NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:394.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 27

Dalam hembusan napas yang masih memburu, di bawah kungkungan Axelle. Di bawah peluh yang masih mengucur deras. Di bawah selimut yang menutupi tubuh polos keduanya. Irene tampak menitikkan air matanya. Menyesal, tiada guna. Semua telah terjadi. Dalam sekejap mata, tanpa mampu ia hindari. Malam ini kehormatannya telah terenggut. Oleh pria yang bahkan belum lama mengisi hidupnya. Apa yang mampu ia lakukan selain menangisi kekhilafannya sendiri.

"Maafkan aku." Ucap Axelle lirih dengan tatapan lekat. Lalu mengecup lembut kening Irene. Mencoba memberinya ketenangan hati.

"Apa yang sudah aku lakukan? Aku telah melakukan kesalahan besar. Aku benar-benar bodoh." Ratap Irene disela tangisnya. Membuat Axelle tersentuh.

"Aku janji, aku akan selalu ada untukmu."

"Hanya itu?"

Axelle terdiam. Menatap Irene yang kini memalingkan wajahnya. Ia pun merebahkan diri disamping Irene.

"Ren ..." Panggil Axelle lirih.

Namun Irene tak menggubrisnya. Ia merubah posisi dengan membelakangi Axelle. Seiring dengan rintikan air mata yang semakin berderai. Ia bisa merasakan lengan kekar Axelle kini melingkari pinggangnya. Disertai kecupan lembut di pundaknya.

"Maafkan aku. Aku akan bertanggung jawab." Ucap Axelle sekali lagi.

Entah kenapa, meski Axelle berkata demikian namun hatinya seakan meragu. Bagaimana jika suatu saat Axelle tidak memenuhi janjinya. Apa yang harus ia lakukan.

"Kamu serius dengan ucapanmu?" Akhirnya Irene memberanikan diri bertanya.

"Aku serius. Aku menyukaimu, Ren."

"Tapi kamu tidak mencintaiku." Kemudian memutar kembali posisinya untuk berhadapan dengan Axelle yang masih berbaring di sampingnya. Ia beranikan diri menatap sorot mata Axelle. Ia bisa melihat, Axelle pun ragu.

Cinta?

Semudah itukah Axelle jatuh cinta?

Jika Axelle memang mencintai Irene, lalu kenapa seakan ia meragu? Ataukah Irene hanya sekedar pelampiasan hasratnya semata?

Irene masih menatap lekat Axelle. Berusaha menemukan arti dari raut wajah Axelle yang tampak suram. Namun sedetik kemudian, wajah suram itu kini tersenyum.

Axelle meraih tengkuk Irene dan kembali melabuhkan satu kecupan lembut dikeningnya.

"Apa yang kamu inginkan? Aku akan mewujudkannya." Ucap Axelle.

"Bagaimana jika suatu saat kamu mengingkari janjimu?"

Axelle kembali terdiam. Menelaah kembali ucapannya. Apa yang dikatakan Irene memang benar. Bagaimana jika ia tak memenuhi janjinya? Sebab kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Tanpa keyakinan dan kemantapan hati.

Sekali lagi, Axelle dibuat sulit memilah perasaannya. Antara cinta dan nafsu semata. Akan tetapi, Irene telah menyerahkan satu-satunya yang paling berharga dalam hidupnya. Bukankah ia harus bertanggung jawab?

"Apakah kamu mencintaiku?" Axelle balik bertanya.

Bagaimana Irene harus menjawabnya? Mungkinkah perasaan yang ia rasakan belakangan ini adalah cinta? Secepat itukah?

Irene pun bangun dari posisinya. Ia mulai beringsut hendak turun dari tempat tidur. Baru saja kakinya menapaki lantai, Axelle malah memeluknya dari belakang.

"Aku mencintaimu." Ucap Axelle mantap. Begitu cepat. Hingga Irene tertegun. Air matanya pun kembali berderai.

Benarkah?

"Irene, aku mencintaimu." Sekali lagi kalimat itu meluncur dari mulut Axelle.

Irene menoleh. Axelle melepaskan pelukannya, dan membawa tangannya menyentuh pundak Irene yang tampak polos tanpa sehelai benang pun. Axelle membawa jemarinya membelai lembut wajah Irene dan menghapus air mata di pipinya.

"Aku mencintaimu. Kamu mendengarku kan?" Ucap Axelle sekali lagi seakan tanpa keraguan.

Irene tak tahu harus bilang apa. Jujur, ada rasa bahagia saat Axelle mengucapkan kalimat itu. Dan berharap ini bukanlah mimpi.

"Sekarang katakan, kalau kamu juga mencintaiku." Pinta Axelle.

Irene masih diam membisu. Bukan karena ia ragu, melainkan ia malu mengatakannya.

"Ren, ayo katakan. Atau kamu lebih menyukai Zaky dibanding aku? Kamu pernah kan memuji-muji Zaky? Kalau menyangkut diriku, kamu selalu bilang amit-amit. Apa aku ini menjijikkan?" Cecar Axelle seperti anak kecil. Irene pun tak mampu menahan senyumnya.

Ia baru sadar, kata Amit-amit selalu ia ucapkan untuk Axelle. Dan kini, mungkinkah ini balasannya? Ia termakan omongannya sendiri?

Sembari menggeleng pelan, "tidak. Kamu tidak menjijikkan. Maaf, aku selalu mengataimu seperti itu."

"Kalau begitu, ayo katakan kalau kamu__"

"Aku mencintaimu." Sela Irene cepat.

Axelle tersenyum puas. Ada rasa lega di dalam dada. Seakan satu beban telah luruh. Jika rasanya seperti ini, itu artinya ia memang telah jatuh cinta pada Irene. Tak bisa lagi dipungkiri, cinta datang terlalu cepat. Disaat yang tak terduga, disaat telah terbiasa. Kebersamaan diantara mereka telah menghadirkan cinta. Tetapi sayangnya, ikatan pernikahan diantara mereka hanya sandiwara. Akankah ikatan itu akan terwujud menjadi kenyataan dan bukan hanya sekedar sandiwara?

Irene bangun berdiri hendak ke kamar mandi. Namun tangan kekar Axelle menariknya hingga ia terjatuh dalam posisi terlentang. Dengan cepat Axelle mengungkungnya.

"Axelle, aku mau membersihkan diri dulu. Badanku rasanya lengket."

"Nanti setelah yang kedua."

"Maksud kamu?"

"Aku mau lagi."

Irene terperangah tak percaya. Apa memang seperti ini kelakuan Axelle.

"Aku tidak mau." Tolak Irene.

"Ayolah. Kamu juga menikmatinya kan?"

Irene sangat malu dibuatnya. Memang ia menikmatinya, tetapi itu terlalu memalukan baginya untuk mengakuinya.

"Axelle." Irene tak mampu berbuat lebih saat Axelle mulai membenamkan wajahnya di ceruk leher Irene. Menyesapnya lembut hingga membuat Irene tak mampu menolak.

Sekali lagi, sentuhan lembut Axelle membawanya melayang. Axelle memang pandai membuatnya terhanyut akan sentuhan hangatnya.

Axelle pun semakin bersemangat dalam aksinya saat terdengar lenguhan lembut Irene. Ia kembali menyatukan diri, membawa Irene menuju puncak asmaranya. Axelle seakan tak mampu menolak pesona Irene. Sungguh ia telah dibuat tergila-gila.

Malam itu, untuk kedua kalinya, Axelle dan Irene kembali melebur dalam satu rasa. Membawa sejuta kenikmatan menuju puncak asmaranya. Dengan peluh yang bercucuran. Dan suara rintihan yang saling bersahutan terdengar merdu memenuhi ruangan itu.

.

.

Pagi hari yang cerah. Irene telah selesai membersihkan dirinya. Kini waktunya ia menyiapkan sarapan untuk Axelle sebelum Axelle berangkat ke lokasi syuting.

Namun begitu sampai di dapur, pemandangan aneh justru tersaji. Membuat Irene tertegun. Axelle sedang memasak dan keadaannya benar-benar kacau. Dapur terlihat begitu berantakan.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Irene sembari menghampiri Axelle yang sedang menggoreng telur.

"Kamu tidak lihat aku sedang apa?" Ketus Axelle.

"Astaga. Cepat diangkat telurnya, nanti gosong."

Axelle pun mengangkat telurnya dan menaruhnya di piring. Tetapi terlambat, telur itu terlanjur gosong. Raut wajah Axelle tampak kecewa. Usahanya untuk memberi kejutan buat Irene gagal sudah.

Irene pun tak mampu menahan tawanya. Ia tergelak menyaksikan pemandangan lucu yang diciptakan Axelle di pagi hari.

"Ha ha ha ..." Irene tertawa terbahak-bahak saking lucunya.

Axelle kesal sekaligus gemas melihat Irene. Ia melepas celemek lalu menghampiri Irene.

"Bagus ya, aku capek-capek mau memberi kejutan malah ditertawakan." Cicit Axelle kesal.

"Memangnya kamu mau masak apa?"

"Nasi goreng. Tuh, sudah jadi." Sambil menunjuk dua porsi nasi goreng yang telah siap. Hanya tinggal menambahkan telur ceplok saja.

Irene mengambil dua piring nasi goreng itu dan menambahkan telur ceplok gosong diatasnya. Lalu membawanya ke meja makan. Di belakang Axelle mengikuti.

"Tidak usah dimakan. Mungkin rasanya tidak enak. Abu bukan Zaky yang pandai memasak." Ucap Axelle.

Irene tertawa kecil lalu berbalik. Namun tiba-tiba saja tubuhnya terangkat. Sebab Axelle mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya di atas meja. Axelle menopang kedua tangannya disisi Irene. Lalu mulai usil menggoda Irene.

"Kita makan yang itu saja. Sayang kan, kamu sudah capek-capek masak." Ucap Irene sembari mengurai senyumnya.

"Aku makan kamu saja, boleh?" Sembari menyeringai usil.

"Jangan konyol ya. Dasar otak mesum."

"Semalam kamu hebat." Bisik Axelle di telinga Irene. Hingga Irene pun tersipu malu mengingat kejadian semalam.

"Aku menyukainya. Kamu selalu membuatku penasaran." Tambahnya. Irene pun semakin tersipu malu. Lalu mendorong tubuh Axelle menjauh.

Irene turun dari meja, hendak menarik satu kursi untuk ia duduk. Namun sepasang tangan kekar Axelle yang merangkulnya dari belakang menghentikannya.

"Axelle." Pekik Irene halus saat Axelle mulai membenamkan wajahnya di ceruk leher Irene. Dan mulai memberikan kecupan-kecupan kecil disana.

"Bukannya kamu harus berangkat syuting? Nanti kamu terlambat." Cegah Irene saat jemari Axelle mulai berkelana.

Oh astaga.

Axelle benar-benar tak kenal waktu dan tempat. Axelle ingin berbuat lebih, napasnya mulai terasa memburu. Sampai tiba-tiba ...

"Selamat pagi ..." Sebuah suara melengking yang terdengar itu pun menghentikan aksi Axelle seketika. Dan membuat keduanya gelagapan.

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!