Dangerous Woman

Alatha Senora Dominic namanya. Di lahirkan 25 tahun yang lalu oleh pasangan Ayumi Hamasaki dan Xander Geraldi Dominic.

Perbedaan kasta yang terlihat nyata membuat keluarga Dominic tidak menyukainya kecuali Axton Dominic yang sebenarnya tidak terlalu perduli dengan latar belakang calon menantunya. Asalkan anak-anaknya berbahagia.

Pertentangan yang di lakukan Arabella membuat Xander berbuat nekat dengan menghamili Ayumi.

Dan kenyataan itu membuat Arabella murka atas apa yang di lakukan putra pertamanya itu.

Pertentangan terus terjadi di keluarga Dominic, banyak pemicu yang terus terjadi di dalam keluarga besar tersebut.

Kehamilan Ayumi membuat keretakan yang terjadi di keluarga Dominic semakin melebar kemana-mana. Hingga Axton menikahkan putranya dengan sang kekasih yang telah mengandung benihnya.

Xavir Ben Dominic serta Arabella Dominic hanya bisa memendam kebencian terhadap wanita itu mengingat keputusan Axton sebagai pemimpin keluarga.

Tuduhan-tuduhan mulai di layangkan Ben dan juga Arabella bahwa Ayumi dengan sengaja menjebak Xander.

Kehadiran Ayumi di tengah-tengah keluarga itu membuat dinding pemisah antara Ibu dan Anak.

Xander selalu membela Ayumi, sedangkan Arabella selalu menyakiti Ayumi baik dengan perbuatan maupun hanya dengan ucapan.

Kebencian kepada sosok Ayumi semakin besar.

Bagi Arabella dan Xavir, kehadiran Ayumi adalah bencana dan kesialan.

Banyak hal yang selalu di kaitkan dengan wanita itu.

Hingga pada akhirnya lahirlah sosok cantik yang di akhirnya di beri nama Alatha Senora Dominic.

Kejadiannya terjadi begitu saja. Kecelakaan maut yang merenggut nyawa Xander dan Ayumi.

Di picu ketika Xander melihat dengan matanya sendiri bahwa Arabella menyakiti anaknya.

Xander murka, ia tidak menyangka bahwa sampai saat ini Ibunya masih tak bisa menerima kehadiran istri dan anaknya.

Kemarahan Xander membuatnya memilih meninggalkan mansion Dominic. Baginya tidak apa meninggalkan kemewahan asal ia dan keluarga kecilnya bisa hidup dengan tenang tanpa tekanan.

Emosi dan ledakan amarah membuat Xander mengendarai mobil dengan sangat cepat hingga mereka harus berakhir merenggang nyawa akibat kecelakaan maut tersebut.

Anehnya bayi kecil yang di kenal sebagai Atha itu bisa selamat dari kecelakaan maut tersebut.

Bayi mungil itu hanya menatap kedua orang tuanya dengan tatapan yang tidak di mengerti.

Sampai pada akhirnya Axton dengan tegas meminta Ben untuk mengangkat Atha menjadi anaknya sebagai putri keduanya.

Awalnya Ben mati-matian menolak, namun mengingat Kakaknya yang telah tiada ia akhirnya menyetujui permintaan Axton.

Namun semua dugaan Axton selama ini salah. Kehadiran Atha masih tak di terima dengan baik oleh Arabella dan Ben.

Ia memang memberikan status pada Atha namun tidak dengan kasih sayangnya.

Mereka seolah memperlihatkan bahwa hanya Serin yang sangat unggul.

Tahun terus berganti namun keadaan tak juga membaik. Posisi Atha di mansion Dominic tetap tersisihkan. Ia memang ada namun tidak di anggap.

Hanya Axton Dominic yang menyayanginya. Itulah sebabnya Atha sangat menyayangi sang Opa.

Baginya lelaki tua itu adalah super hero yang selalu menyelamatkan dirinya.

*

Mansion Renner.

Di kamar utama kondisi Atha sudah lebih baik dari sebelumnya. Namun sampai dua hari lamanya, ia tak melihat batang hidungnya Faiz Jeremy Renner.

Menurut Arsy pelayan pribadinya, Jeremy sudah tak pulang-pulang sejak dua hari yang lalu. Lelaki itu membawa satu koper yang mungkin berisi baju-bajunya.

Atha segera bangun dari tempat tidurnya, ia mulai merenggangkan ototnya yang kaku akibat seminggu ini hanya berbaring di atas ranjang.

Atha melangkah ke arah balkon. Ia hirup udara pagi yang sangat sejuk dengan kedua tangan yang ia angkat sejajar dengan tubuhnya.

Setelah puas menikmati keindahan pagi, Atha segera membersihkan diri.

“Selamat pagi Nona.”

Sapaan ramah dari para pelayan ketika Atha berjalan menuju lantai bawah. Pelayan menunduk sopan ketika Atha melewatinya.

Bagaimanapun keadaan Atha di mansion ini, ia tetaplah Nona muda di keluarga Dominic.

“Pagi.”

Langkah Atha membawanya masuk ke dapur. Ada beberapa pelayan termasuk Arsy dan Gina.

“Pagi Nona.”

“Masak apa?” tanyanya tanpa menjawab sapaan.

Ia masuk ke dalam dapur dan membuka kulkas yang ada di sana.

Tangannya terulur mengambil buah apel yang ada di dalam sana.

“Anda ingin sesuatu?”

Atha menggelengkan kepala. “Buatkan aku lemon hangat.”

“Anda belum sarapan Nona. Lemon di pagi hari tidak baik untuk kesehatan anda.” Arsy menyahut atas permintaan Nona mudanya.

“Bawakan roti saja. Aku akan ada di taman.”

Atha pergi dengan membawa satu buah apel di tangannya.

Ia menolak ketika Arsy akan membantu mengupasnya.

“Baik.”

*

“Nona.”

“Hm.”

“Ini sarapan anda.”

“Taruh saja Ars.”

Atha bicara tanpa menoleh ke arah pelayan pribadinya.

Matanya hanya terfokus mengadah ke langit, menikmati pemandangan langit yang cerah dengan awan biru yang menyejukkan mata.

“Ars.”

“Ya Nona.”

“Apa yang harus aku lakukan?”

Terdengar helaan nafas panjang dari wanita itu. Ia menatap sang Nona dengan segunung rasa iba atas apa yang terjadi kepada sang Nona.

“Anda bisa melakukan apapun yang menurut anda baik. Ini hidup anda, anda yang harus menentukan semuanya.”

Atha mengangguk. “Jika aku ingin pergi dari sini dengan meninggalkan Opa, apa aku terlihat egois?”

Hening!

Arsy bungkam, ia tak tahu jawaban apa yang pantas untuk pertanyaan Atha.

Atha menghela nafas pelan. Ia memejamkan mata sambil tersenyum tipis.

Entah apa yang sedang ia pikirkan. Hanya ia dan Tuhan yang tahu.

🍁

Bersambung...