Perjodohan yang sudah berlangsung selama 8 tahun, akhirnya kini berakhir dengan sebuah pernikahan. Ya, Jamie Shaga Richardo akhirnya resmi telah menikahi Sheana Zaen Xavier, putri dari Levi dan Lucia. Namun, dibalik pernikahan itu siapa sangka Jamie menyembunyikan sebuah rahasia besar dari semua orang.
Bahkan tidak hanya rahasia itu yang harus Shea hadapi dalam kehidupan pernikahannya? Akan tetapi, pihak lain yang sudah lama mengincar keluarga Richardo dan banyaknya rahasia dalam keluarga itu akan menjadi jalan terjal bagi pernikahan Shea dan Jamie?
Apakah Shea akan mampu bertahan dengan pernikahannya? Lalu rahasia apakah yang Jamie dan keluarga Richardo sembunyikan? Sheana Zaen Xavier yang akan mengungkap semuanya satu persatu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 04. Ancaman Atau Peringatan
Tak mampu menahan godaan sang istri tercinta, Jamie pun langsung melahap bibir manis Shea hingga suara ketukan pintu menghentikan aksinya. Mau tidak mau Jamie harus membuka pintu kamarnya untuk memastikan siapa yang datang dan mengganggu aktivitasnya dengan Shea.
“Kak Rega?”
“Maaf menganggu waktu kalian, tapi ada hal penting yang harus aku bicarakan denganmu Jamie,” ujar Rega yang langsung melenggang pergi setelah mengatakan itu, hingga terpaksa Jamie harus mengikutinya.
Shea yang melihatnya dari dalam kamar hanya bisa menghela napas kecewa, karena Jamie yang memilih pergi begitu saja mengikuti kakak iparnya tanpa mengatakan apapun lebih dulu padanya. Namun, karena tidak ingin merusak hari bahagianya Shea pun berusaha menepis kekecewaan hatinya dengan berkeliling kamar Jamie yang kini menjadi kamarnya juga.
Puas melihat-lihat kamar miliknya dan juga Jamie, Shea pun berniat menjadi keberadaan Jamie yang tak kunjung kembali sekaligus berkeliling Mansion keluarga Richardo yang mulai sekarang akan menjadi rumahnya.
“Shea, kemarilah sayang!” panggil Mamah Tia saat melihat kedatangan menantu barunya. Dengan senyuman merekah, Shea segera menghampiri Mamah Tia yang tengah duduk santai bersama Papah Phillip.
“Mamah dan Papah sedang apa?” tanya Shea sekedar basa-basi.
“Hanya sedang minum teh sembari menunggu sarapannya disiapkan. Kau sendiri kenapa sudah turun? Dan dimana Jamie?” tanya Mamah Tia setelah memberikan jawaban atas pertanyaan yang Shea lontarkan sebelumnya.
“Aku tidak tahu, Mah! Tadi dia pergi bersama Kak Rega, jadi aku keluar untuk mencarinya,” jawabnya dengan wajah menunduk berusaha menyembunyikan kesedihannya.
“Aahh … Mungkin mereka sedang membahas tentang masalah yang sedang terjadi. Biarkan saja, lebih baik kita sarapan dulu sekarang. Pelayan sudah menyiapkan semuanya. Ayo …”
Mamah Tia berusaha memberikan pengertian kepada Shea. Mamah Tia dan Papah Phillip lantas membawa Shea ke ruang makan.
...****************...
Sementara di taman samping, terlihat Rega dan Jamie sedang terlibat pembicaraan yang cukup serius. Namun, pembicaraan itu bukan tentang pekerjaan melainkan pembicaraan pribadi yang lebih terkesan kalau Rega memberikan peringatan keras kepada Jamie.
“Aku dengar kau menggunakan pesawat pribadi milikku dan bahkan mengancam akan membuat kekacauan di Bandara. Itu memang dirimu atau dirimu yang lain, Jamie?” ujar Rega dengan sengaja menekankan kalimat terakhirnya.
Jamie hanya bisa terdiam, karena di sini memang dia yang bersalah. Melihat sikap diam Jamie, Rega pun tak kuasa menahan senyuman penuh kemenangannya. Sebab hanya Rega dan Jovita yang mengetahui rahasia besar yang Jamie sembunyikan selama dua tahun ini, selain Hugo dan Lysa yang menjadi orang kepercayaan. Bahkan kedua orang tuanya sama sekali tidak mengetahuinya.
“Dirimu semakin tidak bisa terkendali, Jamie! Dan kau malah memutuskan untuk menikahinya secepat ini, apakah kau ingin membiarkan dia mati mengenaskan di tangan dirimu yang lain? Seperti yang telah kau lakukan sebelumnya?” Rega semakin mendesak Jamie yang sejak awal memang merasa bimbang dengan keputusannya.
“Tidak! Aku tidak akan pernah bisa menyakiti Shea. Aku yakin bahwa diriku yang lain pasti tidak akan menyakitinya juga. Namun, bisakah aku mempercayai keyakinanku ini? Bagaimana jika diriku yang lain benar-benar menyakitinya tanpa bisa aku sadari dan kendalikan?” Kini dalam hati dan pikiran Jamie mulai berseteru.
“Dengar Jamie! Jika kau memang tidak ingin menyakitinya, sebaiknya mulai sekarang kau berusaha menghindarinya. Sebab kau tidak tahu kapan dirimu yang lain akan menguasai raga dan pikiranmu. Kau harus menjaga jarak dari Shea, jika tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya. Apa kau mengerti?” ujar Rega menegaskan.
“Jamie bisa mengurus keluarganya sendiri, Rega! Kenapa kau harus ikut campur di dalamnya? Kau bahkan tidak berhak mengatakan itu kepada adikku!” Tiba-tiba Jovita muncul dan menghentikan perbuatan suaminya yang kini jelas sekali memang menginginkan Shea.
“Kenapa kau selalu saja ikut campur—”
“Kau yang selalu ikut campur dalam masalah adikku, Rega! Seharusnya sejak awal aku tidak mengenalmu.” Potong Jovita penuh penegasan.
“Jamie. Jagan dengarkan perkataannya yang barusan. Kakak percaya kau tidak akan melukai orang yang paling kau cintai. Percayalah pada dirimu sendiri, mengerti?” Jovita beralih pada adiknya yang terlihat telah terpengaruh dengan ucapan Rega.
“Tapi Kak ….”
“Hust … Jangan katakan apapun dan percaya saja pada dirimu sendiri, hmm! Sekarang pergilah ke ruang makan, karena istrimu sedang menunggu di sana. Kakak akan menyusul setelah bicara dengan Kakak Iparmu ini.”
Jovita sungguh tidak ingin adiknya menanggung akibat dari keputusannya yang memilih menikahi Rega. Kini dia sudah bertekad akan menghentikan apapun yang suaminya rencanakan kepada adiknya maupun keluarganya. Cukup sudah sikap diamnya selama ini yang mengakibatkan adiknya harus tersiksa seperti ini.
Jamie pun mengikuti perkataan sang Kakak dan pergi ke ruang makan, dimana dia langsung disambut dengan senyuman cantik Shea. Sementara di taman, Jovita dan Rega masih saling berhadapan sebagai musuh bukan sebagai pasangan suami istri.
“Apakah kali ini kau ingin mencoba menghentikan aku?” tanya Rega memastikan dugaannya.
“Ya, aku akan menghentikan apapun yang sedang kau rencanakan baik pada keluargaku ataupun kepada Shea.” Jovita menjawabnya dengan penuh tekad.
“Hahaha … Kau ingin menghentikan aku? Apakah kau sedang bermimpi sekarang, Hah? Jangan harap—”
“Aku akan mengajukan perceraian denganmu secepatnya, karena aku tahu sebanyak apapun aku tulus mencintaimu tidak akan bisa menghentikan obsesimu. Jadi, mari kita berpisah Rega!” ujar Jovita dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
“Apa katamu?”
“Berpisah?”
“Jangan harap itu akan berjalan sesuatu keinginanmu, Jovita! Tidak akan ada yang bisa menghentikan rencanaku, termasuk dirimu. Jika kau berani mengajukan perceraian, maka aku akan memberitahu semua orang bahwa kau juga terlibat dalam kecelakaan yang di alami Jamie saat itu. Atau bahkan aku bisa melimpahkan semua kesalahan itu padamu.” Ancaman sudah mulai Rega lontarkan pada istrinya sendiri.
“Dan kau tahu apa yang akan terjadi, bukan? Papah dan Mamahmu akan sangat membencimu, terutama Jamie … Apa yang akan dia pikirkan begitu tahu kau juga terlibat dalam kecelakaan yang telah mengubah seluruh hidupnya? Dia akan sangat membencimu hingga rasanya ingin membunuhmu.” Sambungnya.
“Jika itu bisa menghentikanmu, maka aku akan melakukannya tanpa ragu sedikitpun Rega!” balas Jovita dengan lelehan air mata yang sudah membasahi wajahnya.
“Mau bertaruh? Aku akan pastikan kau hanya akan mendapatkan kebencian dari keluargamu sendiri, sementara aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan.” Rega mengatakannya dengan penuh percaya diri, hingga membuat Jovita meragukan keputusannya.
“Jangan berani menghalangi aku atau kau menjadi orang pertama yang akan aku singkirkan Jovita!” Ancaman kembali Rega lontarkan, sebelum dia berjalan pergi menuju ruang makan dan meninggalkan Jovita dengan kebimbangan hatinya.
Bersambung ….
Selamat menjalani ibadah puasa yah, kak author 🤗😇🙏