Sampai Akhir Nanti

"Terimakasih kakak, aku benar-benar bahagia, setidaknya kakak bukan wanita lemah yang mudah menyerah, Aku akan membantu kakak meluluhkan hati Kak Bima, Sama seperti Aku membantu kak... "

Aqila menghentikan perkataan nya, ia merasa tidak enak jika harus menyebutkan nama mantan Bima.

"Maksudku mantan kekasih kak Bima"

Zahira memandang Adik ipar nya, dia tau Arah pembicaraan Aqila.

" Aku tidak apa-apa, kau menyebutkan namanya pun tidak masalah, kakak tidak mengenal nya, lagi pula dia sudah tidak ada disini, tidak perlu ada yang dikhawatirkan "

"Tidak,, aku Tidak akan menyebutkan namanya, aku sudah menguburkan masa lalunya dengan kak Bima, Bagiku kebaikan nya sudah Hilang Bersamaan dengan kepergiannya"

"Aqila, jangan begitu, mungkin dia mempunyai Alasan yang mengharuskan nya meninggalkan kakakmu, jika saja dia masih disini mungkin saja bukan kakak yang menjadi istri kakakmu"

Aqila memandang wanita cantik yang berada di depannya.

"kakak,,,, selain baik ,,kakak juga mempunyai jiwa yang lapang,, aku benar-benar menyayangimu kak"

"Terimakasih sayang, kakak juga menyayangimu.

" cekrek "

suara pintu kamar terbuka terlihat Bima Berdiri Dan memandang 2 wanita Cantik didepannya.

"Apa sudah berdiskusi nya? , kenapa lama sekali"

ujarnya kemudian mendekati Zahira menarik Zahira dan melingkar kan tanganya dipinggang ramping Zahira.Zahira berbunga, mendapatkan perlakuan dari Bima.

"Kau pelit sekali, Baru juga 2 jam kak Zahira menemani ku, lagian Besok kan kakak sudah pindah ke apartemen"

"Aku Harus mengajak nya kekamar, Apa kau tidak mengerti, kalau kau ingin cepat dapat keponakan,kau juga harus membiarkan kakak ipar mu ini berlama-lama denganku"

"ishh,, kau mesum sekali"

Bima melangkahkan kakinya, Zahira mengikuti langkah suaminya.

"sampai nanti Aqila" ucap Zahira.

"iya kakak selamat bermain Bola ya"

Zahira dan Bima mengeryit kan dahinya.

Bima membawa Zahira kedalam kamar nya. kamar yang luas bercorak abu-abu.

Bima memandang wajah cantik istrinya, entah baru 2 jam saja tak mendapati Zahira didekat nya, hatinya terasa sesak.

"kenapa mas? Kamu merindukan ku?

" Jangan kegearan, Aku hanya ingin kamu mengemasi barang yang kau butuhkan "

"mas, Barang ku sudah ada di koper,, lalu apa lagi? apa kamu ingin aku mengemasi barang mu?

" Lakukanlah,, "

Zahira memulai mengemasi barang Bima,Bima mengamati Zahira dari sofa,Wanita cantik yang baru saja menjadi istrinya itu benar-benar sudah mencuri perhatian nya. tidak terasa waktu menunjukkan pukul 15.00.

"Selasai"

"mas,, kita sholat berjamaah yuk,"

" Aku belum bisa, "

"kalau begitu aku akan membuatkan kamu jadwal belajar agama dengan ustad husen, apa kamu mau mas?

" Aku tidak ada waktu"

Zahira tersenyum.

"yasudah, nanti pelan pelan kita belajar bersama mas, kalau begitu aku ambil wudhu dulu"

Zahira melepas hijabnya menaruhnya diatas pundak. kemudian mengambil Air wudhu. gerakannya membuat hijabnya jatuh dan basah semua. ia kebingungan bagaimana harus keluar. masak iya ia harus keluar tanpa menggunakan hijab. ia membuka sedikit pintu dilihat nya Bima masih duduk disofa. ia terpaksa memberanikan diri keluar,ia berharap Bima yang sibuk itu tidak memperhatikan nya, Bima yang tak sengaja memandang Zahira, seketika berdiri. dilihatnya intens wajah cantik yang biasanya menggunakan kain penutup itu, kini tanpa kain, wajah cantik, hidung mancung, mata bulat rambut diikat satu memperlihatkan leher jenjangnya. Bima Benar-benar dibuat terpesona oleh istrinya,Zahira tak menyadari sepasang mata menatapnya.Zahira segera memakai mekenanya dan melaksanakan sholat ashar.

Bima Beranjak dari kamarnya, mengeluarkan ponsel nya, Dan ia pergi begitu saja.