NovelToon NovelToon
Hasrat Seorang Gangster

Hasrat Seorang Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Persaingan Mafia
Popularitas:328.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: linda huang

Darson Rodriquez seorang gangster yang menculik Gracia Vanessa, dan dijadikan sebagai pemuas ranjang selama tiga hari. Gracia yang dijual ibu tirinya harus menerima penderitaan yang tiada akhir.

Bagaimana Gracia bisa terlepas dari genggaman Darson yang berniat menjadikan dirinya sebagai simpanan? bukan tanpa sebab bos gangster tersebut sengaja gadis itu berada di sisinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Des*h4n Dari Kamar Kakak Gracia

Grace menepis tangan Darson dengan kasar, matanya menyala dengan kemarahan. "Aku tidak berhutang padamu, apalagi mengenalmu. Apakah kamu sudah buta?" bentaknya dengan nada tinggi yang memecah keheningan.

Darson tersenyum sinis. "Cukup keras! Aku akan mendatangimu kalau aku merindukanmu," ucapnya sebelum beranjak pergi, meninggalkan Grace yang hancur dan putus asa. Air mata mengalir deras di pipinya, rasa kecewa dan kehancuran memenuhi hatinya.

"Menjijikkan! Apa gunanya aku hidup kalau aku sudah dinodai," gumam Grace pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri. Hatinya terasa hampa, seakan-akan dunia runtuh di sekelilingnya.

Di sisi lain, Zanella, istri Darson, tengah larut dalam n*fsu dengan seorang pria tampan berpostur tinggi. Pria itu menggerakkan pinggulnya dengan cepat, menekan pinggang Zanella dengan penuh g4ir*h. Des*h*n Zanella semakin keras, matanya terpejam menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh pria tersebut.

"Nyonya, Anda sangat pintar merawat diri," puji pria itu sambil melanjutkan gerakannya dengan cepat, mencapai puncak kenikmatan bersama Zanella.

"Tentu saja! Obat yang aku gunakan bukan murah harganya. Bagaimana rasanya?" tanya Zanella yang kewalahan setelah bertempur selama dua jam penuh g*irah.

"Nikmat sekali dan sangat sempit, sangat luar biasa. Bahkan wanita lain juga kalah dari Anda," jawab pria itu dengan senyum penuh kepuasan.

"Lanjutkan! Aku belum puas! Setiap kali aku depresi memikirkan sikap suamiku, aku butuh hiburan. Lakukan sekali lagi. Aku akan membayarmu lebih!" pinta Zanella dengan nada memohon, matanya kembali terpejam menikmati sentuhan pria bayaran itu.

Pria itu mulai menggerakkan tubuhnya maju mundur di atas tubuh Zanella, ritmenya semakin intens dan penuh gair*h. Setiap gerakan mereka semakin menguat, memenuhi ruangan dengan des*h*n dan rintihan nikmat.

Zanella menggigit bibirnya, merasakan setiap denyut kenikmatan yang merambat di seluruh tubuhnya. Pria itu terus melanjutkan, memastikan setiap detik yang mereka habiskan bersama penuh dengan sensasi yang memabukkan, menghilangkan semua rasa sakit dan kekecewaan yang selama ini dirasakan Zanella.

Satu jam kemudian.Zanella, yang telah mendapatkan kepuasan dari layanan pria itu, duduk di tepi ranjang sambil menyerahkan sejumlah uang.

"Lain kali aku akan menghubungimu lagi," katanya dengan senyum puas.

"Terima kasih, Nyonya," ucap pria itu dengan menunduk hormat sebelum pergi.

Saat pria itu pergi, Zanella tersenyum puas. "Darson, kau bisa beli wanita lain, aku juga bisa beli pria lain. Aku bahkan sangat menikmatinya," gumamnya dengan nada dingin.

Mansion Vanessa

Di mansion Vanessa, Gracia kembali dalam kondisi berantakan. Rambut panjangnya kusut, dan wajahnya pucat. Ia berjalan dengan tertatih-tatih menuju ruang keluarga, hatinya semakin hancur saat melihat keluarganya berkumpul tanpa mempedulikannya. Tidak ada satu pun yang peduli padanya.

"Selama tiga hari aku tidak pulang, papa kandungku sendiri tidak mencariku dan malah bersenang-senang dengan istri dan anak tirinya," batin Gracia penuh kepedihan.

Gracia kemudian melangkah masuk ke ruangan itu dan menghampiri mereka dengan tatapan penuh kecewa.

"Pa," serunya, suaranya bergetar menahan emosi.

Thomas, Aniza, dan Beautiful menatap Gracia dengan sinis, tanpa sedikit pun rasa simpati.

"Hm...," jawab Thomas dengan dingin.

"Beritahu aku, apakah kamu menjualku kepada pria itu?" tanya Gracia sambil menahan tangis.

"Iya, kakakmu butuh biaya untuk belajar di luar negeri. Jadi kita butuh uang," jawab Aniza dengan senyum sinis.

"Bibi, kenapa kamu begitu tega menjual diriku kepada pria brengsek itu? Kalau butuh uang, kenapa tidak meminta dengan papa saja? Kenapa harus menjual aku kepada orang lain? Aku bukan barang yang bisa diperjualbelikan," bentak Gracia, suaranya penuh kepedihan.

Thomas bangkit dari sofa dan melayangkan tamparannya ke wajah putrinya. "Plak!"

"Kenapa menamparku? Aku yang dijual oleh dia, kenapa aku yang disalahkan?" tanya Gracia dengan mata berair.

"Tidak tahu diri! Apa bedanya dirimu dengan ibumu yang sudah mati itu? Kalian sama-sama hanya pelacur, bahkan lebih hina dari pelacur," bentak Thomas dengan amarah.

"Mamaku bukan pelacur! Jangan menghinanya," teriak Gracia, emosinya memuncak.

"Berani sekali kau berteriak, ha? Seharusnya kau berterima kasih karena masih bisa tinggal di rumah mewah ini. Tinggal dan makan gratis. Apakah kau mengira akan ada yang menyambutmu di luar sana?" seru Thomas dengan mata berapi-api.

"Aku tinggal di sini sebagai pembantu sejak kecil, bukan sebagai putrimu. Setelah mamaku meninggal dua hari, Papa langsung membawa mereka masuk ke dalam rumah ini. Selama ini mama tidak pernah mengkhianatimu. Tapi kamu yang mengkhianatinya. Demi janda ini, kau menyakiti mamaku sampai harus meninggal karena sakit. Dan sekarang istrimu ini menjual putrimu sendiri, kau malah diam saja. Kamu memang bukan seorang yang layak dianggap sebagai orang tua," jawab Gracia dengan suara penuh luka.

Thomas terdiam, tetapi kebenciannya tidak mereda. "Keluar dari rumah ini jika kau merasa tidak dihargai," ujarnya dengan nada memerintah.

Gracia menatap ayahnya dengan air mata mengalir, menyadari bahwa tidak ada tempat baginya di rumah ini. "Aku akan pergi, dan aku bersumpah, suatu hari nanti kau akan menyesal telah mengabaikan dan menyakitiku," katanya dengan tegas sebelum berbalik dan pergi ke kamarnya.

Gracia yang kembali ke kamarnya segera menuju kamar mandi. Dengan tangan gemetar, ia melepaskan semua pakaiannya dan menyalakan shower. Air dingin menyentuh kulitnya, dan tangisannya pecah.

Ia menggosok tubuhnya dengan keras, mencoba menghapus setiap sentuhan pria itu dari kulitnya."Kotor sekali, sangat kotor. Menjijikan," tangisnya terisak, air mata bercampur dengan air shower yang mengalir.

Setiap kenangan menyakitkan dari sentuhan pria itu kembali menghantui pikirannya.

"Kalian semua manusia iblis," gumam Gracia penuh kebencian. "Apa alasannya papa bisa mencintai janda itu? Apa kelebihannya sehingga papaku yang sudah buta tergila-gila padanya?"

Air mata terus mengalir, namun dalam hati Gracia mulai menguatkan tekadnya. Ia tahu ia harus bangkit dan melawan semua ketidakadilan yang ia alami.

Mansion Darson

Sementara itu, di mansion Darson, Darson duduk santai di ruang kerjanya, tenggelam dalam koran yang sedang dibacanya.

Zanella, istrinya, melihat kesempatan untuk mendekati suaminya. Ia mengenakan dress tidur yang sangat pendek dan terbuka di bagian atas, memperlihatkan belahan dadanya yang besar dan putih mulus.

"Darson, sudah malam. Kenapa masih belum tidur?" sapanya, melangkah mendekati suaminya dengan langkah yang sengaja dibuat menggoda.

Zanella memiliki paras yang cantik bak bidadari. Kecantikannya melebihi Gracia, yang menjadi korban kekejaman suaminya itu. Tubuhnya yang langsing selalu mampu membuat pria bayaran tergila-gila padanya.

"Jangan mengabaikan aku! Kita adalah suami istri," ujar Zanella, melepaskan pakaiannya perlahan. Setelah dress terlepas, terlihat tubuhnya yang polos tanpa balutan apapun.

Namun, Darson masih fokus membaca korannya, seolah tidak terpengaruh oleh godaan istrinya.

"Apakah isi koran ini lebih menarik dariku? Tatap aku, Darson! Biarkan aku membuatmu melayang," goda Zanella. Ia merebut koran dari tangan suaminya dan melemparkannya ke arah lain.

Ia langsung memeluk suaminya dan tersenyum menggoda.

Darson menatapnya dengan pandangan dingin. "Apakah kau sedang menggodaku dengan cara yang sama kau gunakan untuk mengoda pria lain?" tanyanya dengan senyum sinis.

"Apa yang kamu katakan? Mana mungkin aku mengoda pria lain," jawab Zanella, mencoba terdengar tulus. "Kamu sudah lama tidak merasakannya."

Darson tersenyum dingin. "Aku sudah tidak berminat padamu, Zanella. Karena aku telah menemukan seseorang yang akan selalu menjadi teman ranjangku. Apakah perlu aku kenalkan padamu?" tanyanya dengan senyum yang membuat Zanella merinding.

Wajah Zanella memucat. "Apa maksudmu, Darson? Siapa wanita itu?" tanyanya, suaranya bergetar menahan rasa takut dan cemburu.

Darson berdiri, menatap istrinya dengan tatapan tajam. "Dia seseorang yang bisa memberiku lebih dari sekadar tubuh. Dia bisa memberiku kebebasan dan kepuasan yang tidak pernah bisa kau berikan. yang penting adalah dia bersih dan berbeda dengan tubuhmu yang telah disentuh oleh puluhan pria.Jadi, Zanella, jika kau ingin tetap berada di rumah ini, belajarlah untuk menerima kenyataan bahwa kau tidak lagi menjadi pusat duniamu," ucapnya dingin sebelum meninggalkan ruangan.

Zanella terdiam, hatinya hancur. Ia menyadari bahwa posisinya sebagai istri tidak lagi berharga di mata suaminya. Dengan air mata yang mulai menggenang, ia berdiri di sana, merasakan betapa rapuh dan tidak berdayanya dirinya di hadapan suaminya yang kejam.

Jam dinding menunjukan pukul 01.00.

Malam itu terasa sunyi di Mansion Vanessa, kecuali suara hembusan angin yang sesekali terdengar dari luar.

Gracia yang masih belum memejamkan matanya, merasa gelisah. Pikirannya terus menerawang, ia sulit sekali untuk tidur. Dengan perasaan tidak tenang, ia memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan-jalan di koridor panjang yang dihiasi dengan lukisan-lukisan keluarga.

Saat ia melewati kamar kakaknya, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya.

"Aaah!" Sebuah des*h*n terdengar jelas dari dalam kamar.

Gracia dikejutkan dengan suara tersebut dan berbagai pertanyaan langsung muncul di dalam pikirannya. "Ada apa dengan kakak?" gumam Gracia, wajahnya menyiratkan kebingungan.

Des*h*n tersebut terdengar begitu aneh dan menggugah rasa penasarannya. Suara desahan keluar dari mulut Beautiful, kakaknya, seolah sedang menikmati kesenangan yang mendalam di dalam kamar itu. Gracia merasa ada sesuatu yang tidak biasa. Dengan hati-hati, ia mendekati pintu kamar yang tidak terkunci itu.

Rasa penasarannya semakin kuat dan ia memutuskan untuk mengintip ke dalam.Gracia membuka pintu kamar itu perlahan-lahan, agar tidak menimbulkan suara yang mencurigakan. Saat pintu terbuka sedikit, matanya terbelalak melihat pemandangan di depannya.

Kakaknya, Beautiful, terlihat tanpa pakaian, berbaring di tempat tidur. Di atas tubuhnya, seorang pria yang juga telanjang bergerak maju mundur, tenggelam dalam aktivitas yang penuh gairah.

Kedua insan tersebut mengerang nikmat seolah lupa mereka berada di mana. Gracia merasakan campuran antara syok dan rasa tidak percaya. Pemandangan ini terlalu mengejutkan untuknya. Tubuhnya seketika terasa kaku, dan ia tidak tahu harus berbuat apa. Hanya bisa berdiri di sana, menyaksikan pemandangan yang seharusnya tidak pernah ia lihat.

"Siapa pria itu?" batin Gracia

1
Bu Kus
max sungguh sayang banget sama papa Nic gak rela kalo papa Nic nya di salah kan .semakin seru aja lanjut thro makasih
Isnanun
😭😭😭😭😭😭 yg kuat ya Max
Al Vian
lanjut thor
Nabil abshor
luar biasa,,,, recomend bgt buat di baca,,,,, sedih dpt,nangisnya drotos mili,bahagianya ada,ini novel pol epic pkknya,,,,, 😘😘😘
Lisa Halik
mak8n seru thor
Aditya HP/bunda lia
Senangnyaaaaaaa ..... mati kau darsono ...
nurzia aeni
seru thor lanjut,,,biar darson menyerah hdp.dlm penyesalan dan tekanan dr kata2 ankny
indah Febriani
jadi ikutan 😭😭
yuning
mewek 😭😭😭😭
wiemay
nyesek
Bu Kus
bikin nyesek aja e semoga kelak max jadi laki laki yang kuat dan bisa bertanggung jawap
nurzia aeni
nah ini yg sy suka thor kesaksian max,,biar gk bertele2 alurnya,,biar darson menyesal dan dpt penyakit kelamin yg bahaya,,mati jg gk apa2 sxan buat darson
Anisah Nisah
semoga saja nanti Gracia sama Nic laki" yg bisa menghargai perempuan
Al Vian
lanjut thor
Aisyah Nuha
jdi ikutan 😭😭😭😭
Lisa Halik
thorrrr
Anisah Nisah
divinisi suami yg ga boleh d pertahankan suami kaya gitu mending buang ajalah kasian juga sama Gracia tertekan terus
Anisah Nisah
aq tau yg sering melakukan hb dengan alice itu pasti bukan Darson melainkan anak buahnya makanya setiap mau melakukan hb d minta untuk mematikan lampunya
Isnanun
ayo Max keluarkan isi hati mu berkata dengan jujur Max
Anisah Nisah
aduh..
gimna y nasib Gracia ini pasti rencana zanella semoga aja darson ga percaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!