Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Perjanjian

Seorang wanita paruh baya sedang duduk menunduk sambil memohon kepada seorang pria paruh baya .

"Tuan saya mohon, bantu perusahaan suami saya," ucap wanita itu sambil bergetar .

Pria paruh baya itu duduk sambil menyeringai .

"Emang, apa yang bisa kau berikan? sampai Aku tertarik membantu perusahaan suami mu?" tanya pria paruh baya tersebut sambil menatap tajam.

"Apa pun tuan," jawab wanita tersebut sambil menunduk .

"Apa pun?" tanya pria tersebut sambil menyeringai.

"Iya tuan," jawab wanita itu sambil mengangguk meyakinkan .

Seperkian detik pria tersebut tertawa sambil berfikir .

"Baiklah, apa kau memiliki seorang putri?" putus nya pada akhirnya, karena merasa sedikit tertarik dengan tawaran wanita tersebut.

"Saya memiliki dua orang putri," jawab wanita tersebut sambil menyodorkan hp nya .

Di lihatnya foto seorang gadis cantik dengan rambut yang di buat aga bergelombang, dia tersenyum sangat manis, yang menurut nya mendekati selera putranya. lalu di geser lagi foto anak kedua, dengan rambut lurus namun terlihat sederhana tanpa make up tersenyum .

"Mereka berdua kedua putri saya tuan," jelas wanita tersebut sambil tersenyum tipis .

Pria itu tersenyum seringai, lalu menyodorkan hp tersebut, di lihatnya foto anak pertama nya .

"Berikan putri mu pada ku, lalu Aku akan membantu perusahaan suamimu bagaimana?" tawar pria tersebut dengan menaikkan sebelah alisnya .

"Tapi tuan putri ku dia..."

"Tidak ada kesempatan kedua, kalo tidak mau tidak masalah, tanggung saja sendiri. Tawaran ini hanya berlaku sekarang, pikirkanlah baik-baik sebelum Aku berubah pikiran!" potong pria tersebut dengan penuh penekanan.

Mendengar penuturan pria tersebut, sejenak wanita itu berpikir keras dia tidak punya pilihan lain.

"Terima kasih tuan, Saya akan katakan ini pada putri saya," ucap wanita itu pada akhir setelah beberapa saat berpikir.

"Waw, cepat sekali berubah pikiran?" tanya pria tersebut dengan heran.

"Baiklah, bawa putri mu nanti sore, Aku ingin bertemu dengan nya. ingat, jangan macam-macam!" sambung nya dengan penuh penekanan .

"Baik tuan, Saya akan membawa putri Saya bertemu dengan anda," jawab wanita itu sambil mengangguk.

"Baiklah, kalo tidak ada urusan lagi, kau boleh pergi!" usir pria tersebut mempersilahkan wanita itu untuk keluar .

"Baiklah, kalo begitu saya permisi." pamit wanita itu, setelah itu langsung melangkah keluar dari ruang tersebut dengan wajah tak bisa di artikan.

Setelah wanita itu keluar pria yang merupakan asisten pria tersebut pun masuk.

"Ada perlu apa? wanita itu kemari tuan?" tanya Asisten tersebut setelah berada di samping tuanya .

"Dia bilang, Aku harus membantu perusahaan suami nya, dan sebagai imbalannya, Aku meminta putrinya, untuk Aku nikahkan. bagaimana menurutmu?" ucap pria tersebut sambil memberikan sebuah foto pada Asisten nya .

"Apakah anda yakin tuan? tuan muda akan menerima nya? Sudah banyak gadis yang dia tolak, dia bersikeras untuk tidak mau menikah," Tanya Asisten tersebut dengan beruntun karena merasa tidak yakin dengan keputusan tuan nya itu.

"Aku yakin, kali ini pasti dia tidak akan menolak. Entah sebuah takdir atau apa? gadis itu sangat begitu mirip dengan Mayra, bukan begitu Haris? " jelas pria tersebut pada Asisten nya .

"Iya tuan sangat mirip sekali" jawab Asisten tersebut sambil mengangguk mengiyakan.

"Kalo begitu, antar kan Aku, ke kantor Farel, sekarang juga!" perintah pria tersebut sambil berdiri .

"Baik tuan saya antar!"

********

Sementara wanita itu Setelah keluar dari gedung tersebut wanita itu bergegas menaiki mobilnya .

Ya wanita itu adalah Yuni seorang janda beranak 2 yang di tinggal suaminya beberapa bulan yang lalu karena kecelakaan .

kepergian suaminya, membuat dia harus menanggung semua nya sendiri, menggantikan suaminya mengurus perusahaan, namun na'as dia harus terlilit banyak hutang, karena akhir-akhir ini perusahaan mengalami kerugian besar, yang menyebabkan dia mau tak mau meminta bantuan, karena hanya perusahaan itu lah yang bisa dia minta bantuan .

Namun sayangnya tuan tersebut meminta putrinya, apa dia sanggup? melakukan itu apa putrinya mau menikah? Sedang kan putri pertamanya sudah jelas dia tau, putri pertamanya sangat keras kepala .

Putri pertamanya bernama Clara Amaliya, sekarang berusia 20 tahun dan masih kuliah. Dia memiliki sifa keras kepala egois tidak mudah di atur .

Putri keduanya bernama Adinda Amaliya, sekarang berusia 17 tahun dan baru menginjak kelas 3 SMA, Dia memiliki sifat baik hati, lemah lembut dan sederhana selalu mengalah pada kakaknya .

Setelah merenungkan apa yang telah terjadi, ternyata mobil Yuni sudah sampai di gerbang rumahnya .

Yuni segera masuk kedalam rumah nya, bergegas mencari putri nya, rupanya anak kedua sedang duduk di ruang tamu sedang membaca buku, melihat bunda nya pulang pun menghentikan aktivitas nya.

"Bunda, tumben jam segini udah pulang? ada apa Bun?" tanya nya dengan heran .

"Kakak mu di mana? sudah pulang?" Yuni justru malah balik bertanya membuat Dinda mengerutkan keningnya heran.

"Belum Bun, ada apa ya? seperti nya ada hal penting?" tanya Dinda dengan menyelidik, melihat dari raut wajah Bunda nya yang terlihat tidak seperti biasanya.

"Iya ada hal penting, yang ingin bunda beritahu pada kakak mu Clara," Jawab Yuni dengan tegang dan cemas.

"Mungkin sebentar lagi, dia pulang. Bunda duduk dulu, tenang kan pikiran bunda," ucap Dinda sambil menenangkan bundanya, membuat Yuni pun menurut.

DISISI LAIN

Tepat di sebuah perusahaan seorang pemuda sedang duduk menatap layar laptop, suara ketukan pintu di ketuk membuat nya mendengus sebal.

tok ...tok ...tok

"Masuk!" ucap pemuda tersebut sedikit berteriak.

"Ada apa ?" tanya nya setelah melihat Asistennya masuk langsung kembali melakukan kegiatannya.

"Tuan besar ingin bertemu dengan anda tuan," jawab Asisten tersebut sedikit tegang dan cemas.

Belum sempat menjawab pintu langsung di buka, menampakkan pria paruh baya langsung berjalan mendekati kedua nya.

"Farel papa ingin bicara dengan mu," ucap pria paruh baya tersebut langsung tude poin.

Farel enggan untuk menoleh, masih fokus pada laptop nya, rasanya dirinya sangat malas untuk menatap wajah Papa nya yang membuat dirinya kesal.

"Mau apa lagi? apa sepenting itu? sampai papa harus repot-repot kemari ? apa tidak bisa di bicarakan di rumah?" tanya Farel dengan beruntun matanya masih menatap layar laptop nya.

"Tidak bisa!" Jawab pria tersebut dengan singkat.

"Bicaralah, Aku akan mendengarkan," ucap Farel sambil mendengus kesal tanpa sedikitpun menatap wajah Papa nya itu.

"Papa ingin kau menikah !" jelas pria tersebut mengutarakan niatnya, hal itu membuat Farel menghentikan aktivitas nya, lalu menoleh ke arah Papa nya .

"Menikah? sudah ku bilang berapa kali, Aku tidak ingin menikah, gadis mana lagi yang ingin papa kenal kan pada ku? haaaah!" tanya Farel dengan nada meninggi, matanya menyiratkan kemarahan.

"Kali ini kamu pasti tidak akan menolak," jawab pria tersebut dengan percaya diri tanpa sedikitpun memperdulikan kemarahan putranya itu.

"HA-HA-HA...." Farel tergelak mendengar penuturan Papa nya merasa lucu dengan apa yang Papanya katakan.

"Emang gadis seperti apa lagi? sampai Aku tidak akan menolak? sampai kapan pun aku tidak akan menikah!" sambung nya dengan tersulit emosi.

Pria tersebut menyodorkan hp nya menunjukkan foto seorang gadis yang ia dapatkan tadi .

"Bagaimana?" ucap nya penuh harap, membuat Farel langsung mengambil Hp tersebut, lalu menatap foto itu dengan penuh selidik lalu menatap Papa nya .

"Iya, dia gadis yang akan papa nikahkan dengan mu, kali ini tidak ada penolakan!" jawab pria tersebut tidak bisa di bantah, membuat Farel berfikir sejenak

"Apa? setelah Aku menikah papa akan puas?" tanya Farel menatap tajam Papa nya.

"Papa, hanya ingin yang terbaik untuk mu, semoga kau bisa menerima semua nya," jawab pria tersebut dengan yakin .

"Baiklah, terserah papa saja, Aku akan mengikuti permainan nya, tapi jika gadis yang papa pilih tidak sesuai, jangan salah kan Aku, jika Aku tidak memperlakukan nya dengan baik!" ucap Farel dengan penuh penekanan .

"Kalo tidak ada yang di bicarakan, Papa boleh keluar, Aku sibuk!" sambung nya sambil menyuruh papa nya untuk keluar .

"Pernikahan akan di adakan seminggu lagi," ucap pria tersebut membuat Farel kaget .

"Papa gila ya? seminggu lagi? dan bahkan Aku saja tidak mengenal wanita itu!" sentak Farel menatap tajam papa nya .

"Lebih cepat lebih baik bukan? kau kan sudah setuju, dan lagi mau sampai kapan kau seperti ini terus?" ucap pria tersebut dengan tersebut seringai .

"Tapi, bukan berarti secepat itu kan?" protes Farel merasa tidak terima.

"Tidak ada penolakan," ucap pria tersebut berlalu pergi dari ruangan Farel, tanpa memperdulikan protesan Farel dan umpatan Farel yang berteriak keras.

DITEMPAT LAIN.

Setelah beberapa saat Yuni duduk, akhirnya yang di tunggu tiba. Clara pun sudah pulang, Clara kaget tidak biasanya Bundanya pulang cepat, biasanya pulang malam atau sore. Clara berjalan hendak ke kamar dengan cueknya namun Bundanya memanggil membuat langkah nya terhenti.

"Clara, bunda ingin bicara dengan mu," panggil Yuni dengan tegas .

"Apa yang ingin bunda bicarakan?" Tanya Clara sedikit malas langsung berbalik badan.

"Duduk dulu," perintah Yuni mempersilahkan Clara untuk duduk, Clara pun duduk, menatap Bunda nya penuh selidik .

"Apa yang ingin bunda bicarakan, cepat," tanya Clara dengan malas .

"Perusahaan Ayah mu mengalami masalah, dan hampir bangkrut, Bunda juga terlilit banyak hutang," jelas Yuni dengan sedih.

"Terus? apa hubungannya dengan ku?" tanya Clara dengan bingung .

"Hubungan nya adalah, ada orang yang bersedia membantu, tapi syaratnya, kamu harus menikah," jelas Yuni menatap putri nya penuh harap .

"Aku? maksud Bunda apa? Clara ngga ngerti," tanya Clara masih kmbingung .

"Maksudnya adalah, Tuan Fikram ingin membantu tapi dia meminta mu, untuk menjadi menantunya, kau menikah dengan anaknya. Bunda harap kamu mau, tidak ada penolakan," jelas Yuni panjang lebar menatap putri nya itu penuh harap .

"Bunda becanda ya?" tanya Clara tersenyum getir.

"Bunda ngga becanda, Bunda serius, tidak ada penolakan, jika kamu menolak, kita akan jatuh miskin, dan bunda akan di penjara. kamu mau bunda mu di penjara?" ucap Yuni menjelaskan panjang lebar agar putri nya itu mengerti.

"Kenapa harus Aku Bun?

Ini semua gara-gara kamu ya Dinda, kalo bukan karena kamu, Ayah pasti masih hidup," Clara yang marah menunjuk ke arah Dinda, dia terus menerus menyalahkan adiknya itu.

"Clara, ini bukan salah Dinda, berapa kali bunda bilang, semua sudah takdir. kamu jangan salah kan adik kamu terus. Nanti sore kita bertemu tuan Fikram, bunda harap kamu setuju!" ucap Yuni dengan tegas, langsung menarik tangan Clara untuk masuk ke kamar agar putrinya tidak kabur .

"Lepas Bunda, Clara ngga mau, ini semua gara-gara kamu Dinda!" ucap Clara berusaha untuk memberontak sambil terus menyalahkan adiknya itu, namun Yuni langsung saja menarik tangan putrinya itu masuk ke dalam kamarnya.

"Maaf kan Bunda Clara, tidak ada pilihan lain," gumam Yuni dengan sedih, sambil mengunci kamar Clara yang masih terdengar berteriak.

"Dinda, apa yang kakak mu bilang, jangan di ambil ke hati ya," ucap nya setelah berada di depan putri bungsunya itu.

"Ngga papa ko Bun, apa yang Ka Clara bilang memang benar, Bunda yang sabar ya. apa separah itu Bun perusahaan ayah?" ucap Dinda langsung memeluk Bunda nya itu.

"Iya Din, bunda tidak ada pilihan lain," jawab Yuni dengan sedih langsung membalas pelukan putri nya itu.

SORE TELAH TIBA.

Sesuai perjanjian, kini Yuni sudah berada di depan Restoran tempat di mana bertemu, Yuni pun mengajak Clara, yang tampak terlihat sangat begitu kesal.

"Clara, Bunda mohon, kamu cukup diam dan jangan banyak bicara, oke." ucap Yuni meyakinkan Clara .

"Terserah deh" jawab Clara pasrah karena merasa malas.

Mereka pun masuk, pelayan mempersilahkan mereka untuk duduk, karena tempat tersebut sudah di pesan .

"Silahkan, Nyonya apa kah Nyonya Yuni? " tanya pelayan dengan ramah.

"Eh iya, ko tau ?" jawab Yuni balik bertanya karena merasa heran.

"Tuan Haris, sudah memberitahu saya, kalo Tuan Fikram, akan ke mari. Ayo silahkan duduk," jelas pelayan itu ramah mempersilahkan keduanya untuk duduk, membuat Yuni mengangguk mengerti langsung duduk.

Setelah beberapa saat kemudian.

Pintu di buka Fikram pun datang bersama asistennya, bersamaan juga pelayan memberikan minuman .

"Sudah lama menunggu?" tanya Fikram membuat Yuni menoleh .

"Tuan sudah datang? Kami baru datang tuan," Jawab Yuni menoleh sebentar setelah itu segera menunduk.

Pria yang merupakan asisten pria tersebut menarik kursi untuk mempersilahkan tuanya untuk duduk .

"Bagus lah, tidak usah bosa-basi lagi, dia putri mu?" tanya Fikram setelah duduk menatap ke arah Clara. Yuni segera menyiku lengan Clara untuk bicara, Clara pun menoleh mengulurkan tangannya dengan terpaksa.

"Clara tuan," ucap Clara dengan sedikit malas.

"Oh Clara, cantik," jawab Fikram menatap Clara dengan seringai, sambil menyambut uluran tangan Clara.

"Kamu pasti sudah tahu? siapa saya kan? dan apa tujuan nya kau di ajak kemari?" sambung nya menjelaskan apa tujuan nya di suruh untuk datang.

"Iya Tuan, bukan nya Saya akan bertemu calon suami Saya? di mana dia?" ucap Clara menatap pria yang berdiri tidak jauh dari pria di hadapannya .

"Apa dia pria yang akan menjadi suami ku? Bunda bener-bener yah, bahkan menunduk, apa semenakutkan itu pria ini?" gumam Clara dalam hati, sambil menatap Bunda nya, namun yang di tatap justru malah menunduk .

"Putra ku sibuk, dia banyak pekerjaan, kau jangan khawatir. pernikahan akan di adakan seminggu lagi, semua pernikahan Asisten ku yang akan mengurus, kau tinggal siap kan diri mu saja, masalah gaun nanti orang ku yang akan datang ke rumah mu. Putra ku aga aneh, jadi aku harap kamu bisa memahami nya, dan ingat jangan macam-macam!" jelas Fikram panjang lebar, menatap tajam pada Clara, membuat Clara menelan ludah .

"Apa seminggu lagi? dan aku bahkan belum bertemu calon suami ku? dan dia bilang apa tadi? putranya aneh," gumam Clara di dalam hatinya merasa sangat begitu marah dan kesal.

"Apa kau dengar? apa yang aku katakan?" tanya Fikram Karena Clara hanya diam saja.

"Putri saya pasti siap Tuan, Ya kan Clara?" ucap Yuni menatap putri nya, Clara hanya mengangguk merasa marah di dalam hatinya.

Setelah itu Fikram menyodorkan sebuah map .

"Ini apa tuan ?" tanya Yuni kaget .

"Itu surat perjanjian, jika kau berani macam-macam, kau akan menanggung akibatnya, tanda tangan lah di situ, maka Aku akan bersedia membantu perusahaan suami mu," jelas Fikram panjang lebar dengan penuh peringatan, sambil mengambil minuman nya yang di sodorkan pelayan .

Yuni segera mengambil Map tersebut dan segera tanda tangan .

Setelah Yuni menyodorkan Map dan selesai tanda tangan, Fikram berdiri, Yuni pun juga berdiri .

"Baik lah, kalo begitu, Aku undur diri, jika tidak ada yang di bicarakan lagi," pamit Fikram.

"Baik lah tuan kalo begitu, mungkin tuan sibuk," jawab Yuni mempersilahkan Fikram pergi dan memaksakan untuk tersenyum,.

Beberapa saat setelah pria tersebut sudah keluar .

Yuni menghela napas panjang kembali duduk di tempat tadi.

"Bunda gila ya? Bunda seperti menjual putri bunda sendiri, bahkan, calon suami ku saja, Aku belum melihatnya. lihat apa yang Bunda lakukan tadi? seminggu lagi aku menikah Bunda juga setuju, tanpa memperdulikan Aku setuju apa tidak? bunda jahat!" ucap Clara mengeluarkan aksi protesnya nya karena merasa tidak terima.

"Tidak ada pilihan lain Clara, hanya dia yang bisa membantu Bunda. Ayo kita pulang" ucap yuni menarik tangan putri nya untuk pulang .

"Bunda bener-bener ya!"

BERSAMBUNG

maaf novel nya masih acak acakan

Terpopuler

Comments

Nanih Pemil

Nanih Pemil

mampir kk thor, nyimak dulu ya 😊

2023-01-19

0

Keyboard Harapan

Keyboard Harapan

hai kakak💪💪💪

2022-12-25

0

Awal yang bagus kak

2022-12-24

0

lihat semua
Episodes
1 Perjanjian
2 Pengantin Pengganti
3 Tugas Di Hari Pertama
4 Di Jadikan Pelayan
5 Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6 Kembali Sekolah
7 Lupa Waktu
8 Hukuman
9 Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10 Selalu Di Salahkan
11 Lupa Mengerjakan Tugas
12 Jelek Dan Kampungan
13 Berubah Menjadi Cantik
14 Acara Kolega Bisnis
15 Tidak Bisa Berkutik
16 Pertengkaran Keluarga Argadinata
17 Sikap Tegas Juan
18 Keberanian Dinda
19 Ternyata Hanya Mimpi
20 Kemarahan Clara
21 Kenapa Naik Angkot?
22 Penyesalan Clara
23 Wanita Tak Tahu Malu
24 Menantu Yang Tak Di Anggap
25 Semuanya Sama Saja, Matre
26 Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27 Kekepoan Dua Sahabat
28 Demam
29 Kembali Sekolah
30 Amanda Meminta Maaf
31 Kartu Tanpa Batas
32 Sisi Lain Fikram
33 Sikap Aneh Tuan Galak
34 Obsesi Clara
35 Amanda Yang Selalu Membela
36 Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37 Pernyataan Cinta Juan
38 Rencana Licik Stella Dan Clara
39 Kemarahan Devit Dan Farel
40 Bunga Mawar Putih
41 Terlalu Berharap Lebih
42 Masa Lalu Farel
43 episode 43
44 episode 44
45 episode 45
46 episode 46
47 episode 47
48 episode 48
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 episode 53
54 episode 54
55 episode 55
56 episode 56
57 episode 57
58 episode 58
59 episode 59
60 episode 60
61 episode 61
62 episode 62
63 episode 63
64 episode 64
65 episode 65
66 episode 66
67 episode 67
68 episode 68
69 episode 69
70 episode 70
71 episode 71
72 episode 72
73 episode 73
74 episode 74
75 episode 75
76 episode 76
77 episode 77
78 episode 78
79 episode 79
80 episode 80
81 episode 81
82 episode 82
83 episode 83
84 episode 84
85 episode 85
86 episode 86
87 episode 87
88 episode 88
89 episode 89
90 episode 90
91 episode 91
92 episode 92
93 episode 93
94 episode 94
95 episode 95
96 episode 96 Visual author
97 episode 97
98 episode 98
99 episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 episode 102
103 episode 103
104 episode 104
105 episode 105
106 episode 106
107 episode 107
108 episode 108
109 episode 109
110 episode 110
111 episode 111
112 episode 112
113 episode 113
114 episode 114
115 episode 115
116 episode 116
117 episode 117
118 episode 118
119 episode 119
120 episode 120
121 episode 121
122 episode 122 21+
123 episode 123
124 episode 124
125 episode 125
126 episode 126
127 episode 127
128 episode 128
129 episode 129
130 episode 130
131 episode 131
132 episode 132
133 episode 133
134 episode 134
135 Tingkah aneh Dinda
136 Cerita Farel
137 Sisi lain Dinda
138 Kejadian tak terduga
139 Pulang ke Indonesia
140 Kedatangan tamu
141 Kecemburuan yang berujung malu
142 Rasa iri itu pasti ada
143 Kejutan untuk Bunda
144 Perasaan dokter Aldo
145 Sarapan pagi yang memalukan
146 Perdebatan Dinda Vs Devit
147 Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148 Triple Date
149 Triple Date Konyol
150 Akhir dari persahabatan
151 Kegalauan Dinda
152 Menjelang Hari kelahiran
153 Persatuan Keluarga
154 Konferensi Pers
155 Gara-gara Perawan atau Janda
156 Tragedi Yang berujung kencan
157 Kisah Masa Lalu Devit
158 Extra Part Anjani Devit
159 Anjani Vs Stella
160 Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161 Izin Yang Tertunda
162 Kekhawatiran Farel
163 Menjadi Pengasuh
164 Penderitaan Kedua Ayah
165 Ayah Siaga
166 Kejadian Tak Terduga
167 Kesedihan Farel
168 Keajaiban
169 Birthday Darel
170 Lamaran Tak Terduga
171 Gara-gara Hujan
172 Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173 Terimakasih Author
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Perjanjian
2
Pengantin Pengganti
3
Tugas Di Hari Pertama
4
Di Jadikan Pelayan
5
Ternyata Tidak Seperti Yang Di Pikir Kan
6
Kembali Sekolah
7
Lupa Waktu
8
Hukuman
9
Membuat Bekal Untuk Tuan Galak
10
Selalu Di Salahkan
11
Lupa Mengerjakan Tugas
12
Jelek Dan Kampungan
13
Berubah Menjadi Cantik
14
Acara Kolega Bisnis
15
Tidak Bisa Berkutik
16
Pertengkaran Keluarga Argadinata
17
Sikap Tegas Juan
18
Keberanian Dinda
19
Ternyata Hanya Mimpi
20
Kemarahan Clara
21
Kenapa Naik Angkot?
22
Penyesalan Clara
23
Wanita Tak Tahu Malu
24
Menantu Yang Tak Di Anggap
25
Semuanya Sama Saja, Matre
26
Habis Jatuh Tertimpa Tangga Pula
27
Kekepoan Dua Sahabat
28
Demam
29
Kembali Sekolah
30
Amanda Meminta Maaf
31
Kartu Tanpa Batas
32
Sisi Lain Fikram
33
Sikap Aneh Tuan Galak
34
Obsesi Clara
35
Amanda Yang Selalu Membela
36
Napas Buatan Dan Ciuman Itu Beda
37
Pernyataan Cinta Juan
38
Rencana Licik Stella Dan Clara
39
Kemarahan Devit Dan Farel
40
Bunga Mawar Putih
41
Terlalu Berharap Lebih
42
Masa Lalu Farel
43
episode 43
44
episode 44
45
episode 45
46
episode 46
47
episode 47
48
episode 48
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
episode 53
54
episode 54
55
episode 55
56
episode 56
57
episode 57
58
episode 58
59
episode 59
60
episode 60
61
episode 61
62
episode 62
63
episode 63
64
episode 64
65
episode 65
66
episode 66
67
episode 67
68
episode 68
69
episode 69
70
episode 70
71
episode 71
72
episode 72
73
episode 73
74
episode 74
75
episode 75
76
episode 76
77
episode 77
78
episode 78
79
episode 79
80
episode 80
81
episode 81
82
episode 82
83
episode 83
84
episode 84
85
episode 85
86
episode 86
87
episode 87
88
episode 88
89
episode 89
90
episode 90
91
episode 91
92
episode 92
93
episode 93
94
episode 94
95
episode 95
96
episode 96 Visual author
97
episode 97
98
episode 98
99
episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
episode 102
103
episode 103
104
episode 104
105
episode 105
106
episode 106
107
episode 107
108
episode 108
109
episode 109
110
episode 110
111
episode 111
112
episode 112
113
episode 113
114
episode 114
115
episode 115
116
episode 116
117
episode 117
118
episode 118
119
episode 119
120
episode 120
121
episode 121
122
episode 122 21+
123
episode 123
124
episode 124
125
episode 125
126
episode 126
127
episode 127
128
episode 128
129
episode 129
130
episode 130
131
episode 131
132
episode 132
133
episode 133
134
episode 134
135
Tingkah aneh Dinda
136
Cerita Farel
137
Sisi lain Dinda
138
Kejadian tak terduga
139
Pulang ke Indonesia
140
Kedatangan tamu
141
Kecemburuan yang berujung malu
142
Rasa iri itu pasti ada
143
Kejutan untuk Bunda
144
Perasaan dokter Aldo
145
Sarapan pagi yang memalukan
146
Perdebatan Dinda Vs Devit
147
Perdebatan dokter kandungan vs Farel
148
Triple Date
149
Triple Date Konyol
150
Akhir dari persahabatan
151
Kegalauan Dinda
152
Menjelang Hari kelahiran
153
Persatuan Keluarga
154
Konferensi Pers
155
Gara-gara Perawan atau Janda
156
Tragedi Yang berujung kencan
157
Kisah Masa Lalu Devit
158
Extra Part Anjani Devit
159
Anjani Vs Stella
160
Kejujuran Yang Selama Ini Di Pendam
161
Izin Yang Tertunda
162
Kekhawatiran Farel
163
Menjadi Pengasuh
164
Penderitaan Kedua Ayah
165
Ayah Siaga
166
Kejadian Tak Terduga
167
Kesedihan Farel
168
Keajaiban
169
Birthday Darel
170
Lamaran Tak Terduga
171
Gara-gara Hujan
172
Pernikahan Kedua Mempelai (Happy Ending)
173
Terimakasih Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!