Bukan Menantu Pilihan

"Sayang aku keluar lebih dulu ya" kata David saat Yumna sedang menyisir rambutnya yang basah.

"Tapi mas kalo ada yang liat aku keluar dari sini gimana?" tanya Yumna.

"Enggak bakal ada yang berani kesini kecuali mamah sama papah, udah kamu nanti keluar aja dengan santai," jawab David dan Yumna mengangguk.

"Yaudah aku keluar dulu ya" kata David lagi dan dia berjalan keluar.

Yumna menyisir rambutnya sebentar lalu merapikan tempat tidur David, mengemas pakaian nya yang berantakan, lalu keluar dari kamar David.

Saat Yumna sudah berada di luar, dia terkejut kala melihat mamah David ada didepannya.

"Ngapain kamu dikamar anak saya?" tanya Ajeng dengan tatapan tajamnya.

"Eh anu eh----"

"Tadi David yang nyuruh Yumna ke sini mah" David menjawab pertanyaan mamahnya membuat Yumna merasa lega.

"Ngapain kamu nyuruh dia ke kamar kamu?" tanya Ajeng lagi sambil menatap rambut basah David dan Yumna bergantian.

"Kenapa bisa kebetulan mereka rambutnya basah" batin Ajeng.

"Buat ngerapihin kamar David, lagian kan David juga gak ada dikamar kok saat Yumna di kamar" jawab David berbohong.

"Maafin David mah" batin David.

"Terus kenapa bisa rambut kalian basah bersamaan?" tanya Ajeng lagi dan David tersenyum.

"Kan tadi mamah yang nyuruh David mandi dan bersiap" jawab David membuat Ajeng tepuk jidat.

"Mamah lupa kalo nyuruh kamu mandi dan bersiap, lalu kenapa rambut kamu basah Yumna??" tanya Ajeng pada Yumna, membuat mata Yumna membola.

"Ih mamah kepo banget sih, ya itu mah terserah dia dong mah, mau basah kapan, udah ah ayok kita ke bawah" kata David sambil menggandeng tangan mamahnya, dan mereka pun berjalan sambil tertawa.

Ajeng itu sebenarnya baik, sangat baik,

ya memang dia agak cerewet sih, tapi itu semata dia takut kehilangan putra nya,

sudah cukup dia kehilangan Brian yang sampai detik ini tidak diketahui dimana keberadaannya, dia tidak mau kehilangan David juga.

Ketidaksukaan nya pada Yumna bukan karna Yumna seorang gadis desa atau yatim piatu, karna Ajeng bukanlah orang seperti itu, Ajeng tidak pernah memandang harta atau status, bagi Ajeng semua manusia sama saja.

Ajeng sebenarnya sangat menyukai Yumna tapi saat melihat David memperhatikan Yumna berlebihan membuat Ajeng takut, Ajeng takut David menyimpan perasaan pada Yumna, dan itu akan sangat menyakiti Diana.

Ajeng dan Panji sangat tidak ingin menyakiti perasaan anak sahabat nya itu, karna mereka merasa jasa Broto sangat lah besar, awalnya memang bukan David yang akan mereka jodohkan dengan Diana,

karna umur Diana 22tahun, terbilang masih muda, dia lebih cocok dijodohkan dengan Brian yang sepantaran dengannya, apa lagi Brian dan Diana sepertinya memang saling menyukai,

Sedangkan umur David saat ini sudah 28 tahun, umur yang sudah sangat pas untuk berumah tangga, tapi apalah daya Ajeng dan Panji, David itu terkenal dingin dan cuek pada wanita.

______________

"Mah sebenarnya ada apa sih, kok tumben masak-masak banyak banget" tanya David.

"Om broto sama Tante Mira mau kesini"jawab Ajeng.

"Mereka mau ngapain kesini?" tanya David penasaran.

"Mau bahas soal pertunangan kamu" jawab Ajeng membuat David melotot.

"Apa maksud mamah? kenapa tiba-tiba kalian bahas soal pertunangan?" tanya David dengan nada tinggi membuat semua orang menoleh.

"Sayang, tenanglah, duduk dulu, malu diliatin orang" kata Ajeng lembut sambil mengelus tangan David.

"Lagian mamah sama papah ada ada aja, kan aku udah bilang aku gak mau sama Diana, kenapa kalian maksa sih?" jawab David lagi dengan nada lebih tinggi.

"David jaga bicara kamu nak, inget kamu sedang bicara sama orang tua" kata Panji.

"Aku sudah ngomong dengan lembut sama mamah dan papah kalo aku gak mau dijodohin sama Diana, tapi lihatlah mamah sama papah malah sudah mempersiapkan semuanya tanpa bicara dulu" jawab David lagi.

Yumna yang mendengar kalo David ingin bertunangan merasa sangat sakit hati, dia menangis lalu pergi menuju kamarnya.

Dikamarnya Yumna merapikan semua pakaian nya dan memasukannya ke dalam koper, dia merasa tidak kuat jika harus melihat suaminya bertunangan dengan orang lain, apa lagi Yumna sudah mulai mencintai David.

Disaat Yumna tengah merapikan baju-bajunya dikamar, David masih membujuk orang tuanya untuk membatalkan pertunangannya dengan Diana sebelum keluarga Broto datang.

"Mah, pah, tolong ngertiin David, David gak suka sama Diana pah" kata David bersikeras membujuk orang tuanya.

"Nak perasaan itu akan datang karena terbiasa, dulu mamah dan papah juga tidak saling mencintai, tapi lihatlah sekarang mamah sama papah saling mencintai" kata Ajeng pada David.

"Mamah kenapa sih gak ngertiin aku" kata David sambil menjambak rambutnya frustasi.

"Kamu yang harus ngertiin mamah sama papah Dav, Om Broto itu sangat berjasa pada kita" kata Panji.

"Kenapa harus Dav pah?, Diana dan Brian kan saling menyukai, kenapa gak kalian jodohkan saja mereka" jawab David.

"David" teriak Panji.

"Kalo adikmu itu ada disini papah gak akan maksa kamu yang gak tau diri ini, lagian apa kurangnya Diana sih? dia cantik, pinter, dia juga baik sama mamah papah" kata Panji dengan tatapan tajamnya.

"Pah sudah biar mamah saja yang bicara pada David" kata Ajeng.

"David sayang, dengerin mamah nak, ini bukan mamah gak ngertiin perasaan kamu, tapi ini juga demi kebaikan kamu nak" kata Ajeng sambil mengelus tangan David penuh cinta.

"Kebaikan David apanya mah?, kebaikan itu jika kalian membiarkan David memilih, bukan seperti ini, memaksa David untuk menikahi orang yang sama sekali gak David suka" jawab David sambil mencengkram sofa dengan sangat kuat.

Ajeng menghela nafas dan membuangnya kasar, dia merasakan sedikit sangat pusing, dia berjalan ke arah Panji tapi dia terhuyung.

"Mamah" teriak Panji membuat David menoleh dan berlari menghampiri Ajeng.

"Mah mamah gpp?" tanya David khawatir.

"Mamah gpp sayang, mamah cuma pusing sedikit" kata Ajeng.

"Lihat akibat ulah kamu David" teriak Panji membuat David kembali marah.

"Kenapa jadi karna aku? ini semua salah mamah sama papah, bukan salah aku" jawab David dengan nada tidak kalah tingginya.

Sungguh David tidak pernah bertingkah seperti ini pada orang tuanya, dia dan Brian adalah anak yang sayang keluarga, jika mereka marah mereka lebih memilih pergi untuk nenangin fikiran, dari pada harus berdebat dengan orang tua.

"Sudah sudah, mamah gpp, David emangnya apa kurang Diana Dimata kamu nak?" Ajeng bertanya pada David dengan nada lembut.

"Menurut David Diana itu sudah cukup baik dan cantik mah, tapi bukan itu yang membuat David tidak setuju dengan perjodohan ini" jawab David dengan nada sedikit lebih tenang.

"Lalu?"

"Karna David sudah mencintai orang lain mah" jawab David dengan menunduk, sebenarnya dia takut penyakit jantung mamahnya kambuh, tapi dia juga gak bisa diam saja dia sudah harus jujur pada semuanya.

"Siapa nak?"

"Yumna"

BERSAMBUNG......