NovelToon NovelToon
Saat Aku Bernafas Aku Berharap

Saat Aku Bernafas Aku Berharap

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Konflik etika / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rurri

Mengejar mimpi, mencari kebahagiaan untuk mendapatkan apa yang diinginkan, Raka harus menghadapi keadaan pahit atas dosa-dosa sosialnya, juga konflik kehidupan yang tak berkesudahan.

Meski ada luka dalam duka, ia harus tetap bersabar. Demi bertemu kemanfaatan juga kebahagiaannya yang jauh lebih besar dan panjang.

Raka rela mengulang kembali mimpi-mimpinya. Walaupun jalan yang akan dilaluinya semakin terjal. Mungkinkah semesta akan mengamini harapannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rurri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titik Hitam

Pak Erwin meneruskan ceritanya. "Aku sudah cukup lama, mendekam di sini." Meracik rokok, menata tembakau juga memberi cengkeh. "Semua jenis lingkaran hitam yang ada di luar sana, bisa menjadi besar dan menjalar, semuanya bermula dari sini." Melinting kertas rokok yang sudah terisi. "Masih banyak orang yang mengira, para penjahat akan merasa jera dan kapok setelah mereka sudah di masukan ke dalam bui." Menyalakan rokoknya.

Aku mengeryitkan mata.

Pak Erwin menghembuskan asap rokok. "Iya, dari sini lah. Penjahat yang awalnya hanya kelas coro, kemudian keluar dari sini, ia menjadi besar. Hahaha." Tertawa. "Seperti kalian ini, yang nanti akan menjadi besar dan mengibarkan benderanya masing-masing di luar sana." Tangannya menunjuk keluar bersamaan menghisap rokoknya kembali.

Aku menahan batuk, usai mencium bau aroma tembakau yang menyengat kuat.

"Kelak." Suaranya tertahan di tenggorokannya. "Akan datang kasus-kasus yang bikin kita sakit perut," kelakar Pak Erwin sembari mengeluarkan dahaknya.

"Kenapa, Pak Erwin mengatakan semua itu pada kami. Apa maksudnya?" tanyaku.

"Siapa nama kamu, tadi." Pak Erwin berbalik tanya.

"Raka," jawabku pada Pak Erwin.

"Raka," gumamnya. "Aku sangat hafal dengan bos kalian itu, indra kuncoro, kan?" Pak Erwin menatapku.

Aku mengangguk.

"Empat tahun yang lalu, ia juga sama seperti kalian." Melemparkan pandangan pada semua. "Hanya anak buah biasa. Hahaha ... ." Tertawa masam.

Kami saling menengok.

"Jangan khawatir, aku bukan siapa-siapanya indra kuncoro. Hanya saja aku pernah mengenalnya. Empat tahun yang lalu, waktu pertama kali, aku baru menginjakkan kaki di distrik blok bawah. Ia sudah berada di sini, lebih dulu. Dan waktu itu, ia juga menjadi palkam di sel tahanan ini," ungkap Pak Erwin pada kami.

"Dari mana, Pak Erwin tahu, kalau kami adalah anak buahnya indra kuncoro." ucapku penasaran.

"Sebelum kalian di kirim ke sini, kami seluruh penghuni distrik bawah sudah mendengarnya. Ada tahanan baru di sektor satu." ucap Pak Erwin pelan sembari berdiri mendekati pintu. "Setiap ada berita apapun di sana, kami yang di sini, pasti akan segera mengetahuinya. Karena penjaga di sektor satu dan dua saling berhubungan dengan penjaga distrik blok bawah." Menengok ke arah kami. "Jadi, sekecil apapun jarum yang jatuh di sana, kami bisa mendengarnya." Menghisap dalam rokoknya.

Kami masih terdiam, menunggu kalimat berikutnya.

"Aku masih ingat. Dulu ... aku pernah mendengar cerita tentang bosnya indra kuncoro yang bernama robert. Di masa kejayaannya, ia justru harus pulang ke tempat asalnya untuk selama-lamanya." Pak Erwin masih berdiri di pintu, memunggungi kami. "Setelah robert dijatuhkan oleh indra kuncoro, dengan dalih membela masyarakat setempat dari kerusakan yang dilakukan oleh robert. Indra kuncoro hanya mendapatkan hukuman satu setengah tahun dari majelis hakim. Sekarang, karma itu benar-benar terjadi. Hahaha ... ." Tiba-tiba Pak Erwin tertawa, tawanya menggema dalam ruangan yang senyap.

Aku melepaskan batuk yang sedari tadi tertahan.

Pak Erwin belum puas berbicara. "Maling sepeda masuk penjara, keluar dari penjara menjadi maling motor. Pemakai obat-obatan masuk penjara, keluar dari penjara menjadi pengedar dan seterusnya." Sepintas pandangannya menengok pada kami, mendikte. "Kalian, juga sama saja dengan indra kuncoro." Mengembalikan pandangannya keluar kamar tahanan.

"Jangan samakan kami dengan indra kuncoro dan mereka. Kami punya prinsip dan pendirian," celetukku pada pada Pak Erwin.

"Kamu tahu, orang itu." Pak Erwin membalikan badannya seiring menuding ke sudut kamar.

Pandanganku mengikuti jari telunjuknya, menengok ke belakangku, dan baru menyadari ada salah satu narapidana yang sedang duduk bersila menghadap ke tembok.

"Ia namanya Khairudin," gumamnya Pak Erwin.

Aku menatap Pak Erwin kembali.

"Khairudin, baru saja di kirim dari sektor kedua, tiga minggu yang lalu. Sebelum masuk ke penjara, katanya, ia punya prinsip dan pendirian yang kuat." Nadanya mengejek. "Dari kecil, ia selalu mencari rejeki yang halal. Walaupun harus bekerja sebagai tukang rongsok. Dan katanya, ia pernah berjanji pada ibunya, akan selalu menjaga orang tua satu-satunya yang tersisa. Tapi kenyataan berkata lain, ibunya yang sedang sakit, sekarang tertinggal di kontrakan sebatang kara," ungkap Pak Erwin.

"Ia kasusnya apa?" tanyaku pada Pak Erwin.

"Tiga enam lima," jawabnya cepat.

Aku terdiam berpikir dan menebak-nebak, kenapa ia harus menjambret. Sesekali menengok ke belakang, memperhatikan khairudin. Ia tetap bergeming tak bergerak di sudut kamar, meski sedang di jadikan bahan obrolan.

"Setiap hari, ia hanya duduk dan menyesali perbuatannya di situ." Pak Erwin meneruskan ceritanya tanpa di minta. "Ia hampir nggak pernah berinteraksi dengan siapapun. Kecuali, saat datang waktunya adzan. Ia akan bangun dari tempatnya dan melaksanakan sholat," ungkapnya Pak Erwin.

Aku tertegun mendengar akhir kalimatnya Pak Erwin. Mengandai-andai keras hingga terlelap.

Bulan dan bintang berlalu. Pagi telah kembali mengantarkan pulang orang-orang dari mimpinya. Enyahlah Nada-nada sendu. Biarkan kami mendengarkan canda dan tawanya mereka yang berdoa.

"Sebaiknya, kalian jangan keluar dulu." Pak Erwin memberi saran kepada kami.

"Bukankah semalam, Pak Erwin bilang sendiri, kami bebas beraktivitas di luar ruangan sampai sore," ucap Tegar padanya.

Pak Erwin mengiyakan ucapannya Tegar.

"Tegar, kita di sini saja dulu." Aku menyisip di sela obrolan mereka. "Tunggu, satu atau dua hari lagi."

Aryanto menyeletuk. "Biarkan saja, ia berkeliaran di luar."

"Kita masih punya banyak waktu di sini," gumamku.

Tegar mengurungkan niatnya.

Suasana hiruk pikuk distrik blok bawah mengambang, melayang masuk ke dalam ruangan tempat kami. Menggoda kami meninggalkan ruangan yang pengap ini. Begitu banyak yang terjadi. Begitu banyak yang tak aku pahami. Matahari semakin meninggi.

"Mana warga barunya," tanyanya seseorang kepada kami.

Kami semua berdiri, menatap balik.

"Kalian semua, ayo ikut denganku," menyuruh kami.

Aku menengok Pak Erwin.

"Ikut saja, ia anak buahnya lurah blok bawah," sahutnya Pak Erwin.

Kami mengikutinya, berjalan keluar dari kamar kami, melewati banyak ruangan tahanan yang semalam kami lewati. Semuanya nampak berbeda dari suasana semalam yang menakutkan. Kami melewati, tak ada satu orang pun yang menjulurkan tangannya dan meneriaki kami.

Keluar dari komplek B. Pemandangan di luar komplek B terlihat sejuk di penuhi pepohonan dan beberapa tempat untuk bersantai. Ada juga sebuah lapangan sepak bola yang pernah aku lihat dari blok atas. Di sisi kanan dan di sisi kiri lapangan, terdapat kantin-kantin dan warung telepon umum yang sudah ramai dikunjungi oleh penghuni distrik blok bawah, mereka sedang mengantri.

Langkah kami berhenti di belakang bangunan komplek B. Ruangan sel tahanan lurah blok bawah terlihat nyaman juga di penuhi fasilitas. Ada juga ruangan sel tahanan yang lebih mewah darinya berjejer di sini.

1
tongky's team
Luar biasa
tongky's team
Lumayan
tongky's team
mantap saya suka kata katanya tentang senja dan sepasang merpati
tongky's team
lanjut seru /Good/
Santi Chyntia
Ceritanya mengalir ringan dan pesan moral nya jg dapet, keren kak/Good//Heart/
Choi Jaeyi
cieeee juga nih wkwkk
Amelia
👍👍👍👍👍👍❤️❤️
Rurri
makasih kak, atas pujiannya 😊

karya² kk juga sama bagus²🌷🌷🌷
Amelia
aku suka sekali cerita nya... seperti air mengalir dan tanpa karekter yg di paksa kan👍👍👍
Jecko
Aku tersentuh/Sob/
Amelia
😚😚😚😘😘😘😘
Amelia
mantap...👍👍👍👍
Amelia
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Amelia
wkwkwk...
😅😅
Amelia
hahahaha...🤭🤭
Choi Jaeyi
selalu suka bgt sama kata tiap katanya author😭
Amelia
bagus Thor....👍👍👍👍❤️❤️❤️❤️
Amelia
memang itu lah realita kehidupan...yg kuat dia yg akan dpt banyak...
Amelia
betul itu...
Amelia
ketidak berdaya an perempuan pd posisi seperti ini.... sabar bu semua pasti ada jalan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!