Ketika takdir menginginkannya menjadi sang penguasa, dia malah ingin hidup seperti rakyat biasa, dan walaupun takdir berhasil menjadikannya seorang Dewa yang luar biasa, namun ia lebih memilih untuk menjalani hidup layaknya manusia biasa.
Kemudian, takdir kembali membawanya menuju ke jalan untuk menjadi seorang penguasa tertinggi, namun untuk mendapatkannya, ia harus melalui halangan dan juga rintangan yang sangat berat.
Sedangkan disisi lain, ada bahaya besar yang sedang mengintai seluruh semesta sehingga membuatnya harus berjuang sekali lagi demi menciptakan kedamaian.
Akankah dia berhasil mencapai jalan itu, atau malah berpegang teguh pada keputusannya? Dan apakah dia benar-benar mampu untuk menciptakan kedamaian di seluruh semesta?
Baca kelanjutannya...
Part 1 : 1-118
Part 2 : 120-
IG: @zhie_n15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Valheinz Z.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-28. Dunia Roh (2)
Sudah beberapa hari berlalu sejak para kultivator memasuki Dunia Roh dan sampai saat ini, mereka semua masih berusaha mencari sumberdaya tingkat tinggi yang akan digunakan untuk meningkatkan kekuatannya, sama halnya dengan Lin Feng yang juga masih mencari sumberdaya untuknya.
Selain mencari sumberdaya yang berguna untuk meningkatkan kekuatan, ada juga yang berusaha mencari benda peninggalan berupa senjata pusaka, artefak ataupun benda-benda berharga lainnya, dan orang-orang seperti inilah yang biasanya merusak makam yang ada di Dunia Roh.
Dan, orang-orang seperti ini jugalah yang membuat Lin Feng akhirnya memutuskan untuk menutup gerbang Dunia Roh untuk selamanya, karena dia tidak ingin ada yang mengganggu ataupun merusak makam yang ada di sana, kecuali, mereka mengambil benda peninggalan itu tanpa merusak makam tersebut.
Saat ini, Lin Feng tengah mengamati beberapa orang yang ingin memasuki sebuah makam kuno, hanya saja, mereka sedikit kesulitan saat hendak memasuki makam tersebut, karena makam kuno yang mereka temukan dilindungi oleh sebuah formasi yang cukup sulit untuk dihancurkan.
"Kerahkan semua kemampuan kalian, tidak akan lama lagi, formasi ini pasti akan hancur!" ucap salah seorang yang menjadi pemimpin mereka.
"Baik!"
Dhuaarrr!
Dhuaarrr!
Ledakan terjadi ketika serangan orang-orang itu menghantam dinding formasi yang melindungi makam, walaupun kekuatan serangan mereka tidak terlalu kuat, namun karena diserang secara terus-menerus, dinding formasi yang awalnya sangat kokoh itupun akhirnya mulai retak oleh serangan yang menghantamnya.
"Sepertinya mereka akan berhasil" gumam Lin Feng yang masih mengawasi dari kejauhan.
Sebelumnya Lin Feng sempat berpikir untuk langsung menghentikan tindakan mereka, namun setelah memikirkan beberapa hal, ia akhirnya memutuskan untuk mengawasi mereka terlebih dahulu. Jika mereka nantinya benar-benar merusak makam, maka barulah Lin Feng akan bertindak, dan jika tidak, maka dia akan membiarkan mereka begitu saja.
Wushh!
Setelah formasi pelindung itu berhasil dihancurkan, dari dalam makam muncul aura aneh yang langsung menyebar ke sekitar tempat itu. Lin Feng yang kebetulan berada tidak jauh dari sana, dapat merasakan dengan jelas keanehan pada aura tersebut, bahkan ia yakin bahwa kemunculan aura itu adalah pertanda akan terjadi sesuatu yang buruk.
Berbeda dengan Lin Feng yang langsung merasakan keanehan pada aura yang berasal dari dalam makam, orang-orang yang berada tepat didepan pintu masuk makam tersebut justru tidak merasakan apapun, dan jangankan merasakan keanehan seperti yang dirasakan Lin Feng, mereka bahkan tidak merasakan keberadaan aura tersebut.
"Hahaha, cepat masuk! Sesuatu yang sangat berharga sepertinya sudah menunggu kita di dalam sana!" ucap pemimpin orang-orang itu.
"Tunggu! Jangan masuk ke sana!"
Beberapa orang itu langsung menghentikan langkah mereka dan menoleh kearah Lin Feng, "Ada apa? Kenapa kau menghentikan kami?!"
"Jika kalian tidak ingin mati, sebaiknya dengarkan perkataan ku."
"Cihh, persetan dengan ucapan mu!" ucap pemimpin kelompok tersebut, kemudian melanjutkan langkah kakinya, tapi kemudian, ia mendadak berhenti dan menoleh kearah Lin Feng lagi.
"Jika kau tidak ingin mati, sebaiknya tinggalkan tempat ini sekarang juga!" setelah menyelesaikan ucapannya, pria itu langsung memimpin kelompoknya memasuki makam kuno tersebut,
"Hah" Lin Feng menghela napas, "Baiklah, jangan salahkan aku jika kalian tidak bisa keluar dari sana" ucapnya.
Setelah itu, Lin Feng berniat untuk menyegel makam kuno itu lagi, namun tindakannya terhenti ketika ia merasakan aura kematian yang sangat besar dari dalam makam kuno itu, dan karena penasaran, iapun akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam makam kuno tersebut.
Saat menelusuri lorong yang cukup panjang, Lin Feng menemukan beberapa orang yang sebelumnya memasuki makam telah menjadi mayat, dan parahnya lagi, tidak seorangpun dari mereka yang mati dalam keadaan tubuh yang utuh, bahkan setiap bagian tubuh mereka berserakan dimana-mana.
"Jika kalian mendengar perkataan ku, mungkin nyawa kalian tidak akan berakhir dengan cara seperti ini. Tapi ini masih jauh lebih baik daripada nyawa kalian berakhir di tanganku" gumam Lin Feng.
"Hahaha, rupanya masih ada mangsa lain yang datang!"
Tidak lama kemudian, dari ujung lorong muncul seseorang dengan sebilah pedang yang berlumuran darah, "Mendekat lah, biarkan pedangku mencicipi darah mu" ucap orang itu.
"Mencicipi darahku? Apa aku tidak salah dengar?"
"Hahaha, aku suka dengan gaya bicaramu, begitu juga dengan pedangku yang sudah tidak sabar untuk meminum darahmu!"
Orang itu kemudian melesat dengan kecepatan tinggi kearah Lin Feng, setelah berada tepat didepannya, orang itu langsung menebaskan pedangnya ke tubuh Lin Feng, namun sayangnya, pedang yang ia gunakan justru tidak dapat menyentuh tubuh Lin Feng, padahal Lin Feng tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.
"A-ada apa ini? Kenapa aku tidak bisa menyentuhmu?" orang itu terus berusaha menebas tubuh Lin Feng, namun setiap tebasan yang ia lakukan hanya melewati tubuh Lin Feng, seolah tubuhnya terbuat dari udara yang tidak mungkin untuk disentuh.
"Kenapa kau malah bingung? Atau jangan-jangan kau sudah lupa kalau dirimu itu hanya makhluk rendahan yang tinggal di dunia ilusi?"
Sejak memasuki makam, Lin Feng sudah mengetahui jika di dalam makam itu terdapat formasi ilusi yang sangat kuat, akan tetapi, formasi ilusi yang sangat kuat itu juga memiliki satu kelemahan yaitu, asalkan memiliki kekuatan jiwa serta energi yang besar, maka formasi ilusi itu tidak akan berpengaruh sedikitpun.
Dan itulah alasan kenapa orang-orang sebelumnya langsung mati ketika memasuki makam kuno, karena sekian tidak memiliki kekuatan jiwa dan energi spiritual yang besar, mereka juga tidak menyadari jika di dalam makam kuno itu ada formasi ilusi yang sangat berbahaya.
Selain itu, kesalahan terbesar yang mereka lakukan adalah mengabaikan ucapan Lin Feng, jika saja mereka mendengarkan dan menuruti perkataan Lin Feng sebelumnya, mungkin mereka masih hidup dan tidak mungkin mereka akan mati mengenaskan seperti sekarang ini.
"A-apa maksudmu?"
"Kau tidak perlu tahu" jawab Lin Feng, lalu melepaskan kekuatan jiwanya yang sangat besar hingga membuat formasi ilusi itu hancur.
"Karena sudah terlanjur masuk, lebih baik aku teruskan saja sampai ke bagian terdalam lorong ini."
Disepanjang perjalanan menyusuri lorong, Lin Feng menemui banyak sekali rintangan, mulai dari para Beast Monster sampai berbagai macam jebakan yang terpasang di sepanjang lorong.
Meski begitu, Lin Feng tetap berhasil sampai di ujung lorong, karena tidak satupun dari rintangan itu yang berhasil menghentikan langkah kakinya walaupun hanya untuk sesaat.
Di ujung lorong yang sangat panjang itu, terdapat sebuah ruangan bawah tanah yang sangat luas, di sana terdapat tiga patung yang sangat besar dengan tiga buah peti mati yang terbuat dari batu giok yang sangat besar.
"Ternyata ada tiga peti mati di sini" gumam Lin Feng sembari mendekati salah satu peti mati.
Tidak lama kemudian, langkah Lin Feng terhenti ketika tiga peti mati didepannya itu bergetar dan memancarkan cahaya terang, lalu dari dalamnya keluar tiga sosok roh yang Lin Feng yakini sebagai sosok roh dari ketiga mayat yang berada di dalam peti mati tersebut.
"Hormat, yang mulia" ucap ketiga roh itu serempak.
"Yang mulia?" Lin Feng mengerutkan alisnya ketika mendengar ucapan ketiga roh tersebut, "Apa kalian mengenalku?"
"Yang mulia, walaupun kami hanyalah roh, tapi kami masih bisa membedakan mana yang manusia biasa dan mana yang seorang Dewa."
"Baiklah, lalu siapa kalian ini?" tanya Lin Feng.
masa dunia dewa gak ada ilmu penempaan senjata dan lagi sudah 3 novel tidak ada alkemis setau saya di dunia fantasi yg namanya dewa sudah pasti punya keahlian yg diatas normal...
jika pertarungan kecil seperti bandit atau permusuhan antar kekaisaran digunakan untuk memeperpanjang alur ok lah gpp tapi jika diceritakan detail apalagi ada dewa yg ikut campur ceritanya jadi hambar dan kurang greget... ini asura rajanya para dewa katanya cuman jentikan jari alam semesta rata dg tanah