Setelah sekian lama Nathan berusaha menghindari Nadira—gadis yang melukai hatinya. Namun, pada akhirnya mereka dipertemukan kembali dalam sebuah hubungan kerjasama yang terjalin antara Nathan dan Rendra yang merupakan atasan Nadira di Alfa Group.
Sebuah kecelakaan yang dialami Davin dan Aluna dan menyebabkan mereka koma, membuat Nathan akhirnya menikahi Nadira demi untuk melindungi gadis itu dari bahaya yang mengancam keluarga Alexander.
Siapakah sebenarnya yang mengintai nyawa seluruh keluarga Alexander? Mampukah Nona Muda Alexander meluluhkan hati Nathan? Atau justru ada cinta lain yang hadir di antara mereka?
Simak kisahnya di sini.
Jangan lupa follow akun sosmed Othor
Fb : Rita Anggraeni (Tatha)
IG : @tathabeo
Terima kasih dan selamat membaca gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Sesampainya di kamar, Nathan merebahkan tubuh istrinya di atas tempat tidur. Kemudian, dia mengambil salep untuk luka bakar dan mengolesinya di kaki Nadira yang masih terlihat sangat merah.
Nadira pun hanya menatap Nathan yang begitu telaten mengobati luka itu. Airmata Nadira kembali menetes. Suaminya memang begitu dingin terhadapnya, tapi Nadira tidak memungkiri kalau Nathan begitu perhatian kepadanya.
"Istirahatlah, Nona Muda." Nathan menaruh kembali salep itu. Dia tidak berani menatap istrinya yang sedang menangis saat ini.
"Kak ...." Nadira menunduk takut. Jari jemarinya saling meremas. Nathan yang hendak ke kamar mandi pun akhirnya berdiam diri di tempatnya saat ini.
"Apa Anda butuh sesuatu, Nona?" tanya Nathan masih dengan sikap dinginnya.
"Kak, maukah Kak Nathan mengakhiri pernikahan ini?" Tangan Nathan mengepal erat setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Nadira.
"Bukankah sudah pernah saya katakan kalau sampai mati pun saya tidak akan pernah melepaskan Anda?" Suara Nathan terdengar penuh penekanan.
"Tapi Kak ... kita sama-sama terpaksa menjalani pernikahan ini. Aku sudah menjadi penghalang di hubungan Kak Nathan dan Nona Jasmin. Aku ikhlas seandainya Kak Nathan mau menalakku. Biar aku yang berbicara dengan daddy dan mommy saat mereka sadar nanti." Airmata Nadira semakin mengalir deras. Bahkan isakannya terdengar memenuhi kamar itu.
Nathan menatap tidak tega ke arah gadis yang sedang menangis tergugu. Dia ingin sekali memeluknya, tetapi ego nya seolah melarang dirinya untuk melakukan itu.
"Apa saya sudah sangat keterlaluan, Nona?" Suara Nathan mulai terdengar memelan.
"Tidak. Aku yang sudah sangat keterlaluan. Aku hanya ingin kita sama-sama bebas menjalani hidup kita masing-masing," sahut Nadira di tengah isakannya.
Aku tidak ingin dekat dengan Kak Nathan karena nyawaku berada dalam ancaman. Nadira hanya mampu mengucapkan semua itu dalam hati.
"Apa ada sesuatu hal yang terjadi tadi, Nona?" tanya Nathan berusaha mencari tahu.
Nadira menggeleng lemah. "Tidak. Aku ingin Kak Nathan hidup bahagia dengan Nona Jasmin dan biarkan aku hidup bahagia dengan pilihan hatiku sendiri." Nadira semakin menunduk dengan airmata yang semakin mengalir deras.
"Apa Anda sudah memiliki pria idaman yang mengisi hati Anda, Nona?" tanya Nathan menyelidik. Nadira terdiam sesaat, tetapi kemudian dia mengangguk mengiyakan. Tangan Nathan semakin mengepal erat.
"Siapa dia?" tanya Nathan menuntut jawaban.
"Kak Nathan tidak perlu tahu." Jawaban Nadira membuat emosi Nathan semakin mencapai ubun-ubun karena hatinya sudah sangat memanas.
"Ingat, Nona! Walaupun Anda memiliki tambatan hati, saya tetap tidak akan pernah melepaskan Anda! Walaupun Anda menikah lagi, saya tetap akan menjadi suami sah Anda!" ucap Nathan tegas. Nadira mendongak dan menatap lekat lelaki yang masih berdiri menatapnya.
"Saya membebaskan Anda dekat dengan siapa pun. Anda boleh dekat dengan lelaki mana pun, seperti saya yang boleh dekat dengan wanita mana pun termasuk Jasmin! Tapi sampai kapan pun saya tidak akan pernah menceraikan Anda. Anda harus ingat itu!" Nathan berjalan menuju ke kamar mandi dan menutup pintu itu dengan sangat keras, hingga Nadira terlonjak kaget.
Nadira menatap nanar ke arah pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Dia menyeka airmata yang sudah memenuhi seluruh wajah cantiknya. Gadis itu benar-benar merasa begitu bimbang saat ini. Dia merasa heran kenapa Nathan tidak mau melepaskan dan mengakhiri hubungan ini sama sekali.
Sementara Nathan yang sudah berada di kamar mandi, mengacak-acak rambutnya secara kasar dan menatap pantulan wajahnya yang terlihat sudah sangat berantakan. Dia kembali merutuki kebodohannya karena telah kembali teledor.
Ia pun kembali mengingat kejadian tadi. Sebenarnya, tadi Nathan hanya membelikan obat penurun demam dan mengantarnya ke apartemen Jasmin. Setelah memastikan Jasmin meminum obat dan tertidur lelap, Nathan segera menuju ke apartemen Cacha dan sedikit meminum alkohol yang masih ia simpan di apartemen itu.
Nathan menyuruh Cacha untuk menjaga istrinya karena dia akan menginap di apartemen untuk berjaga-jaga barangkali Jasmin membutuhkan sesuatu. Namun, tiba-tiba perasaan Nathan mendadak sangat khawatir dengan istrinya.
Dia segera menghubungi anak buah ayahnya untuk menjaga Jasmin, sedangkan dirinya akan pulang untuk melihat keadaan istrinya. Beruntung, Nathan selalu membawa kunci pintu rumahnya. Karena dia yakin semua penghuni rumah itu sudah tertidur lelap. Nathan yang baru saja masuk ke rumah dan hendak bergegas ke kamar, segera menghentikan langkahnya saat mendengar teriakan dari arah dapur.
Dengan tergesa Nathan menuju ke dapur karena dia sangat hafal dengan suara itu. Kening Nathan mengerut saat melihat hanya ruangan dapur yang gelap gulita. Nathan menggeram kesal, saat ponselnya tertinggal di mobil. Dia berjalan meraba-raba, berusaha mencari keberadaan Nadira. Nathan langsung memeluk tubuh Nadira saat merasakan keberadaan Nadira berada di sampingnya. Dia bisa merasakan tubuh istrinya yang bergetar hebat.
"Aku harus segera mencari tahu siapa yang mengancam keluarga Alexander terutama Nadira." Nathan memukul kepalan tangannya ke tembok dekat kaca. Dirinya sudah dipenuhi amarah yang membara, tapi kemudian dia bergegas keluar kamar mandi saat teringat istrinya yang belum jadi makan.
________________________________________
Selamat pagi sahabat Othor kalem,
Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selalu 😊
Jangan lupa dukungannya di tunggu.
Eh hari senin nih, barangkali ada yang mau nyumbangin vote buat Othor 😅😅 ngarep banget nih Othor.
sm anak kambing saya...caca marica hay..hay