Di jebak oleh sahabat nya sendiri tepat di malam pertunangan nya, membuat Anastasya di tinggalkan oleh calon tunangan nya kerena terpergok di dalam kamar hotel bersama seorang pria yang ternyata adalah Housekeeping di hotel tempat nya menggelar pesta pertunangan.
Pria miskin yang bekerja di bawah suruhan orang, harus menjadi suami nya karena kejadian tersebut.
Seperti apa kisah mereka? Dan bagaimana kelanjutan nya?
Ayo ikuti hanya di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luca Mengetahui Nya
Olivia terus memegang handphone nya yang menampilkan isi dari galeri nya, baru saja wanita itu berfoto di halaman rumah yang menurut nya cukup indah dan berniat meng-upload nya di salah satu media sosial milik nya.
Tetapi ia masih ragu walaupun dua hari belakang ini teman dari wanita yang meminta tanda tangan hari itu terus berdatangan ke kedai coffee tempat nya bekerja.
Bahkan beberapa orang lain yang juga berdatangan karena melihat postingan wanita-wanita itu membuat kedai coffee Andre semakin ramai dan tentu nya membuat Ana kembali percaya diri karena dukungan mereka.
Di saat jari-jari lentik nya sudah berhasil memilih beberapa foto yang baru saja ia ambil di sore hari ini, tiba-tiba di bagian atas layar handphone nya masuk sebuah notifikasi panggilan.
"Luca.." Gumam senang Ana sat melihat siapa yang menelepon nya.
Dengan cepat Ana menjawab panggilan itu hingga fokus nya yang semula berniat memposting foto-foto nya menjadi tertunda.
"Hal--"
"Kamu bekerja tanpa seizin ku?"
Ana membeku mendengar suara berat yang terdengar begitu menekan marah di sebrang sana. Bahkan Ana belum sempat menyapa pria yang ia rindukan itu karena tiba-tiba Luca memotong nya.
"Jawab Anastasya!"
Ana terhenyak kaget mendengar bentakan Luca. Mata nya langsung terlihat berbinar berkaca-kaca.
"I-iya aku bekerja, aku bosan di rumah dan aku hanya bekerja part time"
Terdengar suara Luca yang terkekeh di sebrang sana, tetapi bukan kekehan lucu melainkan kekehan marah dan kecewa yang dapat Ana rasakan.
"Jika aku tidak melihat postingan orang-orang yang menandai akun media sosial mu, mungkin aku tidak akan tau dan kamu terus membohongi ku!"
Kepala Ana menggeleng pelan, ia memang menyembunyikan pekerjaan yang ia lakukan pada Luca. Tetapi Ana juga tidak akan menyembunyikan selama nya, ia akan mencari waktu yang tepat untuk berbicara.
"Maaf,, aku hanya tidak terbiasa diam di rumah. Di tambah harga bahan pokok terus naik dan kita harus membayar kontrakan setiap bulan jadi--"
"Baiklah kalau begitu kamu saja yang bekerja dan aku diam di rumah!"
Ana terdiam, suara Luca terdengar begitu marah hingga akhirnya panggilan itu di akhiri secara sepihak oleh Luca membuat Ana menatap nanar layar handphone nya.
"Apa salah aku punya niat untuk membantu keuangan rumah tangga kita?" Gumam sedih Ana, menggulir layar handphone nya dan membatalkan niat nya yang ingin memposting foto-foto nya.
"Dasar suami menyebalkan!" Ana kehilangan mood nya lantas menaruh kasar handphone nya dan memilih menenggelamkan wajah nya di bantal.
......................
Sedangkan di lain negara lebih tepat nya di negara bagian Asia Timur yaitu China, yang berlokasi di salah satu hotel berbintang di kota Beijing.
Luca membanting handphone nya ke kasur dengan erangan marah nya. "Brengsek!" Umpat nya marah.
Suasana hati nya yang selalu di landa kegundahan karena jauh dari Ana, kini semakin memburuk begitu mendapat laporan dari Alex tentang postingan yang menandai akun media sosial milik Ana sehabis ia pulang dari salah satu perusahaan terbesar di kota itu.
Beruntung nya Alex memberitahu setelah diri nya menyepakati kerja sama antar dua belah pihak itu. Jika sebelum nya mungkin usaha Luca sejauh ini akan gagal dan berakhir di marahi sang Papa karena suasana hati nya.
"Jadi hari itu kamu sudah rapih dan wangi karena mau pergi bekerja bukan nya belanja sayuran huh?"
Napas Luca memburu, wajah nya memerah menahan emosi. Sudah Luca tekan kan ia tidak suka di bohongi dan lagi Ana malah membohongi nya.
Tok.. Tok.. Tok..
"Tuan, ini saya" Ujar seseorang di luar sana.
Luca berjalan ke arah pintu dan membuka nya.
"Ada--"
"Selesaikan semua nya hari ini dan persiapkan kepulangan kita nanti malam" Titah Luca memotong ucapan Alex.
"Baik tuan, akan saya selesaikan hari ini" Jawab Alex tanpa bantahan karena ia tau suasana hati sang bos sedang buruk dan ia tidak mau memperburuk nya.
Brak.
Luca kembali membanting pintu kamar nya setelah mendapat sahutan dari asisten nya, dan hal itu pun membuat Alex yang berada di depan pintu langsung lompat.
"Astaga.." Gumam kaget Alex mengusap dada nya. "Untung aku tidak punya riwayat lemah jantung" Lanjut nya bersyukur.
Tanpa menunggu lagi Alex pun langsung bergegas, mengurus beberapa hal terkait kesepakatan yang pagi ini di sepakati tanpa bermalas-malasan.
Sedangkan di dalam kamar nya saat ini Luca tengah berteleponan dengan sang mertua dengan rahang nya yang terus mengetat.
"Aku mau sandiwara ini harus cepat di selesaikan!" Tegas Luca.
"Lho kenapa? Bukan kah kita sudah sepakat untuk mengakhiri nya setelah Ana menunjukkan rekaman video itu pada kami"
"Daddy seharusnya sudah melihat postingan orang-orang yang menandai akun media sosial milik Ana"
"Sudah, memang nya kenapa? Bukan kah Ana begitu mandiri?"
Luca menggeram tertahan. "Aku tidak suka melihat Ana bekerja, dia akan kelelahan di tambah sekarang dia mengerjakan semua nya sendiri di rumah!"
"Gapapa fisik Ana bagus kok, dia ga gampang kelelahan jadi.."
"Bagaimana jika saat ini Ana sedang mengandung anak ku? Jika dia kelelahan itu akan berakibat fatal untuk calon anak ku dan aku ingin segera membawa nya ke rumah ku!" Potong Luca menahan kekesalan dan emosi nya.
Tidak ada sahutan dari Zico di sebrang sana membuat napas Luca semakin memburu. Ketahuilah sebenarnya Luca pria yang egois dan masih banyak sifat asli nya yang tersimpan.
"Baiklah daddy akan mencari cara, kamu sedikit bersabar lah"
Luca berdehem pelan, tidak bisa berbasa-basi setelah mengucapkan beberapa kata ia pun mengakhiri panggilan bersama mertua nya itu.
"Siall!" Luca kembali mengumpat kesal begitu membayangkan Ana yang pasti mengumbar senyuman nya pada setiap pelanggan yang datang, terutama seorang pria.
"Aku terlalu lengah, seharusnya aku memerintahkan para bodyguard untuk mengikuti mu diam-diam. Anastasya Bezos.."
......................
Sedangkan di kediaman Gates, Zico yang baru saja selesai berteleponan dengan Luca langsung duduk di tepi kasur membuat Liora langsung bergeser mendekati suami nya.
"Ada apa dad?"
"Luca ingin segera mengakhiri sandiwara ini. Dia seperti nya marah karena mengetahui Ana bekerja diam-diam tanpa izin dari nya"
Liora menggeleng pelan. "Anak mu itu kelewat mandiri, dad"
"Anak mu juga" Sahut Zico memeluk Liora yang langsung di balas oleh wanita itu. "Dimana wanita rubah itu?"
"Setelah mommy memberikan black card yang di kasih oleh Luca pada rubah itu, dia tidak pulang-pulang dad. Dan tadi pagi dia pulang hanya untuk mandi lalu pergi lagi"
"Benar-benar menyesal dulu daddy menganggap dia wanita baik-baik dan membiarkan Ana di bodohi oleh dua manusia sialan itu!"
...****************...