Seorang murid mesti mematuhi apa kata gurunya. meskipun itu sulit. yah mengambil senjata ampuh memang bukan perkara mudah. bakalan ada halangan dan rintangan. baik di perjalanan maupun menghadapi musuh. namun semua di perlukan untuk melakukan perjalanan ke barat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3112, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjalanan ke barat 12
Mereka dalam kondisi siap.
Sebagian bahkan hendak mengejar si pembawa pusaka. Guru Moli-hua.
Namun di cegat oleh para murid. Yang sudah siap sedia dengan senjata di tangan. Mereka ini sudah siap menjadi perisa. Seperti halnya galaksi yang besar, maka matahari-matahari dan Bintang-bintang sudah siap untuk melindungi bagian pusat dari inti galaksi super massif yang mengikat semua Bintang-bintang itu agar berputar pada posisinya dengan tanpa perlu menjauh untuk menjadi diri sendiri dan mengembara tak tentu arah. Sampai akhirnya tertangkap oleh galaksi yang lain, atau mengelana sendirian dalam celah hitam yang semakin meluas dengan materi gelap yang tidak Nampak. Sehingga inilah bahayanya. Dengan tak Nampak, maka akan saling tabrak atau telan diantara benda besar tersebut. Beda dengan berada dalam pusaran galaksi yang sudah jelas arah geraknya akibat mempunyai kekuatan yang sangat besar diantara para Bintang yang mengitarinya. Dengan banyaknya perisai itulah, makanya inti menjadi sulit di tembus. Atau bila ingin menggabungkan diri, maka arahnya juga terlihat, sehingga nantinya bakalan membuat penggabungan itu dapat di ukur. Juga kala semakin membesar, maka ketersediaan ruang juga menjadi masalah andai sesuatu yang besar tadi tak tertampung.
“Awas…“
Meluncur pusaka lempar.
Pisau-pisau berseliweran menuju ke tiga orang murid itu. Bahkan sumpit serta sendok dan garpu ikut melayang. Dengan pertimbangan apa yang menjadi senjata masih terpegang untuk bisa di gunakan nanti kalau dalam pertarungan sesungguhnya. Karena kalau yang di lemparkan pusaka pegangannya, akan kesulitan jika musuh masih ada. Walau kalau dengan melakukan begitu, akan menjadi sebuah keuntungan bila segalanya berhasil. Dan musuh langsung tumbang. Itulah yang membuat suka melakukannya. Namun repot nya bila musuh tidak tewas, atau bahkan bisa merontokkan serangan. Maka diri sendiri akan kesulitan karena sudah tidak memegang senjata. Untuk itulah menggunakan benda kecil lain untuk melempar musuh sehingga sudah terluka. Dan untuk selanjutnya di serang dengan pusaka inti, sehingga kalaupun ada serangan lain masih bisa menggunakan apa yang di pegang tersebut.
Para murid dengan cekatan menangkis senjata-senjata kecil itu. Pusaka-pusaka itu seakan menjadi perisai. Tombak di tangan Yin-ying berputar begitu cepat. Sehingga senjata kecil yang mengarah padanya langsung rontok. Demikian juga dengan Wu-ya dan Hongli. Semuanya serba cepat dalam menggunakan senjatanya. Pedang tipis itu dan kapak melengkung yang kuat tadi tak sedikitpun bercelah untuk senjata musuh dalam meluncur ke tubuhnya. Sehingga kebanyakan pada rontok di sekeliling mereka. Sementara yang lolos, akan meluncur ke tembok di sebalik mereka atau benda apa yang ada di belakangnya.
“Gawat…“
Hampir saja Hong-li tersambar. Untung Wu-ya menangkis dengan kapak melengkungnya. Sehingga pisau kecil itu berjatuhan. Karena dia masih berpikir kalau adik seperguruannya itu masih dalam kondisi lemah. Sehingga bisa saja nanti akan kena pusaka tersebut. Walau hanya kecil saja, namun bagi mereka yang sangat piawai dalam melempar senjata rahasia, mengakibatkan luka yang akhirnya bisa fatal bila terkena salah satu bagian tubuhnya, yang bisa juga menjadi ngeri kalau sampai di bagian vital dari tubuh yang dapat mengentikan detak nadinya.
Segera mereka menuju ke pintu tersebut. Pintu di mana semua bisa masuk. Di sebaliknya menuju ke dapur. Dimana tempat memasak serta keluarnya makanan-makanan itu. Pintu ini juga tempat lewat guru tadi. Jadi kereta ada di sebelah sana.
“Eh, mereka menyerbu…“