NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6

Febi memasuki kamarnya. Dia merasa ragu untuk merebahkan badannya, karena di sisi kanan tempat tidurnya, terbaring Fabian yang sudah tertidur pulas sejak tadi. Senakal-nakalnya Febi dahulu saat berpacaran dengan Edwin, Febi tetap tak berani berbuat jauh, seperti tidur bersama.

Febi duduk di sisi lain tempat tidurnya, melirik ke arah Fabian. Diperhatikan wajah Fabian lebih seksama, wajahnya memang bak pinang dibelah dua dengan Edwin, mungkin jika berdiri bersisian orang-orang akan mengira kakak adik. Febi belum tahu berapa usia Fabian, tapi jika dilihat dari penampilannya seperti usia awal tiga puluh tahunan. Febi yakin Fabian dan mamahnya Edwin juga menikah muda.

Postur tubuh Fabian dan Edwin sepertinya juga hampir sama, bisa dikatakan, Fabian itu, Edwin versi lima belas tahun yang akan datang.

Febi ingin mencoba menjalani pernikahan ini, tapi Febi takut, menerima Fabian, hanya karena mirip dengan Edwin. Febi belum yakin dengan hati dan perasaannya saat ini.

Saat Febi sedang asyik memperhatikan Fabian yang tengah tertidur, tiba-tiba Fabian bergerak, Febi yang takut ketahuan sedang memperhatikan Fabian, tak sadar merebahkan diri, dan pura-pura tidur, yang akhirnya tertidur pulas, karena memang Febi sudah sangat mengantuk.

¤¤FH¤¤

Terdengar suara pintu diketuk berulang kali dari luar, suaranya samar-samar masuk ke alam mimpi Febi. Ketukan pintu terus terdengar dan bunyinya meningkat menjadi sedikit gedoran.

Febi dan Fabian yang kaget mendengar bunyi gedoran dipintu bangun secara bersamaan, sontak keduanya bangun, karena mereka tidur saling berhadapan dengan tangan Fabian berada di atas tangan Febi, seolah saling menggenggam.

Febi menatap Fabian menyalahkan sedang yang di tatap hanya acuh, tak merasa takut dengan tatapan Febi.

"Buka gih pintunya! Pagi-pagi sudah berisik aja ganggu orang lagi tidur." Fabian menyuruh Febi melihat siapa yang datang.

Febi turun dari tempat tidur dengan terpaksa, dan berjalan menuju ke arah pintu dengan kaki yang dihentak-hentakkan. Fabian tertawa dalam hati melihat tingkah Febi yang sedang merajuk.

Febi membuka pintu dengan kasar, ternyata Chandra, kakaknya yang mengetuk pintu dengan keras.

"Mau bangun jam berapa pengantin baruuuu?" Sindir abangnya begitu pintu di buka.

"Abang rese iiihh, ganggu orang aja." Suara Febi terdengar manja. Fabian yang mendengarnya cuma geleng-geleng kepala, bangun langsung menuju ke kamar mandi, tak ingin mendengar lagi perdebatan unfaedah abang dan adik manjanya.

"Kami tahu kalian pengantin baru, tapi masa sudah siang gini nggak bangun-bangun. Mamah sama ka Ana dari tadi ngetuk pintu nggak ada yang bukain pintu."

"Ya maaf, orang lagi tidur nyenyak, mana tahu ada yang ngetuk pintu."

"Ya sudah, cepetan mandi, bau!" Chandra pura-pura menutup hidungnya.

Febi yang sudah biasa digoda sang kakak hanya mencebik dan langsung menutup kembali pintu kamarnya. Saat berbalik ke tempat tidur, sudah tak ada Fabian di sana, Febi merapikan tempat tidurnya sampai tempat tidur yang tadinya berantakan sudah rapi seperti tempat tidur di hotel berbintang. Febi memang sangat mencintai kebersihan. Sambil menunggu Fabian keluar dari kamar mandi, Febi duduk di kursi meja rias sambil memainkan ponselnya.

Tak lama Fabian keluar terlihat sudah segar dan rapi, sudah berganti baju pemberian Chandra. Tak ingin terpesona lagi, Febi memilih pura-pura tak melihat, dan langsung masuk ke kamar mandi.

Febi langsung memulai aktivitasnya di kamar mandi. Sedang Fabian duduk di kursi yang tadi di duduki Febi. Melihat tempat tidur yang sudah sangat rapi dengan seprai yang sangat kencang menutupi kasurnya, Fabian tak tega untuk mendudukinya.

Fabian tersenyum, ternyata walaupun istrinya masih muda dan manja, tapi setidaknya bisa melakukan pekerjaan rumah tangga.

Febi yang baru selesai mandi, langsung keluar hanya memakai anduk kimono yang panjangnya hanya sampai setengah paha mulusnya. Saat Febi keluar, Fabian spontan melihat ke arah Febi yang juga melihat ke arahnya, Febi kaget, ingin teriak tapi sadar jika teriakannya hanya akan menghebohkan penghuni rumah lainnya.

Sedang Fabian hanya bisa menelan salivanya, melihat pemandangan indah di depannya.

"Om ngapain masih di dalam kamar? Cepetan keluar!" Febi berbicara tertahan.

"Saya nungguin kamu, malu keluar sendirian."

Febi menghela nafas, mendengar alasan suaminya.

"Ya sudah, balikan badannya, jangan ngintip!"

Fabian yang tak ingin berlama-lama berdebat, langsung membalikan badannya, jika terlalu lama, takut dia tak bisa menahan diri lagi.

Febi segera berlari ke arah lemari pakaiannya, mengambil baju dan perlengkapan lainnya, kemudian masuk kembali ke kamar mandi. Tak mengetahui, jika aktivitasnya diperhatikan suaminya, yang justru melihat jelas semuanya dari cermin di hadapannya, termasuk melihat bagian tubuh Febi yang lain, karena kimono Febi sedikit terangkat saat Febi berjinjit mengambil baju di bagian atas lemari.

¤¤FH¤¤

Febi dan Fabian keluar bersamaan, disambut dengan godaan dari semua penghuni rumah, hanya pak Sofyan yang tak ikut menggoda, tapi dalam hati merasa senang, menganggap keduanya sudah bisa menerima pernikahan dadakan ini.

Pipi Febi sudah memerah, menahan malu, sedang Fabian hanya cuek saja menanggapi candaan keluarga istrinya.

Mamah Ria langsung menyuruh mereka berdua sarapan, karena yang lain sudah selesai sarapan dari tadi. Fabian sudah duduk, tapi tak kunjung mengambil piring untuk makan, malah melihat Febi yang asyik mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Mamah Ria yang melihat itu mengerti jika Fabian ingin dilayani Febi.

"Ambilkan makanan untuk suaminya dong, Feb!"

Febi yang hendak menyuapkan makanan ke mulutnya terhenti, ketika mendapat teguran dari mamahnya. Febi melihat ke arah Fabian dengan pandangan mendelik.

"Ternyata repot punya suami, apa-apa minta diambilkan, apa-apa harus dilayani." Kata-kata yang hanya bisa Febi ungkapkan dalam hati.

Febi meletakan kembali makanan yang hendak ia suap, berdiri mengambil piring untuk suaminya dan mulai mengambilkan nasi goreng beserta telur mata sapi. Kemudian menyodorkan mangkuk sambal dan toples krupuk, Febi belum tahu, apakah suaminya penyuka makanan pedas atau tidak.

Fabian menerima piring yang di sodorkan istri mudanya. Kemudian melirik piring istrinya.

"Kenapa punya kamu telur dadar?"

"Aku nggak suka putih telur, jadi kalau makan telur mata sapi, yang dimakan kuning telurnya aja, mamah suka marah karena putih telurnya dibuang, mubazir kata mamah, jadi sejak kecil khusus buat aku, mamah masak telurnya di dadar jadi telurnya kemakan semuanya." Febi menjelaskan panjang lebar.

"Ko sama ya." Fabian mengguman sangat pelan, namun masih terdengar oleh Febi.

"Apanya yang sama, Om?" Tanya Febi dengan mulut sambil mengunyah. Febi sudah makan beberapa suap, sedang Fabian belum makan satu suap pun dari nasi gorengnya.

Fabian meletakan telur mata sapinya, yang masih utuh ke piring yang lain, dan memotong telur dadar kepunyaan Febi menjadi dua bagian, lalu mengambil setengah bagian dan disimpan di piringnya.

Febi hanya melongo melihat apa yang dilakukan Fabian.

"Saya juga nggak suka putih telur, jadi nggak suka telur mata sapi." Fabian menjelaskan alasan dia mengambil setengah dari telur dadar milik Febi. Setelahnya Fabian mulai menikmati sarapannya yang kesiangan.

BERSAMBUNG

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!