NovelToon NovelToon
Aku, Kamu, Dan Jarak Yang Tak Kasat Mata

Aku, Kamu, Dan Jarak Yang Tak Kasat Mata

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

"Apa yang Dipisahkan Tuhan takkan pernah bisa disatukan oleh manusia. Begitu pula kita, antara lonceng yang menggema, dan adzan yang berkumandang."
- Ayana Bakrie -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jumat 30 September 2016

Orang bilang luka akan sembuh seiring dengan berjalannya waktu. Waktu yang akan mengobatinya. Menghapus setiap lara dan pedih luka itu. Mengeringkan setiap sel-sel yang rusak, menggantinya dengan sel baru yang sehat. Hingga nanti luka itu sembuh meskipun mungkin akan meninggalkan bekas, dan mengenai bekas luka itu, bisa saja terukir abadi di atas kulit atau ikut menghilang seiring berjalannya waktu. Aku harap luka Andra bisa sembuh seiring waktu seperti yang ia katakan. Aku harap luka itu segera menghilang meskipun aku tahu akan butuh waktu yang lama atau bahkan seumur hidup. Aku tak suka saat Andra bersedih, rasa sedih itu seakan-akan ikut tersalur kepadaku. Aku tak suka rasa sesak itu, membayangkan dia sedang menangis hanya ditemani Blue.

Tak banyak yang bisa ku katakan lagi, duniaku masih berputar seperti biasanya, namun bagi Andra, dunianya sedang hancur. Ia sedang terluka. Ia selalu bilang kepadaku, semua orang punya masalah mereka masing-masing. Meskipun semua orang sedang dirundung luka pun, dunia tetap berputar seperti biasanya, maka dari itu ia harus bangkit, meskipun ia tahu akan butuh waktu untuk itu, dia sedang menikmati setiap lara yang ia rasakan. Setelah hatinya terasa lebih ringan, dia akan kembali seperti biasanya, janjinya. Ia hanya sedang terpuruk, sedang membiarkan setiap luka itu basah. Berharap waktu akan menyembuhkannya, karena baginya, tak ada obat lain selain waktu. Ia dan kakak-kakaknya tahu betul tentang hal itu.

Andra sudah tak mengonsumsi obat tidur, dia bisa tidur dengan sendirinya meskipun larut malam. Ia bilang ia masih enggan merangkai diksi yang biasanya selalu menjadi kegiatan favoritnya. Kami masih bertukar pesan, namun aku bisa merasakan ia sedang terluka, hatinya sedang tidak baik-baik saja. Dia begitu tegar. Aku mulai terbiasa saat dia mengirimkanku pesan di tengah malam, atau di pagi buta. Aku terbiasa mendengar semua keluh kesahnya, mendengar ceritanya. Dia bilang tak perlu membalas pesannya, cukup balas saat aku sudah bangun atau seperti biasanya, dia tak ingin menganggu waktu tidurku meskipun aku tak keberatan. Dia bilang dia merasa lebih baik saat mengirimkan semua curahan hatinya kepadaku, terasa jauh lebih baik. Dia bilang meskipun aku mengabaikan pesannya karena bosan, itu tak masalah sama sekali baginya. Ia bilang ia selalu merepotkanku beberapa hari terakhir padahal sama sekali tidak. Aku senang ia bisa berbagi denganku. Aku tahu dia sedang benar-benar terluka.

Andra bilang berat badannya berkurang beberapa kilogram. Ku rasa itu benar, di foto terbaru yang ia kirimkan, pipinya lebih tirus. Dia tidak selera makan akhir-akhir ini, namun tetap ia paksa makan. Ia jarang memasak sekarang, lebih sering pesan antar. Dia tak punya semangat untuk memasak. Blue seakan mengerti kondisi tuannya, dan selalu menemani Andra saat dia menangis, Blue suka tidur di sofa ruang tamu, saat Andra menangis, Blue akan masuk ke kamar dan meletakkan kepalanya di atas dada Andra sambil bersuara sedih. Dia seakan ingin menghibur Andra. Kapanpun Andra menangis, Blue akan datang. Blue tahu jika tuannya sedang terluka. Andra bilang dia ingin mencukur rambutnya agar lebih pendek padahal dia baru saja bercukur minggu lalu. Benar saja, rambutnya cepak sekarang. Sorot matanya, masih terlihat seperti singa yang terluka. Dia yang biasanya ceria dan lantang, berubah menjadi pendiam.

Akhir-akhir ini Andra suka hujan-hujanan, dia sering flu karena hal itu. Saat langit mulai menampakkan warna kelabu yang merata di tempatku, aku mulai bertanya-tanya apakah di tempat Andra juga sama, apa dia sedang jogging di tengah hujan, seperti yang selalu ia klaim jika itu hobi terbarunya sekarang. Ia bilang, semoga air hujan yang turun membersihkan lukanya dari debu sehingga lukanya akan lekas sembuh. Ia bilang orang tuanya semakin sering menghubungi mereka. Memastikan mereka baik-baik saja, jawaban mereka sama, saat ini mereka sedang tidak baik-baik saja, namun akan menjadi lebih baik seiring dengan berjalannya waktu. Keluarga itu sering menangis sekarang. Tante Clarissa bahkan berkunjung ke Jakarta minggu lalu, tinggal dengan Andra selama seminggu. Sedangkan ayah Andra datang ke Singapura, mengunjungi kakak laki-lakinya. Minggu ini giliran kakak perempuan Andra yang dikunjungi Tante Clarissa. Minggu depan giliran Andra yang mendapat kunjungan dari ayahnya. Momen itu mereka manfaatkan untuk mengungkapkan semua perasaan yang mereka pendam selama ini. Andra bilang ia lega mengungkapkan semua perasaannya selama ini kepada ibunya, nanti ia juga akan mengungkapkan perasaannya kepada ayahnya. Dia bilang, itu akan mempercepat penyembuhan luka yang ia miliki. Meskipun ia sadar hanya waktu yang bisa mengobatinya.

Andra bilang, dia selalu tahu jika perceraian orang tuanya akan selalu menjadi opsi suatu hari nanti. Hanya ada dua kemungkinan, orang tuanya berubah saling mencintai atau mereka berpisah. Perceraian orang tuanya yang kini menang, yang akan segera terjadi. Mimpi buruknya. Namun, ia bilang ia selalu berusaha mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk itu, meskipun ia selalu memimpikan keluarganya yang penuh cinta. Dia yakin lukanya akan sembuh nanti, pasti. Ini sudah jadi jalan cerita hidupnya. Mau tak mau, suka tak suka, ia akan menelannya bulat-bulat meskipun pahit dan sakit. Inilah kenyataannya. Dunianya hancur, rumahnya hancur, namun ia akan terus berdiri dan terus hidup, dia masih punya kedua kakaknya sebagai rumah, dia masih punya ayah dan ibu yang akan selalu ada untuknya meskipun mereka tak bersama. Ia masih mensyukuri semua itu. Dia begitu tegar.

Aku selalu memastikan keadaannya, menanyakan apa yang sedang ia lakukan beberapa kali sehari. Ingin memastikan dia baik-baik saja. Aku selalu bertanya jika ada yang bisa ku lakukan untuk membuatnya merasa lebih baik. Dia selalu menjawab, dengan mengirimkan pesan kepadaku itu sudah membuatnya merasa lebih baik. Ia bahkan masih bisa bercanda di saat seperti ini. Aku juga selalu bilang dia bisa menangis kepadaku sesuka hatinya, asalkan ia merasa lebih baik, aku harap itu membantu lukanya cepat sembuh. Dia kini sudah mulai jarang menangis, dibanding minggu lalu, dia menangis setiap malam, dia bahkan bilang saat mamanya berkunjung, dia menangis semalaman di pelukan mamanya seperti anak kecil. Saat bangun di pagi hari, matanya dan mamanya sembab.

Andra sedang menikmati pedih lukanya, ia tak masalah, merasakan sakitnya yang begitu menusuk setiap saat. Meskipun terkadang ia tak sanggup menahannya, tak rela saat membuka mata di pagi hari, ia lebih senang di alam mimpinya, yang ia rasa lebih indah dari kenyataan. Ia membiarkannya, ia bilang jika ia akan baik-baik saja setelah ini. Lukanya akan disembuhkan oleh waktu. Walaupun ia bilang mungkin bekas lukanya takkan pernah hilang sampai kapanpun.

1
nurul hidayati
ceritanya bagus... cuma direct speech nya aj yg agak banyakin.... biar berasa real aj. good 👍🏻👍🏻
Venus Earthly Rose: oke kak, makasih masukannya 🫶🏻🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!