🥉 Juara 3 YAAWS 8
Eklusif hanya di Noveltoon dan pemilik akun Less22, jika ada di tempat lain tau pemilik akun berbeda berarti plagiat! LAPORKAN!
Seorang pria bernama Chasyn, ia hanya anak orang miskin, tinggal bersama ayahnya yang hanya seorang petani di ladang orang, 2 bulan kemudian ayahnya meninggal karena sakit jantung, sedangkan ia tak punya uang untuk berobat dan hanya melihat sang ayah meninggal di pangkuannya.
Hari ini ia bersekolah seperti biasa di sekolah SMAN 4, ia di buli habis-habisan oleh teman sekelasnya, hari itu di malah di suruh terjun dari lantai 4 dan tanpa sengaja, salah satu teman sekelasnya ini mendorongnya dan ia pun jatuh ke bawah.
Seketika ia mati, namun saat di bawa ke rumah sakit, ia mendapatkan system' teknologi canggih yang membantunya untuk berkembang, akhirnya ia pun menjadi penguasa.
Follow Ig, Erna Less22
FB Erna Liasman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Sesampainya di rumah Iyan, Chasyn memberhentikan mobilnya dan di depan teras sudah ada emak dan Abah Iyan yang sudah bersiap-siap ingin pergi.
"Ya udah aku masuk dulu, kamu mau mampir dulu nggak atau tidur di rumahku?" tawar Iyan.
"Lain kali aja deh, ini mendadak banget," tolak Chasyn.
"Hm… ya udah, kamu hati-hati," pesan Iyan.
"Iya," angguk Chasyn. Iyan pun keluar dari mobil. Chasyn pun memutar mobilnya dan membuka kaca jendela mobil.
"Permisi dulu pak, buk," ucap Chasyn tersenyum ke arah orang tuan Iyan.
"Iya, hati-hati," pesan orang tua Iyan dan Chasyn pun melaju pulang ke rumah.
"Siapa itu Yan, bukannya teman-teman mu semuanya geng motor?" tanya emak curiga.
"Temanku yang lain mak, orang kaya baru," ucap Iyan bangga.
Emaknya mangut-mangut. "Ya udah, emak pergi dulu, kamu jagain rumah," ucap emaknya mengingatkan.
"Iya," jawab Iyan masuk ke dalam rumah, sedangkan emaknya lanjut menuju ke rumah yang punya hajat.
Mobil melaju di jalanan dengan santai sekalian Chasyn melihat-lihat lampu jalan yang indah yang sangat jarang ia lihat, ia sangat jarang keluar rumah dulunya, bukan hanya tidak ada tempat tujuan, dia juga malu dan harus menjaga ayahnya.
Sekarang ia bisa menikmati kelap kelip lampu yang menghiasi tempat keramaian kota.
"Hm… lebih baik aku makan dulu deh," ucap Chasyn membelokkan mobilnya menuju salah satu restoran ternama. Ia segera memarkirkan mobilnya di tempat parkiran yang sudah di sediakan.
Saat masuk ke dalam, terlihat Chelsea dan keluarganya ada di sana, sepertinya mereka baru menyantap makanannya karena makanannya masih banyak di piring atau mereka makan yang terlalu lambat.
"Tuan Anda mau pesan apa?" tanya pegawai resto membawakan buku menu dan menyerahkan kepada Chasyn.
Chasyn yang tadi melihat ke arah Chelsea ia tersadarkan oleh pegawai tersebut. "Eh… Aku mau pesan Steak sapi, minuman perisa jeruk peras, itu saja," ucap Chasyn menyerahkan kembali buku menunya.
"Baik Tuan, harap segera menunggu," ucap pegawai itu. Chasyn mengangguk sambil menjalin kedua tangannya.
Chasyn kembali melihat ke arah Chelsea, di sana juga ada pria yang sebaya dengannya.
"Apa itu adalah tunangan Chelsea? Biasanya para keluarga pasti berkumpul untuk makan malam bersama keluarga tunangannya," ucap Chasyn dalam hati.
Chelsea melihat ke arah Chasyn dan ia tersenyum ke arah Chasyn, Chasyn membalas senyuman Chelsea namun ia langsung memandang ke arah lain, ia merasa tak enak hati jika menatapnya lama di kira penguntit lagi.
Chasyn mengambil ponselnya lalu memainkannya.
"Hay, kamu makan di sini juga?" tanya suara seseorang yang datang mendekat.
Dia adalah Amara datang bersama Emeli, mereka berdua sekelas dengan Chasyn juga termasuk orang kaya, mereka pun duduk di kursi kosong di depan Chasyn.
Yang tadinya Chelsea meminta izin dengan orang tuanya untuk menemui Chasyn sebagai teman sekolah, ia mengurungkan niatnya karena kedatangan Amara dan Emeli.
"Hm iya, kalian juga?" tanya Chasyn basa basi.
"Iya, kami justru sering makan di sini, tumben kamu ke sini? Di sini makanan mahal lho," ucap Amara mengingatkan.
"Aku tau, sedikit membuang uang kan tidak masalah," ucap Chasyn.
Amara mengangguk-angguk sambil melebarkan bibirnya ke samping.
"Tuan ini makanannya, selamat makan," ucap pegawai itu meletakan makanan di atas meja.
"Terima kasih," ucap Chasyn.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih