Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Melepasmu, Kendrick.
Saat makan siang, Rudi sengaja menunggu Ameera di depan kantor divisi wanita itu. Dia ingat perkataan Ameera tentang wanita itu pernah keguguran dan merasa khawatir.
Karyawan-karyawan wanita yang keluar dari kantor divisi marketing saling berbisik melihatnya disana, Rudi masa bodo tak ingin terpengaruh dengan mereka.
Monic yang melihat lebih dulu, "Itu Pak Rudi, sedang apa di depan kantor kita?"
Kepala Ameera terangkat, dia tak menjawab Monic hanya berjalan pelan menghampiri Rudi. "Lagi ngapain, Pak?"
"Nunggu kamu, ayo."
"Cieee... ada semacam wangi kemenyan nih, eh wangi aroma bunga-bunga cinta, jedug.. jegud... jantung berdebar tak karuan, rasanya ingin selalu memandang tak ingin kehilangan. Ah... aku merindukan kekasihku."
Rudi terkekeh, "Yuk." Ajaknya lagi.
Ameera hanya bisa mengikuti langkah Rudi seraya menggeleng, meskipun mereka datang ke kantin bertiga dengan Monic tapi tetap saja suasana kantin seketika ramai kembali dengan bisikan-bisikan. Apalagi saat Rudi terlalu perhatian pada Ameera, saat wanita itu akan makan dengan telaten pria itu menyiapkan minum dan memasukkan lauk dan sayuran bergizi pada alas makan Ameera. Akhirnya setelah makan siang bubar seantero Perusahaan geger karena kedekatan mereka berdua.
Bahkan terdengar sampai ke telinga Cheril. "Kendrick ada apa? Apa kamu kurang sehat, kenapa wajahmu loyo?"
"Hanya terlalu bergadang, aku juga masih harus mengurus Perusahaanku yang lain." Kilahnya, padahal semalaman dia tak bisa tertidur memikirkan Ameera.
"Hm, ah ya... kamu tau nggak gosip apa yang sedang beredar di kalangan para karyawan sekarang? Ameera dan Rudi adalah sepasang kekasih... katanya tadi saja Rudi dengan romantis menyiapkan makan siang Ameera, sangat perhatian pada adikku. Aku setuju saja sih sama Rudi, di Perusahaan ini dia memang terkenal karyawan paling tampan apalagi orang nya baik dan mudah akrab sama siapapun. Kinerja kerjanya juga sangat baik, aku berharap mereka berdua serius dan menikah."
Brakkk!
Cheril meloncat kaget dari duduknya, Kendrick melempar dengan keras map laporan ke atas lantai.
"Laporan macam apa ini?! Apa semua karyawan disini tidak bisa bekerja?! Kau disini sebagai wakil Presdir, selama ini apa saja kerjamu?"
"K-kendrick..."
Kendrick mengatur nafasnya, "Bawa map laporan itu pergi, aku akan keluar mencari udara segar."
Cheril menatap kepergian Kendrick dari ruangan, matanya berubah suram. "Apa aku harus menggodamu di tempat tidur secepatnya, Kendrick?"
***
Dengan wajah penuh amarah Kendrick masuk ke dalam kantor Divisi Marketing.
Semua mata karyawan menatap kedatangan nya dari sekat meja mereka masing-masing. pasalnya mereka semua sudah mengetahui jika pria itu adalah Bos mereka.
Ameera melihat Kendrick masuk ke ruangan kepala divisi, tak lama kepala divisi keluar ruangan berjalan ke arahnya.
"Ameera, ikut aku masuk."
Ameera ragu tapi dia bangun dari kursi kerjanya dan berjalan mengikuti sang kepala divisi masuk ke dalam ruangan. Tapi saat dia sudah masuk, kepala divisi keluar dan menutup pintu.
Ameera ingin kabur keluar, tapi Kendrick menahan tubuhnya memeluknya dari belakang lalu mengunci pintu.
"Ken-drick, apa yang kamu lakukan?!" Ameera menahan emosinya, seketika wanita itu memegang perutnya.
Kendrick terus memeluk Ameera dari belakang menaruh dagunya di pundak wanita itu. "Aku merindukanmu, bagaimana keadaanmu? Kamu sakit apa?"
"Jangan egois jadi laki-laki, jangan juga menjilat ucapanmu sendiri. Kau bilang setelah berpisah, kita jangan menjadi beban, sekarang kenapa kau membebaniku?"
"Aku hanya tanya bagaimana keadaanmu?"
Ameera menarik nafas pelan, "Baik, aku hanya demam karena gejala flu. Semalam sudah minum obat dan hari ini tubuhku merasa baik."
"Apa kabar yang beredar itu benar, kamu ada sesuatu dengan Rudi?"
"Itu bukan urusanmu, urus saja urusan mu sendiri Kendrick. Kapan kau dan kakak menikah, lebih baik kau secepatnya menikah."
Kendrick akhirnya melepaskan pelukan pada tubuhnya, Ameera berbalik menatap pria itu. "Ayo saling melepaskan Kendrick, jika hatimu masih tak bisa menerima cinta jangan selalu mengangguku. Kau tau dengan jelas, aku juga sama sepertimu... pernah mencintai sepenuh hati dan akhirnya terluka. Tapi, aku tidak akan membenci cinta yang menyakitiku, aku hanya akan berdamai dengan keadaan."
Ameera mengelus wajah tampan Kendrick, "Bahagialah dengan kakakku, aku melepasmu."
Setelah mengatakan nya Ameera berbalik, membuka kunci pintu lalu keluar dari sana.
"Ibu... aku harus bagaimana?" lirih pria itu.
Ameera mengambil tas kerjanya, sepertinya dia harus membuat keputusan secepatnya dan segera pergi. Dia meringis kesakitan, memegang perutnya keluar dari kantor.
Dia berjalan menuju kantor divisi produksi, masuk ke dalam mencari keberadaan Rudi.
Rudi melihat nya, dia dengan cepat berdiri berlari kecil. " Ameera, wajahmu pucat. Ada apa?"
"Aku akan menerima usulmu, ayo lakukan secepatnya," Ameera semakin memegang perutnya erat.
"Tunggu, aku ambil tas kerjaku. Kita ke rumah sakit dulu."
Tak lama mereka pergi ke rumah sakit, akhirnya karena terus merasa kesakitan Ameera harus dirawat inap.