Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Majorca Cafe
Igloo??? dia?? bagaimana bisa dia kemari? tapi-, bukankah ini kesempatan yang bagus untuk membalas kelakuan nya?
"Ada apa ini sebenarnya?" Theron tampak menggertak serta menghampiri sang anak buah yang tengah bersitegang dengan seorang gadis.
"Theron! tolong kendalikan emosi mu, mereka masih remaja! Rubella bahkan baru mendapatkan surat izin mengemudi! mungkin itulah alasan kenapa dia menyerempet motor besar yang kau parkir! dan berakhir jatuh seperti ini!"
Theron??
Cassie seketika beralih pandang dan menatap langkah dari dua orang pria yang kini semakin mendekat ke arahnya.
"Kau?"
"Ada apa Cassie? apa kau mengenalnya?" Rubi seketika menyenggol lengan Casandra yang menampilkan raut wajah masam.
"Tentu saja dia mengenalku, manis! Igloo-, dia adalah kekasihku! benar kan, honey?" Theron seketika memutar langkah dan berdiri tepat di samping Cassie, Theron bahkan dengan sengaja meletakkan lengan besarnya dan membelenggu leher Casandra.
"Apa yang kau lakukan? lep-aaas!!!"
"Tidak akan! sebelum kita bicara!" Theron berbicara tepat ditelinga Casandra sebelum akhirnya menarik gadis itu untuk melangkah bersama ke sudut kanan area cafe Majorca.
"Ada apa dengan mereka? apa mereka benar-benar saling mengenal?" Rubi seketika bergumam sembari menatap Elliaz dengan raut wajah penuh tanya.
"Apa sahabat mu itu seorang trouble maker?"
"Apa maksudmu wahai pria tua?? Cassie sahabat ku merupakan gadis baik-baik!" Rubi seketika meninggikan dagu dan menanggapi pertanyaan Elliaz dengan ketus.
"Pria tua?? Hey!! watch your mouth! aku tidak setua itu bocah!!"
"Terserah!! aku menginginkan meja di balkon cafe! bisakah?"
"Tidak!!! tempat itu telah di pesan!"
"Sungguh sombong sekali dirimu ini, Elliaz!!" Rubella kembali memanyunkan bibir dan menatap Elliaz dengan malas.
"Panggil aku dengan sebutan kakak!! aku ini jauh lebih tua! dimana sopan-santun mu, dasar bocah!" Elliaz turut mengomel saat mendapati cemoohan dari sang sepupu.
Hanya karena lebih tua?? aku harus tunduk padanya? jangan harap!!
Rubella kembali membuang nafas kasar dan menghentakkan kaki dihadapan Elliaz demi meluapkan amarah dalam dirinya.
****
Pria ini benar-benar bukan pria sembarangan! bisa-bisanya aku kembali bertemu dengannya!! aaaghhhh!! kenapa diriku harus harus mengikuti Rubi untuk kemari?
Cassie terus memalingkan wajah, ia mencoba untuk menampilkan raut wajah tenang meski Theron terus mencoba untuk menggoda serta mengintimidasi dirinya.
"Kenapa jadi pendiam seperti ini, Igloo? dimana tampilan gadis banyak bicara yang kutemui sebelumnya? hmmmm??"
"Jangan menyentuh ku dengan sembarangan!! lepass!!!"
"Oh woow! you're damn cute!! but you get the wrong person for playing! it's driving me nuts!!"
"I don't care! just let go off me!!"
Cassie tampak mendorong tubuh Theron dan mencoba untuk kabur namun pergerakan Theron yang kembali sigap menarik pergelangan tangan nya seketika membuat Cassie kembali tertarik dan berakhir dalam posisi semula.
"Bagaimana bisa kau memintaku untuk melepaskan mu begitu saja? sementara dirimu telah berhasil menyentuh sesuatu dalam diriku yang membuatku menggila, Igloo??"
"A-apa?? aku-,"
Astaga!! aku kenapa aku harus menendang kejantanan nya kemarin? Casandra!!! apa yang kau lakukan??? kenapa dirimu jadi seceroboh ini??
"Katakan!! apa kau akan bertanggung jawab atas-,"
"Aku minta maaf! tapi perlakuan mu padaku di taman kota itu sungguh keterlaluan!! aku bahkan tak mengenal mu, bisa-bisanya kau berkata pada mereka bahwa aku ini kekasih mu!!" Cassie kembali meninggikan dagu, ia juga melirik lengan tangan kanan Theron yang kini tampak turun.
Ayolah Cassie-,
"Mau kemana?? kita bahkan belum selesai berbicara honey!"
"Apa sebenarnya yang kau inginkan??"
Tubuh Cassie lagi-lagi membentur dinding, nafas gadis itu kini tampak memburu karena Theron yang terus mencengkeram kuat pundak serta pinggang rampingnya.
"Apa sebenarnya yang kau inginkan???? lepas!!!"
Membully gadis dibawah umur seperti ini sepertinya akan menyenangkan!! aku memiliki mainan baru sekarang!
Theron menyeringai, jemarinya perlahan meraih dagu Cassie hingga gadis itu semakin mendongak dan menyatukan pandangan.
"Mmmmmpphhh! Muuucchhh!!"
"Mmmmmpphhh -, lepass!!!"
Plaaaaaaakkk,
Telapak tangan Cassie seketika berayun dengan kasar, beberapa pengunjung yang sedari tadi tampak hening memperhatikan gerak-gerik keduanya pun seketika turut menganga karena kejadian yang mereka saksikan.
🧔"Boss?? tidak biasanya boss kita hanya diam saja saat seseorang mencoba untuk menjatuhkan harga dirinya! terlebih dengan gadis bau kencur seperti itu! apa yang terjadi? kenapa dia diam saja?"
👦"Sepertinya ada yang salah dengan boss Theron!!! lihatlah dari cara dia menatap gadis dihadapannya!"
🧔"Apa maksudnya?"
👦"Tatapan dingin itu-, bukankah itu pertanda boss tengah mencari sesuatu dalam diri gadis dihadapannya?"
Beberapa pengawal dari Theron pun turut mempergunjingkan kejadian dimana Cassie mengomel panjang lebar dihadapan sang boss besar.
*****
Pintu ruangan kamar rawat intensif nampak terbuka, hal itu seketika membuat Tuan Theodore terperanjat saat seseorang yang begitu ia harapkan kehadirannya akhirnya muncul.
"Libi ...,"
"Aku telah memutuskan untuk melakukan observasi! dan jika memungkinkan-, Delancie akan segera mendapatkan transplantasi sum-sum tulang belakang secepatnya!" wanita itu berucap tenang dengan wajah datar sembari memeriksa beberapa peralatan medis yang berada di dalam ruangan.
"Apa diriku tidak salah dengar, dokter Libi?"
"Jadi kau bersedia memanggilku dokter hanya saat diriku menuruti keinginan mu, Theodore?" Nyonya Libi seketika menyunggingkan senyum tipis dihadapan lelaki masa lalunya.
"Tidak! bukan seperti itu maksud ku, aku hanya-,"
"Tak perlu menjelaskan apapun! banyak-banyaklah berdo'a, ku harap istrimu bisa segera pulih dengan sempurna! aku permisi!"
Langkah kaki Nyonya Libi yang kian menjauh membuat Tuan Theodore semakin menatap wanita itu dengan mata berkaca-kaca.
Maafkan aku Libi, ini semua memang kesalahan ku! diriku lah akar masalah dari semua ini!