAN PUKUL 06.00 PAGI

Farel terbangun saat suara alarm berbunyi di telinga nya, dan mengerjapkan matanya perlahan lalu mengambil air untuk minum .

Matanya melihat seorang gadis masih terlelap di lantai dan segera turun mendekati gadis karena merasa heran, biasanya gadis itu sudah bangun terlebih dahulu ini justru malah masih tertidur.

"Tumben sekali? jam segini dia belum bangun?" gumam Farel sambil berjalan mendekat.

"Dingin, Ayah Dinda kedinginan, Ayah, Dinda ingin ikut Ayah, Dinda rindu sama Ayah, di sini ngga ada yang baik sama Dinda, dingin," rancau Dinda dengan mata yang masih terpejam air mata nya juga terlihat menetes.

Farel mendekat ke arah Dinda, merasa heran apa yang sebenarnya terjadi dengan nya .Farel langsung berjongkok dan memegang kening gadis itu.

"Ya ampun, dia demam!" pekik Farel merasa panik, dan segera menggendong gadis itu lalu meletakkan nya di atas ranjang nya .

Farel segera menelpon Pa Beni untuk menghubungi dokter, dengan raut wajah khawatir dan panik.

"Kenapa? Aku bisa sekhawatir ini?" batinnya bertanya-tanya, sambil mondar-mandir tidak jelas.

Tak butuh waktu lama, Pa Beni yang heran segera datang ke kamar Tuanya, dan memastikan apa yang terjadi.

"Pa, sudah memanggil dokter? dan membawakan apa yang aku minta?" tanya Farel pada Pa Beni saat melihat pria itu sudah masuk.

Pa beni pun memberikan apa yang Tuan Mudanya minta, tanpa banyak bertanya, meski masih heran, Farel pun tak ambil pusing langsung saja segera mengompres Dinda .

20 menit kemudian

"Kenapa lama sekali ? Aku menyuruh mu datang 5 menit, ini sudah 20 menit?" gerutu Farel saat seorang dokter baru datang .

"Tenang Farel, Aku juga perlu perjalanan, kamu pikir tinggal terbang? langsung datang," jawab dokter itu sambil tercengir, karena sahabatnya itu selalu saja memerintahkan seenaknya.

"O,ya siapa yang sakit? Aku lihat kamu baik baik saja?" sambung nya lagi saat melihat Farel baik-baik saja.

"Sudah jangan banyak drama lagi, periksa dia!" seru Farel yang tak ingin berlama-lama dengan dokter .

"Siapa dia? kenapa bisa ada dikamar mu?" tanya dokter merasa kepo.

"Kau ingin di pecat ya!" ancam Farel menatap tajam dokter itu , membuat dokter itu menciut.

"Tidak - tidak, baiklah Aku periksa dia, tapi kamu harus keluar dulu," ucap dokter itu langsung menggeleng dengan cepat, sambil menyuruh Farel untuk keluar .

"Untuk apa? Aku keluar, tinggal periksa saja!" seru Farel menatap tajam ke arah dokter itu.

"Farel, kalau kau tetap di situ, kau bisa saja membuat ku tidak bisa bekerja dengan baik," bujuk dokter itu berusaha bicara dengan halus.

Akhirnya Pa Beni pun yang membujuk Farel untuk keluar dan menenangkan Farel.

Dokter Aldo memeriksa gadis tersebut dan memegang denyut nadi nya, setelah itu memandangi gadis itu dengan terheran-heran.

"Siapa Dia? masih muda, tapi kenapa dia bisa berada di kamar ?" batin dokter itu bertanya-tanya karena merasa sudah ketinggalan banyak informasi.

"Bagaimana? apa yang terjadi pada nya?" tanya Farel, setelah dokter Aldo keluar .

"Dia demam, seperti nya terjadi sesuatu, atau dia mengalami trauma, sehingga bisa menyebabkan dia demam," terang dokter itu panjang lebar.

Mendengar hal itu membuat Farel menatap ke arah Pa Beni, membuat Pa Beni hanya menunduk .

"Farel, siapa dia? dia masih sangat muda," tanya dokter Aldo dengan penasaran .

"Pa, antar dokter ini keluar, dan setelah mengantar dokter ini keluar, Pa Beni kembali lagi kemari, ada hal yang ingin Aku katakan!" tegas Farel yang tak ingin berlama-lama dengan dokter itu.

"Farel, kau belum menjawab pertanyaan ku," protes dokter Aldo merasa di abaikan.

Farel segera menutup pintu kamar nya, dengan keras, tanpa memperdulikan dokter itu, dokter Aldo hanya mengelus dada nya karena kaget .

Pa Beni pun segera mengantar dokter itu untuk keluar .

"Pa siapa gadis itu?" tanya nya dokter Aldo sambil berjalan .

"Dia istri Tuan Muda, apa dokter sudah kehilangan berita? apa karena terlalu sibuk di rumah sakit?" ucap Pa Beni datar namun sambil tersenyum mengejek.

"Istri Farel? Aku tidak menyangka? Farel sudah memiliki istri, bahkan masih sangat muda," ucap dokter itu merasa tidak percaya.

"Kapan dia menikah? Aku saja tidak di undang," lanjut nya dengan penuh selidik.

"Sudah jangan di bahas, Saya tidak ingin berlama-lama," ucap Pa Beni menyuruh dokter itu untuk keluar, karena tidak ingin terlalu banyak bicara.

"Tapi Pa, Aku masih penasaran,"

Pa Beni mengisyaratkan dokter itu dengan tatapan membunuh nya, membuat dokter itu pun tak lagi berbicara, dan segera menuruni anak tangga, Pa Beni pun hanya mengantar sampai bawah dan segera kembali ke atas .

Sementara di bawah merasa heran, kenapa ada dokter kemari? namun dokter Aldo hanya menjawab singkat, kalo tidak terjadi apa-apa dan segera pergi tanpa memperdulikan ke bingungan semua nya, begitu pun juga Devit yang heran sudah menunggu nya di bawah, namun Tuanya belum kunjung turun .

Sementara Pa Beni masuk, setelah Farel menyuruh nya untuk masuk .

"Cepat katakan apa yang terjadi?" ucap Farel dengan tidak sabaran saat Pa Beni sudah masuk.

Pa Beni pun memberikan hpnya dan menunjukkan rekaman yang kemarin di ambil, Farel pun melihat rekaman yang Pa Beni berikan, pria itu mengepalkan tangannya geram, saat melihat rekaman tersebut.

"Dimana mereka berdua?" tanya Farel dengan kesal .

"Mereka berdua sudah berangkat dari pagi, Tuan," jawab Pa Beni dengan menunduk.

"Baiklah, kau buat kan bubur untuk nya dan suruh Devit untuk berangkat, tidak usah menunggu ku!" titah Farel sambil mengibaskan tangannya .

"Baik Tuan Muda, tapi tuan HP Saya jangan di rusak," ucap Pa Beni, merasa takut kalo HPnya yang akan menjadi korban.

Farel pun memberikan Hpnya pada Pa Beni dan Pa Beni pun pamit untuk ke dapur .

Farel menatap lekat wajah Dinda yang masih terlelap dan segera duduk di sofa .

Beberapa saat kemudian

"Tuan, Saya, mengantarkan bubur yang anda minta," ucap Pa Beni saat sudah masuk .

"Letakkan saja di meja," jawab Farel singkat, pria itu masih fokus dengan HP nya. Pa Beni pun segera keluar setelah meletakkan bubur tersebut .

Dinda mengerjapkan matanya perlahan, Farel yang melihat segera mendekati gadis .

"Rupanya kau sudah bangun?" ucap nya datar sambil menyembunyikan rasa bahagianya.Dinda menatap Farel dengan takut dan berusaha bangun meskipun badannya terasa lemah.

"Maaf Tuan, Saya kesiangan," ucap nya masih berusaha bangun, dan merasa heran mengapa dirinya sudah berada di ranjang Farel .

"Jika badan mu lemah, tidak usah bangun," ucap Farel yang melihat Dinda sangat lemah .

Pria itu segera menarik kursi untuk duduk, dan mengambil bubur tadi, Dinda hanya diam saja, merasa heran di buatnya, kenapa tuan galak nya terlihat baik?

"Buka mulut mu, kau sangat lemah," perintah Farel sambil menyodorkan sesendok bubur ke mulut Dinda.

Dinda pun membuka mulutnya, meskipun merasa aneh dengan perlakuan pria di hadapannya itu.

"Dinda, pasti dia melakukan semua ini hanya karena tidak ingin direpotkan," batin Dinda berusaha untuk tidak berharap lebih.

"Tuan, Saya bisa makan sendiri," pinta Dinda merasa tidak enak hati.

"Lihat tubuh mu, untuk duduk saja kau sangat lemah, apa lagi makan sendiri!" ejek Farel sambil tersenyum sinis.

Dinda pun hanya tersenyum tipis, benar? tubuhnya sangat lemah, Dinda pun akhirnya menerima suapan dari pria itu tanpa sedikitpun berbicara, hingga selesai makan dan minum obat .

"Istirahat lah, kali ini Aku masih berbaik hati pada mu!" perintah Farel, setelah mengatakan itu, Farel segera keluar dari kamar nya dan menuju ruangan kerja nya .

"Mimpi apa Aku? di suapin Tuan galak itu?" gumaman Dinda sambil senyum-senyum sendiri, lalu segera menarik selimut untuk menutupi tubuh nya.

SORE TELAH TIBA

Farel membuka pintu, saat seseorang yang di tunggu akhirnya pulang juga.

"Ka Farel, tumben? ka Farel yang membuka pintu?" tanya Stella merasa kaget saat kakak nya yang membuka pintu, suatu hal yang tidak biasa nya.

"Kenapa? kau kaget? apa terkejut?" ucap Farel dengan tersenyum seringai.

"kakak, aku ingin masuk," ucap Stella sambil tersenyum kikuk dan merasa sedikit takut.

"Apa yang sudah kau lakukan? haaaah!" sentak Farel sambil memegang tangan Stella dengan kencang.

"Aku tidak melakukan apapun, ka," jawab Stella berusaha biasa, meskipun tangan nya sudah gemetar.

"O'ya? apa perlu? Aku tunjukkan atau aku katakan?" tanya Farel sambil menatap tajam adiknya itu.

"Oh, kakak sudah tahu? tentang gadis itu, Aku hanya memberinya pelajaran agar dia tau diri," jawab Stella dengan santainya.

"Beraninya kau!"hardik Farel menatap tajam adiknya.

"Bukan ka dia tidak di inginkan oleh kakak? apa salahnya? dan Aku hanya melakukan, apa yang harus aku lakukan?" balas Stella suara meninggi.

"Tidak ada yang boleh, menindas nya, selain diri ku, termasuk kau!" jawab Farel dengan penuh peringatan.

"Kenapa emang nya?" tanya Stella menatap heran.

"Karena tidak boleh, siapa pun ikut campur urusan ku, termasuk kau dan hp serta kunci mobil mu, Aku sita, karena kau sudah berani ikut campur urusan ku!" ucap Farel panjang lebar sambil tersenyum seringai, mengambil apa yang di miliki adiknya itu.

"kakak tidak boleh mengambil punya ku, itu hidup ku, ka," pinta Stella dengan penuh harap, namun Farel pun tak sedikit pun peduli dengan perkataan Stella dan segera naik ke atas .

"Dasar gadis sialan, awas saja dia!" umpat Stella saat sudah masuk ke kamar nya dan melempar tasnya asal, hatinya merasa sangat begitu marah dan semakin benci pada Dinda.

Beberapa saat kemudian

Farel yang sudah kembali turun, segera membuka pintu, saat melihat adiknya sudah pulang, namun tidak sendiri, membuat Farel menatap tajam orang tersebut .

BERSAMBUNG

1
Ema Hafidz
sangat bagus
Nora Asdi
kisahnya semakin semrawut, sdh tahu bgtu makmer knapa xda iktiar otor kasih pindah rumah kah gitu spya seru tmbah,,kasian deh dindanya😅
Muhammad Aufa
dasar Clara gk tau diri,udah meludah kok mau d jilat lagi
Faridah Fairah
thor bngunkn andin gk seru klo andin bnrn gk ada.semngt thor sll & shat sll.
Hl Lukman
cakeeup alur ceritanya
Faridah Fairah
mngkin dinda udh mau lahiran.ketubannya udh pecah.
Faridah Fairah
mulai bucinkn farel sm istri gadis kecilnya.
Faridah Fairah
farel udh bucin sm dinda lnjut baca lg deh.semngat athor kami bngga ats krya2 athor.
Deti Kurniati
lnjut seru
AKP
Luar biasa
@Kristin
Yang sabar ya Dinda
@Kristin
Takut Thor 😫
@Kristin
Aku baru mampir Thor 🤗 semoga sukses selalu buat mu...
Mega
sumpah lama cerita jd bikin pusing mlh,ngk enak di baca kl menurut aku pribadi,terlalu berlika liku tp seputar itu aja,jusulnya jd terabaikan,jd kurang respek bagi sy pribadi,,, maaf thorr aku ngk lanjut,,,,
AKP: Iya nggak Papa asal jangan meninggalkan ranting buruk maaf yah kalau terlalu panjang, terima kasih sudah mau baca karya remahan ku ini karena masih terlalu banyak kesalahan 🙏
total 1 replies
Mega
pertanyaan dinda kayak org bodoh aja,,, udh jelas di rias itu akan ada pesta mmg ngk tau pesta apa,tp yg jelas itu pesta,,, bukan nanya trs dan terus peryanyaan aptri itu,,,🤔🤔🤔
Mega: iya binggung shi thorr,tp cikup 1 x pertanyaan jg pasti se maaf,bodoh2nya org pasti akan langsung sadar,,, kan katanya si dinda pinter,,,, masa ngk konek hanya mslh gitu aja,,,
AKP: Namanya juga orang bingung tiba-tiba di culik pas bangun tau-tau ada petugas rias pasti nanya kan, kakak bayangkan saja kalau di posisi Dinda pasti takut juga kan 🤭🤭🤭

Maaf canda ya kak terima kasih sudah mau mampir dan berkomentar, sumpah demi apa komentar Kakak bikin aku terharu di saat hati dan pikiran sudah mulai ngedown buat nulis 🙏
total 2 replies
Mega
salah adinda sendiri,knp ngk bilang sm farel kl hamil,,, juatru ada kejadian ini yg akhirnya nikin salah faham,dan knp tidak tanya langsung sm farel kl beneran mau sm si riska,jagan selalu dan selalu hanya dgn opini sendiri,kl sllu begitu sampai ajal menjemput pun tidak akan pernah menemukan kebahagiaan karna sellau negatif pikirannya,,,
Noormasayu Othman
bagus
Chaning
keterlaluan itu namanya mempermalukan suami
Sely Ina
visualnya dong thorrrr...
AKP: Ada di bab 96 ya kak semoga sesuai halu 🤭🤭
total 1 replies
Sely Ina
Kya sinetron tuan muda dan Kinanti yah
AKP: Baru kali ini ada yang bilang begitu padahal aku ngga pernah nonton tuh sinetron cuma tahu dari sosial media aja, makasih kakak sudah mau baca karya rempah ku ini 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!